webnovel

Ungkapan hati Khristal & Dirles

"Khristal......., arghh." teriak gue terbangun dari tidur dengan nafas yang ngos-ngosan. Gue melirik jam menunjukkan pukul 04.00 masih subuh ternyata.

Gue masih mencoba mengatur nafas, tetiba mata gue mencari keberadaan dia. Dengan sekali hentakan nafas akhirnya gue lebih merasa tenang. Dia masih dalam keadaan tidur yang begitu tenang dan damai.

Ada yang tahu gue kenapa teriak nama dia? gue mimpi!! tadinya gue mimpi masih hal yang indah. Dimana dia menyatakan cinta sama gue dan meyakinkan dengan mengecup kening gue. Cinta gue ternyata tidak sebelah tangan, sayangnya gue udah terlanjur nikah sama Sera.

Ingin sekali gue juga mengatakan hal yang sama dengan dia, tapi telat karena dia mengatakan bahwa semuanya baik saja. Dia pergi, iya, dia pamit untuk pergi dari gue.

Saat sadar dari pikiran sendiri, gue berlari mengejar dia. gue ga mau kehilangan dia lagi, tapi semua sia-sia. Dia pergi semakin jauh, lebih buat gue bingung adalah dia bergandengan tangan dengan mami dan papinya. Apa maksudnya ini? gue pun teriak memanggil namanya.

Sekarang gue berada depan dia, tepatnya jongkok menatap dia yang lagi tidur. Gue keingat mimpi yang barusan terjadi.

"Khris, kenapa gue tetiba mimpiin lo sih?" ucap gue pelan.

"Gue mimpi ternyata kita memiliki perasaan yang sama, hanya saja kita ga menyadari satu sama lain."

"Tapi ada hal yang paling gue takut kan Khris, lo pergi ninggalin gue. Lo pergi barengan mami dan papi. Apa arti mimpi itu Khris?" semakin lama gue memandang dia, semakin nyes rasa nya hati ini,mengingat sikap gue ke dia. Tanpa disadari tangan gue keangkat mengelus lembut kepalanya.

"Gue takut kehilangan lo Khris. Gimana pun sikap gue ke lo, gue tetap sayang sama lo Khris, sayanggg banget. Hanya aja hati kita didunia nyatanya ga saling memiliki perasaan seperti dimimpi tadi."

"Tapi rasa sayang gue ke lo masih kalah sama rasa cinta gue ke Sera. Gue cinta banget sama Sera, lo tahu itu kan?gue harap kita masih bisa bersama walau kita berpisah nanti." kali ini gue kebawa sedih, gue pun menghapus rintihan air mata gue yang masih dipelupuk sebelum jatuh kepipi.

"Mengenai pria yang lo suka, gue harap dia membalas perasaan lo. Dan gue berdoa semoga lo juga bahagia jika bersama dia." akhir ucapan gue bersamaan gue ngecup kedua mata nya yang masih terpejam, kemudian pergi kebawah, kedapur mungkin.

Begitu gue mendengar suara pintu kamar ditutup kembali. Barulah gue membuka mata. Gue mendengar semua ucapan Dirles. Hati gue beneran nyesek, ingin sekali mngatakan bahwa ungkapan cinta gue di mimpi itu adalah kenyataan. Air mata gue jatuh setelah dia mencium kedua mata gue. Ada rasa bahagia sekaligus sedih.

"Hiks.. Hiks, kenapa cuma gue yang cinta sama lo Dir."

"Andaikan didunia nyata juga lo memiliki perasaan yang sama gue, kita pasti bahagia.hiks..hiks.."

"Hati gue sakit Dir, saat lo mengatakan dengan tegasnya bahwa sayang lo ke gue kalah dengan rasa cinta lo ke Sera."

"Apa yang dibuat Sera ke lo Dir, sampai-sampai lo ga bisa hidup tanpa sera dir, hiks..hiks.."

"Asal lo tahu Dir, pria yang gue suka bahkan gue cinta itu lo Dir, elo Dir.. Hiks.. Hiks, lo dir cowok yang gue harapkan bahagia bersama gue bukan orang lain. Andai lo tahu itu. Apa lo akan menerima kenyataannya?hiks..hiks.. 😢" tangis gue semakin pecah.

"Tapi gue berterima kasih sama lo Dir, karena rasa sayang tuh ga hilang ke gue. Gue akan mencoba merima apa yang akan terjadi selanjutnya."

****

Pagi pagi mama Sharon dikagetkan dengan Dirles yang tertidur disofa ruang tamu. Mama Sharon pun menghela nafas, sepertinya mama merasakan ada hal yang aneh tapi mama sharon berusaha bersikap biasa aja.

"Hey..hey Dir.., nak bangun ih.." kata mama sharon sambil nepuk bahu Dirles.

"Mmm...,"

"Bangun bocah, kenapa kamu bisa tidur sini hey?"

"Astagaa, Dirles ketiduran mama."

