webnovel

Saling bersandiwara..

Bersabar untuk menunggu sebulan lagi namun lagi-lagi hasilnya negatif, entah udah ke berapa kali aku menyoba test packnya tapi hasilnya nihil.

Aku kembali menangis, teriak dikamar mandi, aku benci dengan diriku ini. Harus berapa lama lagi aku bersandiwara dengan james? ini juga aku lakukan saat james ga dirumah.

Aku memukul perutku berkali-kali, entah apa salahku hingga Tuhan belum mengizinkan aku hamil. Ga hentinya aku menyakiti diriku ini..

"aaaarghh,, hiks..hiks..sampai kapan Tuhan? udah 6 bulan aku belum dapat kepercayaan dari Mu." tangisku.

"apa salahku Tuhan? pliss jangan hukum aku jika kesalahan aku terlalu banyak, hiks.."

"suamiku, lihatlah suamiku Tuhan, dia pria yang sangat baik dan sangat sabar menunggu kehadiran anak, kasihanilah kami Tuhan, hiks..hiks.."

"james, maafkan aku sayang.., aku belum bisa berikan kamu anak, maafkan aku hiks..hiks. Aku tahu kamu juga menahan diri kamu untuk ga menunjukkan rasa kecewa kamu padaku."

"tiap subuh, aku melihat bahkan mendengar kamu selalu menyebut nama anak dalam doa mu, kamu bahkan menangis memintanya sama Tuhan."

"maafkan aku james.., maafkan aku sayang. Kalau kesabaran kamu udah habis, aku rela sayang, aku pasrah untuk kamu tinggal kan. Kamu pantas bahagia sayang, kamu pantas mendapatkan anak, hiks.."

Aku kembali mencurahkan isi hatiku, lagi-lagi aku frustasi lihat hasil testpacknya. Aku mencoba menenangkan diri sebentar, harus kembali lagi seperti biasa, agar james ga curiga.

****

Siang ini aku pulang kerumah sebentar, karena aku selalu makan siang dirumah, aku lebih suka makan masakan istriku.

Suasana tampak baik-baik aja, masih ada candaan dan ketawa. Dan akhirnya makan siang kita pun selesai, cuma istrirahat 30 menit aku pun kembali menuju kantor.

Sera mengantar aku sampai depan, namun ada yang janggal dari ucapan sera, ga seperti biasanya dia nanya aku jam berapa pulangnya bahkan berkali-kali dia bertanya untuk memastikan lagi.

Aku pun mengatakan yang asalan aja, supaya dia ga curiga. Ga lama terlihat senyum diwajahnya tepatnya kelegaan, aku pun pamit ga lupa meluk dan cium dia.

Aku hilang dari pandangannya namun aku ga pergi kekantor, aku memutar balik mobil dan  bersembunyi disekitaran rumah. Akhirnya kecurigaan aku benar, sera keluar dari rumah.

"mau kemana kamu sayang?" ucapku heran.

Aku pun mengikuti mobilnya dari belakang yang cukup jauh agar tak terlihat oleh dia, dan ternyata dia berhenti disebuah apotik.

"apotik? kamu mau ngapain ke situ sih sayang?" dan masih mencoba berpikir sedang apa dia keapotik.

"sial..., pasti beli test pack."

Aku sangat yakin dia beli tespack, apa lagi coba? sakit? ga mungkin karena dia baik-baik aja, karena dia beberapa kali pernah membahas anak.

Tampaknya dia udah selesai belinya lalu berjalan pulang kerumah, aku pun kembali mengikuti dia hingga dia sampai masuk dalam rumah.

Lalu aku keluar dari mobil dan dengan sangat pelan sekali aku membuka kunci pintu rumah agar ga terdengar oleh dia, aku pun berhasil masuk kedalam.

Bahkan berjalan saja aku sangat pelan hingga sepatu aku buka. Kamar, ya aku yakin dia pasti dalam kamar. Syukurnya pintu kamar tidak ditutupnya.

