webnovel

Curhat hati suami...

Seminggu sudah setelah ulang tahun jagoan gue dean, curahan hati sera terus mengganggu pikiran gue, terbesit rasa prihatin dan kasihan dengan sera. Lalu gue bisa bantu apa? selain mensupport dan doakan dia.

Apa lagi dia menyimpan rasa bersalahnya yang terlalu dalam, hingga suaminya pun ga tahu dan hanya sekedar angin lewat doank.

Sera tampak ketakutan sekali jika dia pada akhirnya ga bisa memberikan anak ditengah keluarga kecil mereka.

"sayang..." suara dirles menyentak pikiran gue.

"eh, iya.."

"kamu kenapa hem? dari tadi gue perhatikan kamu melamun aja, kenapa sih?"

"ga papa kok sayang."

"sayang..sejak pesta ulang tahun dean, kamu jadi agak aneh gini. Kebanyakan melamun, anak-anak juga jadi kena imbas pasti ada yang ganggu pikiran kamu."

"maaf, gue hanya terlalu kepikiran aja dan maaf kalau anak-anak jadi takut lihat gue." jawab gue menyesal, dirles pun mendekati bahkan memeluk gue.

"sayang, selama kita memilih untuk bersama hidup kembali lagi sepertinya kita selalu dan selalu bahagia, tertawa. Tapi untuk seminggu ini kamu tampak sangat beda sekali sayang, tolong jangan sampai keluarga kecil kita berantakan lagi."

"maaf sayang...maaf..gue tahu salah..maafin gue.." ucap gue sambil balas pelukannya, Dirles pun mengusap punggung gue bermaksud untuk menenangkan.

"iya, gue selalu memaafkan tiap kekhilafan kamu tapi jangan diulangi lagi sayang. Kasihan juga kan anak kita, sha jadi takut lihat kamu kebanyakan diam mulu."

"iya, gue janji sayang..ga akan gini lagi." jawab gue sambil mengangguk.

"ayok sini kita duduk dibalkon dulu." dia menggenggam tangan gue menuju balkon kamar kita.

"sini duduk dipangkuan gue." ajaknya, gue pun ga menolak tawaran dia. Dan sekarang aku duduk dipangkuan dia bahkan menyender manja didadanya.

"bisa cerita sama suami kamu ini, masalah yang mengganggu pikiran mu?" gue pun menatapnya.

"jangan cuma ditatap doank sayang, diceritakan juga." masih bisanya dia goda gue, gue pun menarik nafas sekali.

"sera.." lirih gue.

"sera? kenapa sera? hubungan sama kamu apa?" tanyanya bertubi.

"iya sera, kemarin pas ulang tahu dean kan.."

"he em..?"

"dia curhat sama gue, tentang keluarga kecilnya."

"tentang apa itu sayang? masalah sama james?" gue pun menggeleng.

"sera merasa bersalah sama abang james, dia merasa telah mengecewakan james."

"emang kesalahan apa yang dilakukan sera?  apa dia selingkuh?"

"ihh, bukan sayang..bukan karena itu."

"lah terus?"

"kamu makanya jangan main potong omongan gue donk, kesal sama kamu jadinya."

"wkwkwk, iya..iya maaf sayang..lanjutkanlah." balasnya sambil mengeratkan pelukannya saking gemesnya kali sama gue.

"huh!! Sera belum ada tanda hamil, udah 5 bulan pernikahan mereka tapi belum ada tanda hamil juga. Dia merasa sedih karena belum berisi padahal dia tahu kalau abang james sangat menginginkan kehadiran anak bahkan sera takut kalau pada akhirnya dia beneran ga bisa memberikan james anak."

"sayang...., pernikahan mereka masih tergolong seumur jagung. Oke, gue ngerti perasaan sera tapi dia jangan terlalu memikirkan negatif juga." gue menyimak omongan dirles sambil memilin jari-jarinya.

"setiap wanita yang udah punya suami itu menjadi hal sangat sensitif sayang."

"iya, gue tahu bahkan sangat tahu sayang. Hanya aja sera harusnya optimis donk, kalau dia frustasi gini kan efeknya juga sama james bahkan kesehatan dia sendiri."

"iya sih.."

"lagian james mempermasalahkannya? atau memaksa sera harus bisa kasih anak dalam waktu dekat ini, engga kan?"

"ga sih, justru kata sera kalau james membawa ini santai aja, james selalu mengatakan semua ada waktunya kok dan james percaya kalau mereka akan dipercayakan Tuhan menjaga anak. Itu selalu dikatakan abang james sama sera."

"tuh kan, james aja ga terlalu dibawa stres. Emang ya perempuan itu bapernya kelewat banget, sensitif lagi."

Plukk..!!

"aauww kok dipukul sih sayang?"

"kamu ya kalau bicara itu disaring dulu, pakai otak, pakai hati juga. Gue sebagai wanita tersinggung sama ucapan ngaur kamu." mencoba bangkit dari pangkuan dia namun ditahan dia.

"sayang..sayang..aduh maaf..maaf..maaf kalau omongan suami kamu ini menyinggung kamu." dia mengeratkan pelukannya diperut gue.

"hiks..hiks..karena kalian ga merasakan jadi seorang istri yang ingin buat suaminya bahagia."

"sayang jangan nangis donk, maaf sayang.." dirles membaliikan badan gue untuk menatap dia.

"hiks..hiks..kalau kamu bilang umur mereka masih seumur jagung. Apa kabar sama gue dan green? kita ga butuh waktu berbulan-bulan menunggu anak, kita sangat cepat dikasih Tuhan anak."

"sayang.."

