webnovel

Botol Kecap

Penulis: gulajawir
Umum
Lengkap · 69.6K Dilihat
  • 10 Bab
    Konten
  • peringkat
  • N/A
    DUKUNG
Ringkasan

Untuk 17++ "Jadi Botita itu yang elegan jangan kayak Botol Kecap dicrot sana dicrot sini ... Enek tau!" Aku tidak menggubris celotehnya.

Chapter 11. Thom

Aku tersenyum, menatap cermin yang memantulkan bayanganku. Wajah innocent-ku terlukis jelas di sana. Alis cetar membahana bagai alis Shin Chan, hitam dan tebal. Mata sipit seperti orang Asia Timur. Rambut poni miring ala tokoh 'Pete' dalam serial Boyslover Thailand yang bertajuk 'Love By Chance'. Kesan unyu juga terlihat saat aku tersenyum melebarkan bibir ranumku dan sedikit memamerkan gigi kelinciku. Aku menarik gemas pipiku yang terlalu chubby. Walau terlihat cute, tapi aku jadi seperti botie-botie lenjeh. Namun, aku menyukai apa yang ada pada diriku. Lebih dan kurang tetap aku mensyukurinya.

Thom

''Thomas!'' seru Emak dengan suara cemprengnya menyebut namaku, ''handphone-nya bunyi, tuh!'' lanjutnya.

''Iya ... Mak!'' sahutku sembari menyemprotkan parfum ke sekujur tubuh idealku, tidak gemuk dan tidak juga kurus. Tidak berotot, tetapi tidak juga lembek. Aku juga tidak tinggi, tetapi tidak pendek-pendek amat. Sedang-sedang saja!

''Angkatlah, Thom! Berisik Emak mendengarnya!'' Emak mencabut gadget-ku dari colokan charger-nya dan membawakannya masuk ke kamarku.

''Emak lagi konsen nonton Sinetron India, nih!'' kata Emak lagi sembari menaruh HP itu di tanganku.

''Iya, Mak!'' Aku nyengir sambil melirik ke layar smartphone-ku, ada sebuah nama tercetak di sana. Edo calling ... ''terima kasih, Mak!'' tambahku, namun Emak tidak menggubris dan langsung ngeloyor ke ruang keluarga untuk nongkrongin layar TV kembali.

Well, aku pun segera mengangkat panggilan telepon dari Edo, salah satu teman karibku.

''Hallo!'' sapaku.

''Thom ... lo ada di mana? Udah jalan belum?'' sahut Edo dari balik telepon selulernya.

''Nih, lagi dendong, bentar lagi mau OTW!'' balasku.

''Ya elah, pakai dendong segala kayak mau nge-lenong aja!'' timpal Edo ketus.

''Hellowww ... kita 'kan mau jelong-jelong, masa' tampil dengan muka kusut kayak baju habis dijemur 'kan bisa nurunin harga pasaran gue, Neng!''

''Hehehe ...'' Edo terdengar cengengesan saja.

''Siapa tahu di sono ada cowok-cowok kece, 'kan bisa kita godain siapa tahu ada yang nyantol ... Cuss bungkus deh!''

''Hahaha ... dasar botol gatel!''

''Anjayyy ... maklumlah gue udah lama men-jendes, jadi sawah gue udah kering kerontang, Cyiin ... butuh semprotan manjah buat ngebecekin, hahaha!''

''Hahaha ... ya, dah terserah lo, jangan pakai lama, yes! Gue udah nunggu nih, di tempat biasa!''

''Okay deh ... bawel iiihhh!''

Tut ... tut ... tut ... sambungan telepon terputus.

Aku menghela nafas panjang, lalu tanpa banyak cingcong lagi aku segera cuss ... pergi menghampiri teman laki-laki yang doyan batangan juga itu, hehehe ... sama sih, kayak aku!

''Mak ... Thom mau pergi!'' seruku setengah berteriak.

''Ya, hati-hati Thom!'' sahut Emak dari ruang tengah.

''Assalamualaikum!''

''Waalaikumsalam!''

Dan tak lama kemudian, ngeng! ... bersama motor kesayanganku, aku melenggang menyusuri jalanan aspal menuju tempat di mana Edo sudah nangkring menunggu kedatanganku. Dengan hati yang riang, aku menerobos udara sore yang masih memancarkan gelombang panas matahari senja. Hari ini bersama Edo, aku berencana mau nonton film terbaru yang sedang tayang di bioskop. Entahlah, film genre apa yang akan kami tonton. Apakah horor, komedi atau romantis? Apa pun filmnya yang penting bisa menghibur kami.