Lagi-lagi aku masuk dengan pelan-pelan dan langkahku terhenti dibalik dinding kamar mandi. Sera, istriku berada dikamar mandi.

Dia lagi mencoba testpacknya dan sekarang dia menunggu hasilnya. Percayalah bahwa aku juga deg-degan menunggu hasilnya, karena harapan sera sama dengan harapanku juga.

Aku yakin harapan kita berdua lagi-lagi gagal, suara teriakan dan suara nangis mengelilingi ruangan, berarti hasilnya adalah negatif. Aku sedih namun aku tetap bersabar kok nunggunya.

Ga lama aku mendengar dia mencurahkan isi hatinya, dia mengucapkan kata yang mampu membuat hatiku terluka.

Sera, istri ku sangat ingin sekali memberiku  anak, dia merasa bersalah dan berkali-kali minta maaf padaku. Padahal dengan bersama sera aja aku udah bahagia sekali, namun dia merasa itu belum cukup bahagia untukku.

Astaga, berarti selama ini dia mengintip dan mendengar doaku tiap subuh? ya aku akui kalau aku selalu berdoa pada Tuhan untuk diberikan anak, kenapa tidak bersama dia?  karena aku ga mau nyinggung anak depan sera dan itu akan membuat dia sedih. Ternyata itu pemicu buat dia merasa mengecewakan aku.

Dan apa lagi ini, kenapa dia bisa berpikir pendek kayak gini, bagaimana bisa dia memintaku untuk pergi meninggalkan dia? itu ga akan mungkin.

Tampaknya dia udah selesai mencurahkan hatinya, aku langsung lari keluar dari kamar bahkan keluar dari rumah dan kembali menguncinya. Begitu dalam mobil, aku kembali menangis melihat dia tadi ikut membuat aku sedih, sera terluka sekali.

"sayang, harus berapa kali aku katakan kalau aku ga akan pernah memaksa kamu untuk kasih aku anak secepat itu."

"hatiku sakit sayang..hatiku sakit melihat kamu kayak tadi."

"hiks, kamu ga perlu minta maaf sayang, ini bukan salah kamu, hanya aja Tuhan belum kasih waktu yang tepat aja. Pliss jangan begini sayang."

"dan tolong hilangkan pikiran bodoh itu, sampai kapan pun aku ga akan pernah meninggalkan kamu, ga akan pernah sayang."

"hiks..hiks, aku sangat mencintai kamu sayang. Aku ga bisa jauh dari kamu bahkan ga bisa pisah dari kamu."

"kita pernah berjanji kalau kita akan selamanya bersama, dan masalah apapun itu akan kita hadapi bersama. Percayalah sayang, semua baik aja."

Tetiba terlintas dipikiran ku untuk menghilangkan kesedihan dia tadi. Kalau dia bisa bersandiwara denganku maka aku pun bisa bersandiwara dengan dia.

****

Setelah aku segar kembali, aku melakukan aktfitas biasa ku dirumah. Lalu aku mendengar suara mobil james.

"Loh itu suara mobil james, kok cepat sekali dia pulang ya, baru aja 3 jam lalu berangkat kantor." aku langsung ke depan menyambut dia.

Ceklekk...!!

"sayangku...istriku.." heboh james.

"james.., cepat amat pulangnya?"

"kok ga dibalas pelukan suaminya hem?"

"wkwkwk, nih udah dibalaskan suamiku." jawabku sambil balas pelukannya.

"nih untuk kamu sayang?" james mengangkat kantongan.

"hey, apa lagi ini sayang? duhhhh tiap hari kasih kejutan, tapi akunya ga terkejut bweee..." ledekku.

"ihhh james.." bisanya dia tiba-tiba cium aku.

"wkwkw, enakkan bibir suaminya." jawabnya kekeh.

"kamu ya, suka banget nyium ga bilang-bilang." kesal ku.

