webnovel

Ungkapan Isi hati (Khristal & Mama Sharon)

Saking takut dibombardir pertanyaan dari mama Sharon, gue pun mencoba mewanti-wanti percakapan kami. Syukur lah mama akhirnya menghentikan percakapan kami dengan alasan nanti Dirles marah karena terlalu lama nunggu. Gue pun menghela nafas tenang, ga lupa gue juga pamit keluar sama mama dan menghampiri Dirles diruang tamu.

"Loh, dirles mana ya?" tanyaku heran.

"Hemm, jangan-jangan dia udah dikamar lagi, main pergi aja tuh anak, katanya ada tugas gue belum selesai. Apaan sih maksudnya." ucap gue sambil matikan tv.

Gue pun beringsut naik keatas. Gitu sampai depan kamar Dirles, gue jadi bingung sendiri. Masuk ga ya..masuk ga ya.., gue jadi takut sendiri. Baru aja gue megang gagang pintu, gue kaget karena pintu kamar udah duluan dibuka sama dia dengan wajah sebel gitu, emank salah gue apa lagi sih."

Cekleek...!!

"Ehk,"

"Napa lo? kaget?"

"Engga kok"

"Ngapain aja sih lo sama mama? kok lama banget?"

"Hem, tadi kita sempat sidikit cerita sih."

"Jangan bilang lo ngadu ama mama yang sebenarnya."

"Ih, apaan sih. Engga ya. Ya kali gue cerita sama mama, emang gue mau bikin mama sakit. Kagak lah."

"Oh.." balas dia sambil masuk kamar. Sementara gue masih mematung depan pintu.

"huft, dia ga ajak gue masuk. Berarti kita tidur dikamar masing-masing donk" batin gue. Baru aja gue balikkan badan, suara Dirles menghentikan langkah gue.

"Eh...eh.., lo mau kemana? ngapain lo masih diri disitu?" ucapan dia ngebuat bola mata gue melebar, seriuskah dia bicara itu.

"Hah! gue mau kekamar lah."

"Haisssh, lo ga amnesia kan sama kesepakatan kita tadi?"

"I..i..ingat sih" cicit gue.

"Lah, trus kenapa lo masih diri distu?"

"Lo ga ajak gue masuk, jadi gue kira tidur dikamar masing-masing."

"Maksudnya? Ooh jadi maksud lo, gue ajak lo sambil rangkul gitu? halu deh lo?"

"tuh kan, suka banget sih lo buat gue sakit hati dir, ingin gue bilang sama dia tapi ga bisa". ucap gue dalam hati

"Hey, malah melamun lagi lo." sentakan dia ngebuat gue tersadar. Tanpa babibu gue langsung masuk kamar dengan lupa mengunci pintu. Gitu masuk gue malah tambah bingung. Gue mau tidur dimana ya. Sementara dia udah asyik dikasur. Gue mencoba beranikan diri menyentuk kasurnya. Dan lagi-lagi penolakan yang gue dapat.

"Siapa yang izinin lo nyentuk kasur gue." tetiba ucapan dia ngebuat nyali gue ciut.

"Maaf, tapi gue tidur dimana ya?" tanya gue.

"Tuh," balas nya sambil nunjukin sofa dekat jendela.

Nafas gue semakin sesak. Semenjijik tu kah gue dimata dia. Tega lo dir, gue hanya pasrah ga mau debat lagi sama dia. Udah terlalu sakit rasanya cara dia perlakukan gue. Gue pun menuju sofa yang udah disediakan satu selimut biru muda.

Tega sih gue ama dia? Iya pasti tega lah ya kan? Tapi jujur gue juga grogi sama dia. Malah kami satu kamar lagi malam ini. Sebenarnya rencana gue dia tidur dikasur dan gue disofa tapi nth kenapa mulut ini jadi kebalik berucap ya. Ga mungkin kale gue ralat ucapan gue tadi yang ada dia kira gue grogi lagi sama dia.

Sampe sekarang gue juga belum bisa bobo. Gue masih kepikiran dengan posisi tidur dia sekarang. Ingin sekali gue pindahin dia kekasur bukan ganti posisi. Maaf khris, hati gue masih nolak.

Meskipun gue udah rebahan disofa gue belom bisa tidur karena apa? karena gue belum mencium kening dirles dan belum juga mengucapkan kata " i love you suami" yang sudah setiap hari gue lakukan tiap malam sebelum gue tidur. Suara gerakan kasur yang ga beraturan petanda dia belum sepenuhnya tidur. Dan gue masih setia nunggu sampai dia bener terlelap.

