webnovel

*Order of Imperial Knight (1)

*pada bagian ini diambil dari latar belakang hero Tigreal di dalam game Mobile Legends dan Order of Imperial Knight ini memang melekat dan menjadi bagian sejarah dalam kisah Tigreal. Tentu saja kisah Order ini akan didominasi oleh imajinasi penulis.

Semoga teman2 menyukai kisah Alufeed dan kawan2 ini 🙏

***

"Tigreal, perhatikan posisi pedangmu!"

Seorang Mentor pria bernama Carl berteriak memperingatkan Tigreal muda yang kala itu haus akan pelatihan ilmu pedangnya. Dia sedang berlatih di dekat danau dengan beberapa anggota yang tergabung dalam Order of Imperial Knight milik mendiang ayahnya di Kota Empire. Dari semua anggota yang tergabung, Tigreal merupakan satu-satunya kesatria yang paling berpotensi dan pandai dalam menggunakan senjatanya. Banyak anggota lain yang dia kalahkan dan belum ada satu pun yang berhasil merobohkannya.

Tigreal menurunkan tamengnya lalu memutar-mutarkan pedangnya di tangan dan menancapkan ujung pedangnya di tanah berumput. Dia mengakhiri latihannya karena tidak ada lagi lawan yang maju. Semua anggota memutuskan beristirahat.

"Kau harus selalu mengangkat pedangmu saat menghadapi jeda dalam pertarungan. Kau tidak akan pernah tahu apa yang terjadi saat kau lengah menurunkan pedangmu," ujar Carl begitu Tigreal duduk di sebuah batu besar di dekatnya.

Tigreal mengusap peluhnya dengan handuk yang sudah dia bawa. "Maaf, aku terlalu meremehkan lawan. Akan kuingat ucapanmu, Master."

Lalu seorang Mentor yang lain datang menghampiri mereka berdua. Seorang wanita.

"Jika hal terpenting saja kau bisa lupa, bagaimana kau bisa melindungi orang lain? Bahkan Alucard yang jauh lebih muda darimu saja tidak sepayah kau," kata Luca dengan nada mengejek.

Tigreal tertawa kecil. Dia tidak tersinggung sama sekali karena sudah terbiasa mendengar kritikan yang lebih pedas lagi dari kedua mentornya itu.

"Jangan samakan aku dengan putra anda, Master Luca. Tentu saja dia jauh lebih kuat dariku," ucap Tigreal.

Luca tersenyum. "Jalan Alucard masih panjang dan dia masih butuh banyak belajar. Kalau saat ini dia memang lebih hebat darimu, maka dia yang harus melindungimu. Seharusnya kau yang jadi pelindungnya, dasar anak bodoh ini."

Tigreal menggaruk tengkuknya. "Haha... maaf, maaf. Percayakan padaku. Dengan kekuatanku, aku akan melindungi dia sebaik mungkin."

"Kemampuanmu memang sudah berkembang cukup pesat, Tigreal. Namun ada satu hal yang harus kauingat, kau tidak boleh sombong dengan kekuatan yang kaumiliki. Kau paham?" sahut Carl menasehati.

"Aku mengerti."

"Bagus."

Lalu Carl bertepuk tangan sebanyak tiga kali sebagai tanda supaya seluruh anggota Knight's of Imperial Order berkumpul di depannya. Luca sudah berdiri di sampingnya. Tigreal pun turut beranjak dan bergabung dalam barisan teman-temannya yang lain.

"Kalian sudah berlatih dengan sangat baik, kami bangga dengan kerja keras kalian. Pekan depan kalian akan menerima sebuah misi uji coba. Jika misi kali ini berhasil maka kalian berhak masuk ke tahap berikutnya, yaitu tahap pertahanan tingkat tinggi. Jadi kalian harus lakukan tugas ini sebaik mungkin."

Semua anggota tampak sangat berantusias. Terdapat keceriaan dan pengharapan di raut wajah mereka, termasuk Tigreal. Bagaimanapun caranya dia harus bisa lolos dalam misi uji coba kali ini.