"ngapain di bilang-bilang sayang, nih pegang kantongannya. Lihat apa isinya." ucapnya sambil menutup pintu lalu berjalan ke sofa taman belakang.

"aaaahh, coklat sayang?" teriakku senang.

"he em, coklat. Kesukaan kamukan?"

"ummacchh, yey..yey..makasih suamiku." aku jinjit mengecup dagunya dan kita pun duduk disofa sambil menikmati coklatnya.

"nah gitu donk, teriak ga jelas tapi suka sih suaminya. Wkwkwk.."

"sayang..sayang.." aku mengabaikan dia bicara, terlalu asyik nikmati coklatnya. 

"sayang..hey, ya ampun gegara coklat suami pun diabaikan."

"hihihi..enak.." cengirku.

"hihihi enak.." mengulang ucapan sera.

"hahahahah, kesel amat kayaknya ya sayang. Nih aakk rasakan coklatnya dulu." aku pun menyuapkan coklat berbentuk bola ke mulutnya.

"enakkan sayang.."

"nyam..nyam..enak banget...manisnya dapat.."

"terus mana manisan sama aku?"

"manisan coklatnya.."

"james.." sontakku.

"kenapa kaget?"

"kamu bilang manisan coklatnya dari aku?"

"emang manisan coklatnya, kenapa sih? kok kesel gitu mukaknya."

"auh ak.."

"duh..duh.., ada yang cembulu ya sama coklatnya. Ya ampun lucunya...istri siapa sih ini.."

"istri orang.."

"enak aja, istri akulah.."

"hahahaha, udah..udah..hahah udah james geli." james menggelitik aku.

"huh..huh.., capek.." ucapku setelah habis ketawa.

"capek ya?"

"iya, istrinya capek."

"sayang..."

"hem?"

"berenang yok.."

"berenang ga ya.." jahilku.

"ayolah sayang.., romantis nih berenang disore hari ditemani coklat."

"hahaha ada aja kamu.." aku meraup wajahnya saking gemesnya.

"kelamaan ah.."

"james.." teriakku.

James dengan sesuka hatinya menggendong ku dan bahkan dengan kurang ajarnya dia ikut menyampakkan aku kedalam kolam renang.

Byurrrr...!!

"jamesss...." geremku.

"bodo amat mau kayak singa mukak kamu, yang penting kita ena..ena..disini." plukk..!!

"sayang.."

"kamu ya, asal ngomong aja."

"kan cuma kita berdua disini sayang. Ga apalah.."

Lalu tiba-tiba aku mencium aroma ga enak nih dari james setelah dia buka baju kemejanya, wajah genitnya mulai lagi deh. Apa lagi sekarang mau dilakukannya?

"aku yang buka atau kamu hem?"

"ihh, james ga usah genit deh.."

"fix, berarti aku yang buka."

"hahahahaha.., dasar suami tengil."

James membuka pakaianku, kali ini dia sungguh banyak drama, membuka aja pakai lama segala, kan greget akunya.

Dan akhirnya kita pun sama-sama polos dikolam renang ini. Aku ketawa lihat aksi gila kami berdua, apa lagi lihat baju kita terapung diatas air.

"sayang bajunya udah jauh tuh.."

"biarin aja, yang penting kamu nya jangan jauh dariku.."

"dasar gombal kamu.."

James hanya kekeh aja dan kami pun berenang bersama, james sesekali menjahili aku saat berenang tapi aku suka.

Itulah keseharian kita berdua, james selalu punya cara ngembalikan moodku, untung aja dia ga melihat gilaku tadi dikamar mandi.

Aku membelikan coklat kesukaan dia, dan aku tahu saat dia kesel, bete dan pastinya coklat bisa bikin moodnya baik. Aku juga membuat momen indah, berenang disore hari dibarengi ketawa, jahil. Hanya aja dia ga tahu kalau aku telah melihat dia frustasi tadi.

~••~••~

(James dan sera romantis banget kalau ga terlihat masalah. 😍😍😍)

Bab berikutnya