webnovel

Makan Bersama

"Cukup dahulu saja mereka berkorban hal besar untukku ,kali ini aku akan mencari tau semua sendiri tanpa membawa kesulitan pada mereka, Bismillah " tekad dalam hati sosok Fatimah Az Zahra.

'''' Sebelum pulang dari sekolah ''''

Ibu Marwah dan pak Dani berjalan sedikit tergesa kearah Zahra, Ibti, dan Ardi. Ketiganya memandang aneh pada kedua gurunya, yang tidak lain adalah sepasang suami istri.

Saat di depan ketiga muridnya itu bu Marwah berkata sambil terengah - engah karena cara jalannya yang terburu - buru.

"Ra lebih baik kamu sekarang pulang ya nak, biar dianter pak Dani sampai asrama! "ucap bu Marwah setelah bisa mengatur nafasnya kembali.

Zahra pun bertanya" ada masalah apa bu? kenapa saya harus pulang? apa saya telah berbuat kesalahan yang teramat fatal atau apa pun itu tolong katakan bu! saya akan menerima apa pun yang akan terjadi, jadi saya mohon katakan alasannya! "pertanyaan dan permohonan beruntun keluar dari mulut mungil Zahra.

"Maaf Zahra kita belum bisa memberitahukan apa yang terjadi, sekarang lebih baik kamu bapak anter pulang yuk, sekalian Ibti sama Ardi juga pulang bareng bapak" terang pak Dani.

Zahra tau pasti apa yang terjadi, semua terlihat dari perubahan sikap dari teman - temannya dan juga kedua guru yang berdiri di depannya. Sekarang ia sudah cukup dewasa untuk tau dan mampu menghadapi masalah dalam hidupnya. Ini sudah waktunya dirinya mengerti apa yang sebenarnya terjadi baik dulu, apalagi yang kini.

Ketiganya hanya mengekor pak Dani menuju parkiran, mereka hanya patuh saja pada sepasang guru ini, mungkin memang belum saatnya mereka tau sebenarnya.

"""" """"

Sampailah keduanya di ruang makan bergaya lesehan, desain yang terinspirasi dari ruang makan di Jepang. Desain ruang makan lesehan seperti ini sangat fleksibel, karena bisa dengan mudah memindahkan furniturenya jika ruangan tersebut akan digunakan untuk keperluan lainnya.

Konsep lesehan ini bisa jadi pilihan pihak asrama untuk menyiasati keterbatasan ruang. Selain itu, kebersamaan antar penghuni asrama pondok bisa meningkatkan ikatan kekeluargaan.

Konsep ini juga memiliki banyak sekali keuntungan yang berhubungan dengan kesehatan. Seperti bisa meningkatkan pencernaan, mampu menenangkan fikiran dan saraf, dan efek kesehatan lainnya yang berhubungan dengan postur tinggi.

Zahra dan Ibti segera duduk karena anak - anak sudah menunggu.

"Syukurlah Fatimah kamu dateng juga, kalau enggak ,mungkin adek - adek mu ini gak ada mau makan karna gak ada kakaknya"kata bu Welas, dan memang Zahra dan Ibti yang paling besar dari anak - anak lain yang tinggal di asrama. Selain itu, mereka sudah merasa nyaman dan tergantung dengan kehadiran kedua kakak nya itu.

"Maaf ibu"sesal Zahra karna membuat semua orang menunggu dirinya.

"Udah ga pa pa,sekarang baiknya cepet makan keburu dingin nanti!" perintah ibu Wati.

" Do'a dulu, ayo dipimpin" peringat nya lagi.

Zahra memimpin do'a sebelum makan bersama ,diikuti semua orang yang telah duduk bersila di atas karpet.

Bahagia itu sederhana, yang perlu kemewahan untuk menggapainya,kebersamaan saja sudah mampu menerbitkan seulas senyuman manis dari setiap hambanya.

- Fatimah Az Zahra -

Bab berikutnya