Mata gue masih setia nya terbuka dan gue hanya bisa menatap punggung dirles dari belakang ingin sejali gue meluk dia tapi tuh cuma mimpi! gue cuma bisa tersenyum meliat dia dari belakang walau sejahat apapun dia menyakiti gue.

Sejam lebih lamanya gue menunggu akhirnya dia beneran tertidur nafasnya uda sangat teratur. Dan gue pelan-pelan bangkit hampiri dia.

"Hey sayang, kamu enteng banget ya tidurnya. Seperti ga ada beban. Beda sama aku. Beban banget tidur kalau belum seperti ini. Hihi.. Belum ngobrol sendiri ama kamu, belum ngecup kening kamu bahkan belum bilang cinta ke kamu, hihihi" kikik gue pelan sambil ngelus keningnya.

"Maaf ya sayang, aku cuma berani disaat kamu tidur, aku takut kalau bilang langsung, kamu nya marah besar sama aku." bisik gue pelan yang masih setianya ngelus rambutnya bersamaan gue menyandarkan pipi gue kekeningnya.

"Aku sebenarnya takut pisah sama kamu, aku takut ga bisa liat kamu lagi. Aku takut ga da yang bisa jagain aku dari orang jahat, walaupun kamu sendiri udah jahatin hati aku." kali ini mata gue udah memanas, bersiap-siap air mata jatuh.

"Tapi, kalau berpisah ngebuat kamu bahagia. aku bisa apa? aku cuma ikutin mau kamu aja, tapi walaupun kita cuma sebentar aja, aku bahagia pernah bersama kamu pernah jadi istri kamu"

"James dan Julia, menyuruh aku tuk pertahankan kamu, tapi kalau kamunya aja ga lirik aku dan ga cinta ama aku, gimana bisa aku pertahankan kamu."

"Tapi hanya satu yang perlu kamu tahu sayang, bahwa cinta ku tulus buat kamu. Kalaupun kita pisah aku ga akan berpaling ke pria mana pun." air mata pun jatuh tapi gue langsung mengapus kembali.

"Hiks..hiks, ya udah ini udah malam kita tidur aja ya. Selamat malam sayang. Dan i love you suamiku.." akhir ucapan gue ga lupa ngecup keningnya. Setelah itu gue balik kesofa untuk melanjutkan tidur yang tertunda.

Tiada yang tahu diantara Dirles dan Khristal. Bahwa kegiatan Khristal mulai dari ngobrol, ngelus, ngecup bahkan ungkapan cinta Khristal ke Dirles telah didengar oleh mama Sharon. Mama Sharon mendengar dan melihat semua dibalik pintu.

Jangan lupa kalau Khristal lupa kunci pintu kamar, jadi dari awal mama sharon memang niat memastikan kalau mereka tidur sekamar atau tidak, jadi mama mengintip mereka dibalek pintu yang dibuka sedikit.

Dan Kecurigaan mama sharon akhirnya terjawab dengan nyata tanpa sandiwara, ingin sekali mama Sharon memeluk Khristal meminta maaf atas sikap Dirles yang sampai sekarang menolak menerima Khristal sebagai istrinya.

Tidak ingin anak dan menantunya mengetahui dia berada didepan kamar mereka. Mama Sharon memutuskan kembali kekamar. Begitu sampai kamar barulah mama sahron melampiaskan kesedihannya dengan cara menangis dan memaki dirinya sendiri

"Hiks..hiks.., maafkan mama sayang. Maafkan mama..hik.. hiks.., kenapa kamu bohong sama mama sayang. Apa Dirles mengancam kamu sayang? hiks.. hiks, mama gagal didik kamu Dirles menjadi pria yang bertanggung jawab dan menyanyagi wanita terutama istri kamu."

"Mama belum mau ikut campur urusan keluarga kalian. Mama cuma bisa berdoa supaya kalian tetap bersama. Mama hanya menunggu kejujuran kalian sendiri."

"Hiks..hiks.. Maafin aku juga Kathrin, gara-gara anak ku dirles anak mu jadi semakin terluka semakin menderita. Maafkan aku belum bisa memberikan kebahagian sama Khristal sesuai janji kita, tapi percayalah semua akan indah seperti keinginan kita." isi ungkapan hati mama Sharon.

Bab berikutnya