"itu yang dilihat sera dir, hiks..hiks..dia melihat kita yang cepat dikasih anak. Dia membandingkan dirinya yang terlalu lama mendapatkan tanda  hamil dengan gue, gue terluka lihat wajah berharap dia dir.."

Drapp...!!

"iya sayang, gue ngerti..maaf..hanya aja setiap orang berbeda sayang. Ada yang lama ada  juga cepat, ada yang satu bahkan ada juga yang kembar. Cara Tuhan berbeda sayang, maaf karena gue belum mengerti posisi kalian sebagai wanita yang sangat ingin bahagiakan suaminya." dirles mengusap punggung gue.

"lalu gue bisa apa dir? apa yang bisa gue lakukan buat bantu dia? gue ingin membalas kebaikan dia dulu sama kita hiks..hiks."

"sayang hey dengerkan gue.." dirles mengusap kedua pipi gue.

"sera dan james adalah sahabat gue, kamu, josh, julia, reigns dan green. Kita sebagai sahabat hanya mendukung dan mendoakan mereka, kita jangan terlalu ikut campur masuk dalam ranah keluarga mereka apa lagi dalam hal sensitif kayak gini."

"tapi..."

"hey..., engga sayang..ga ada yang bisa kita lakukan sesuai mau kita sendiri, keputusan merekalah yang harus kita dukung." gue masih menatap matanya.

"sayang, gue tahu sera sangat baik sama kita, sebelum kamu membalas kebaikan dia, udah jauh terlebih dahulu kamu baik dan banyak berkorban sama dia. Kamu ga lupa kan sayang kalau kamu mendukung pertunangan tolol kita kemarin."

"hiks..hiks.." isak gue.

"jadi tolong jangan lakukan hal yang lebih tolol lagi, mengertikan sayang..." gue pun mengangguk pelan, dia kembali memeluk gue.

"aku terlalu mencintai kamu sayang.." ucap dirles tulus.

"aku lebih cinta sama kamu sayang." balas gue, dirles pun tersenyum lalu mencium bibir dan kedua mata gue. Dirles, udah banyak berubah untuk gue.

"kita kembali tidur yok, udah terlalu malam sayang." gue pun mengangguk, dirles pun membawa kita kembali ke dalam dengan gue masih dalam gendongannya.

Khristal tidak tahu, bahwa cerita dia tadi mengenai sera udah membuat dirles gelisah. Dirles mulai merasakan aroma ga baik selanjutnya.

"sayang, gue mohon jangan melakukan hal yang bodoh lagi. Kita udah bahagia..., gue terlalu mencintai kamu sayang." ucap dirles dalam hati sambil mengusap rambut khristal yang udah tertidur dalam pelukannya.

****

Sera, istriku sangat pintar mainkan dramanya. Dia tampak bahagia saat bersamaku namun beda saat tidak bersama ku, kayak sekarang ini, dia kembali melamun ditengah lagi masak.

Aku bukannya ga mau cari tahu, hanya aja aku ingin dia yang bicara jujur padaku. Kalau aku tanya juga dia pasti berbohong lagi.

Apakah masalah anak lagi? padahal kita udah bahas ini sebelumnya. Dan dia memahami dan melupakan masalah itu, jadi masalah apa lagi ini? huft, aku akan tetap menunggu dia sampai bicara jujur sama ku dan apa yang mengganggu pikirannya.

"hummm..harumnya.." berpura seperti biasa lagi.

"hey, ihh bikin kaget aja.." kesalnya dengan manja.

"masak apa nih sekarang istriku?"

"hehehe, istrinya masak rendang donk udah lama nih kita ga makan rendang suami.." kalau dia kayak gini hatiku adem banget, inilah dia yang sebenarnya.

"yuhuuu, suami udah lapar nih..makan yok istri.."

"hahaha, ayo..ayo..duh suamiku udah lapal ya? ulu..ulu.." dia mencubit gemes pipiku.

Aku hanya terkekeh aja dan kita pun makan malam bersama dibarengi sama candaan yang bikin kita tertawa.

"hahahaha, apaan sih sayang..mana ada monyet yang ganteng?" sera udah mati tertawa dengar ceritaku.

"ada donk sayang..., cuma satu sih."

"hah? ada sayang? monyet apa itu?" tanyanya penasaran.

"ini., ini monyet gantengnya." aku menunjukkan diriku sendiri.

"APA? Kamu monyetnya?" kagetnya.

"iya.., aku gantengkan?"

"kalau kamu monyet, masa aku menikah sama monyet? ihhhh...ga mau sayang.." keselnya yang udah gelisah.

"hahahahahaha..." tawaku.

"jadi kamu istrinya monyet ganteng donk."

"aarghhh..., ga mau..ga mau jadi monyet ih...."

"hahaha...becanda sayang, ya kali aku monyet? isshh amit..amit dah."

"kamu ya, rasakan ini....."

"aduh..aduh.., sakit sayang..ga bisa nafas suami kamu ini." sera menarik hidung mancungku.

"hahahaha, rasain..makanya jangan jahil. Hahaha.." tawanya puas banget.

"aku merindukan kamu kayak gini sayang, tertawa tanpa beban, kembalilah sayang jadi sera yang sebenarnya. Jangan takut sayang,  apapun masalah kita, aku akan selalu bersama kamu. Aku terlalu mencintai kamu istriku." ucapku dalam hati sambil melihat dia yang masih asyik tertawa ngeledek aku.

~••~••~

(Dirles dan james, para suami yang aduhai sekali 😍😍😍😘😘 lalu, kalau Khristal dan sera mah istri apa ya....??????? 😜😜😜😝)

Bab berikutnya