"Boleh kami tahu apa tugas kami dalam misi uji coba itu, Master?" tanya seorang anggota yang lain.

Carl mengangguk. "Tentu. Kami akan membocorkannya sekarang supaya kalian bisa mempersiapkan diri."

Lalu Carl mempersilakan Luca untuk menerangkan lebih lanjut.

"Misi uji coba pekan depan adalah... memburu iblis."

"Memburu iblis?" gumam Tigreal.

Sebelum Order of Imperial Knight terbentuk, Tigreal sudah sering bertarung dengan banyak iblis dan mengalahkan mereka. Membantai para iblis sudah menjadi hal yang biasa baginya. Dia tidak mengira mentornya akan memberi misi uji coba seperti itu.

"Kami ingin dalam misi ini kalian lebih menggunakan insting kalian. Meskipun lawan kalian adalah iblis-iblis yang biasa kalian hadapi, kalian tidak akan pernah tahu apa yang akan terjadi setelahnya. Selemah apa pun musuh kalian, jangan pernah meremehkan mereka. Kalian adalah kesatria yang kuat, jangan sampai lengah barang sedetik pun. Sampai di sini kalian mengerti?" tegas Luca.

"Mengerti, Master," jawab seluruh anggota secara serempak.

"Bagus."

"Baiklah, kalian bisa kembali ke Markas," imbuh Carl.

Semua orang bubar dengan membawa senjata dan peralatan mereka masing-masing. Kecuali Tigreal. Dia masih berdiam di tempatnya.

Carl dan Luca yang juga ingin bersiap pulang pun mengurungkan niatnya untuk kembali.

"Ada apa, Tigreal? Ada yang kaupikirkan?" tanya Carl.

Tigreal mengangguk. "Aku hanya penasaran kenapa misi uji cobanya adalah memburu iblis."

"Apa masalahnya?" tanya Luca. "Apa itu terlalu mudah untukmu?"

Tigreal menggeleng keras menanggapi perkataan Luca. "Bukan begitu, kupikir misi kali ini akan sedikit lebih berbahaya karena kalian sudah menentukan tahap tingkat atas sebagai hadiah pencapaian."

Carl tersenyum. "Terus terang saja, Tigreal. Apa kau memang yakin dan percaya diri akan dengan mudah menyelesaikan misi uji coba kali ini?"

"Kau perlu bantuan, kan?" lanjut Luca.

Tigreal mengusap ujung hidungnya. Sorot matanya tegas menatap kedua mentornya penuh keyakinan. Ada senyuman senang yang mengembang di sudut bibirnya. "Itu sebabnya aku sangat menyayangi kalian," ucapnya sambil menggenggam pedangnya kembali.

"Begitu juga kami," kata Carl. Dia mengambil satu pedang di tangan Luca.

Tigreal tersenyum puas. "Kalian memang selalu tahu apa yang kuinginkan. Aku tidak boleh meremehkan lawan selemah apapun mereka, bukan? Begitu juga dengan misi pekan depan. Aku memang menganggapnya misi kecil tapi aku ingat ucapan anda, aku tidak boleh lengah dengan sesuatu hal yang kecil."

"Kau memang sangat cerdas, Tigreal," puji Luca.

"Terima kasih. Aku memang membutuhkan kalian untuk bertarung denganku."

"Dengan senang hati," ucap Carl.

Ketiganya kini kembali berlatih, satu lawan dua. Carl dan Luca bersedia membantu Tigreal sekaligus ingin lebih merasakan tingkat kekuatan yang dimiliki kesatria muda itu.

Tigreal yang memiliki potensi luar biasa dalam dirinya pun tak merasa kesulitan ketika harus melawan dua mentornya sekaligus. Suatu kehormatan baginya dapat berduel dengan dua orang yang paling dia hormati dan dia kagumi.

Dalam hati, Tigreal bersumpah kelak harus bisa melampaui keduanya untuk menjadi seorang kesatria Empire yang sejati.

Bab berikutnya