"Ketiduran gimana? memangnya kamu ga tidur dikamar tadi malam? Trus istri kamu tidur sendiri donk"

"Aishhh, mama pagi-pagi udah cerewet amat sih. Tadi malam Dirles tidur dikamar, trus kebangun karena haus mama."

"Nah, trus kenapa ga kekamar lagi?"

"Tadinya Dirles ga ngantuk lagi ma, jadinya dirles nonton, trus ketiduran deh. Gitu loh mama.."

"Oh, jadi istri kamu masih dikamar donk, ga niat bangunin gitu? Udah jam 6 ini."

"Aduhh mama, ntar lagi juga bangun kok, dia itu kerajinan malah bangun pagi."

Tap.. Tap.. Tap..

"Nah, tuh baru aja diomongin udah nampak batang hidungnya." mama pun menoleh ke arah yang dituju.

"Ekh, pagi ma.."

"Pagi juga mantu.."

"Mama udah bangun aja sih, kan Khristal belum siapin sarapan. Mama tunggu bentar ya. Mama pasti lapar ha makanya kebangun."

"Aduh, sayang kamu so sweet banget sih. Mama bangun bukan karena lapar sayang. Memang mama bangun seperti ini kan biasanya."

"Heleh..heleh.., pagi-pagi udah drama aja kalian ini." sahut Dirles dari belakang.

"Diem deh lo, nyari masalah lagi lo sama mama ya.." balas Khristal.

Langkah Dirles semakin mendekat kekhristal, awalnya ingin ngebalas ngerocos Khristal. Tepat berhadapan dengan khristal. Dirles terkejut, ngeliat ada yang aneh dari wajah khristal, perasaan tadi saat dia menghampiri Khristal wajah dia masih tenang adem gitu, ini kenapa sperti habis nangis. Apa dia mendengar ucapan dirles tadi ya? tapi dirles mencoba kalem aja dulu.

"Cerewet amat sih lo, persis kayak mama. Huft.." ucap gue tepat didepan wajah imutnya. Gue rasa dia grogi ini.

"Ih...., apaan sih lo." balas dia sambil meraup wajah ganteng gue.

"Kampret, asin tangan lo woi. Maen raup sembarangan aja habis ngapain sih lo?"

"Ihh, enak aja lo ngomong ya, tapi... Hehe..iya gue habis nyebok."

"Khrissss....taaa....llll....," geram gue menahan marah."

"Apa lo...apa lo.." anjirr anak ini makin menjadi aja

"Auk akh..., awas lo..., jorok banget jadi cewek." gue geser tu tubuhnya.

"Hahaha...., emang enak Dir." ucapnya sambil melet lidah.

"awas lo ya.." balas gue sambil berjalan menuju kamar mau siap-siap kekampus.

"Makan nya ga usa buru-buru juga Dir." sewot mama.

"Udwaahh..mwauu..thyeahh..ma.."

"Kamu ngomong apa sih? habis kan dulu makanan nya baru bicara." Dirles pun mendadak langsung nelannya.

"Udah mau telat mama.."

"Siapa suruh lama dikamar, tadi aja sok mau siap-siap."

"Ketiduran dibathup tadi ma..hehe."

"ehh,, dasar kamu ya. Untung Khristal ada, kalau engga bisa beku itu pedang kamu."

"MAMA..!! ngeres banget sih pikiran mama." ucap Dirles karena kagetnya

"Hihihi, peace sayang mama. Habis nya mama gemes sama kamu. Tapi jangan sampai beku ya. Ntar Khristalnya kesulitan."

"Astaga..MAMA!!" wkwkwk kali ini Khristal yang kaget.

"Hahaha, lucu kalian dua ya. Ga usah malu gitu akh sama mama."

"aish, kok bisa ya papa tahan sama mama yang pikirannya nauzubilah ya ampun.."

"Hek..hek., gini-gini papa mu betah sama mama."

"Akh, mampus lah kalau lama-lama bicara ama mama, yaudah Dirles pergi dulu ya ma." kata gue sambil melangkah. Tapi langsung henti karena suara mama.

"Hey.. hey, main pergi aja kamu bocah, ada yang tinggal ini." hah maksud mama apa ya? gue jadi bingung.

"Apanya yang tinggal sih ma?"

"Lah, jadi istri kamu ga bareng sama kamu berangkatnya?" gue pun tepok jidat. Kok bisa lupa sih.

"Haihhh, gegara mama ini. Ayo sayang kita pergi aja. Bahaya kalau udah lama sama mama." drama gue lagi nih.

"Ekh," kagetnya.

"Yaelah, kok ekh sih sayang. Udah ayo." gue pun merangkul pinggangnya.

"Bye..bye mama." ucap Dirles sambil lambaikan tangan. Sementara Khristal cuma senyum aja mungkin syok karena tingkah aneh gue ini.

"Cuit...cuit..., hati..hati sayang.." teriak mama semangatnya dan gue cuma acungkan jari jempol aja.

Bab berikutnya