Setelah menghabiskan waktu kira-kira 15 menit, akhirnya aku tiba di tempat, di mana Edo ber-standby.

''Thom!'' Edo melambaikan tangannya menyambut kehadiranku. Wajah cerahnya nampak jelas tersorot sinar senja. Kulitnya putih, tapi putihan aku, dikit. Alisnya melengkung seperti bulan sabit, rapi semacam karya sulaman, matanya bulat terang berwana kecoklatan seperti mata kucing. Hidungnya lumayan mancung, mancung ke dalam. Dan bibirnya merona berkilau seperti bibir lonte, Ooopsss! Edo memang Pretty Boy yang cucok marucok tapi manly act walaupun terkadang agak-agak ngondeka tunggal ika, hehehe ...

Edo

''Hai ... Edo re mi fa sol!'' sahutku sembari mendekatinya.

''Ulala ... tampilan lo cetar, seperti Princess Syahrini kecebur got!'' timpal Edo sembari memperhatikan aku dengan seksama.

''Anyinnngggg!'' Aku menabok bahunya yang rada gempal.

''Hahaha ...'' Edo tertawa ngakak.

''Buruan yuk, Neng, kita Cusss!'' kataku.

''Tunggu, Thom!'' timpal Edo.

''Nunggu apa lagi, sih?''

''Gue nungguin Radit.''

''Hah ... Jadi lo ngajak BF?''

''Iyes ...'' Edo mengangguk sambil meringis.

''Capcay deh!'' Aku menepok jidat.

''Hehehe ...'' Edo hanya nyengir kuda.

Anda Mungkin Juga Menyukai

Istri yang Kupungut Terlalu Galak

Ketika Feng Qing lahir, ia terjual kepada sebuah pasangan dari pegunungan akibat kelalaian rumah sakit. Enam belas tahun kemudian, orang tua kandungnya membawa dia pulang dari sebuah desa kecil di pegunungan, dia mengira hidupnya akan menjadi lebih baik, tapi ternyata tidak. Tidak hanya dia tidak mendapat cinta dari orang tuanya, adik angkatnya membuat dia menjadi buta. Pada akhirnya, orang tuanya menikahkannya dengan seorang pria tua di usia lima puluh tahunan. Pada hari pernikahannya, Feng Qing melarikan diri dari hotel dengan deretan pengawal yang mengejarnya. Dalam situasi genting, dia memanjat masuk ke dalam mobil hitam yang terparkir di pinggir jalan. Di kursi belakang mobil tersebut duduk seorang pria tampan di mana kekejaman yang dingin terus-terusan terpampang di wajahnya. Dia terlihat seperti orang yang tidak bisa disepelekan. Feng Qing menepuk-nepuk tangannya yang kotor. "Jadi, pak, saya perhatikan bahwa wajah Anda terlihat sangat kesepian. Bagaimana menurut Anda memiliki seorang istri yang sekarang telah menawarkan diri kepada Anda?" Xie Jiuhan umumnya dikenal sebagai Kesembilan Master. Dia adalah penguasa Kota Ibu Kota dan mempunyai kepribadian yang tidak terduga. Dia keras kepala dan kejam. Para sosialita di Kota Ibu Kota menggunakan segala cara, tapi tak satupun dari mereka yang berhasil menyentuh bahkan ujung pakaian Kesembilan Master. Dari hari itu, gosip mulai tersebar di Kota Ibu Kota. Kesembilan Master, yang biasanya menghindari wanita, membesarkan seorang istri kecil di rumah besar dan memanjakannya sepenuhnya. Kesembilan Master: "Istri saya terlalu lemah untuk merawat diri sendiri." Dokter: "Lalu, siapa wanita itu yang bisa memecahkan lutut seseorang dengan satu tendangan?" Kesembilan Master: "Istri saya dulu hidup di desa, dia tidak pandai dalam pelajarannya." Mahasiswa di Universitas Ibu Kota: “Istri Anda terus mendapatkan nilai tertinggi dalam setiap ujian. Jika dia tidak pandai dalam pelajarannya, kami ini apa? Bodoh?" Kesembilan Master: “Istri saya sangat pemalu. Dia belum bertemu banyak tokoh penting atau figur-figur terkemuka." Masyarakat: “Tolong diam!" Otoritas terkemuka di bidang kedokteran, profesor ilmu pengetahuan, dan sutradara internasional terkenal mengantri di luar rumah Anda, memohon untuk bertemu dengannya! Ya, istri Anda belum pernah bertemu dengan tokoh penting atau figur-figur terkemuka sebelumnya karena dialah sosok paling terkemuka di sini.

Yishen · Umum
Peringkat tidak cukup
397 Chs