Setelah mendatangi makam Zhe Quan, Xiao berencana membawa Hao Nan kesebuah tempat. Di perjalanan Xiao masih memperdebatkan masalah tadi.
"Untuk apa Tuan Hao mempertanyakan pendapatku?. Hati, hubungan dan takdir itu saling berkaitan. Jika ada hubungan tanpa hati, itu ibarat berjalan tanpa arah. Jika ada hubungan tanpa takdir, itu ibarat berjalan tanpa ujung. Jadi.. Hubungan seperti apa yang Tuan Xiao inginkan?". Kata Hao Nan membalikkan pertanyaan.
"Haha…Nona Hao Nan, kamu wanita yang menarik. Kamu mempertanyakan hubungan seperti apa yang aku inginkan?. Tentu saja, hubungan yang terjalin karena hati dan takdir. Dari dulu aku selalu menentang takdir hingga membuat Zhe Quan tiada. Jadi.. Menurutmu apa kita di takdirkan untuk menjalin sebuah hubungan?".
Wajah Hao Nan seketika merona merah mendengar perkataan Xiao barusan. Demi menghindari pertanyaan Xiao lebih jauh lagi Hao Nan mencoba mensudahi pembicaraan mereka.
"Berhentilah bermain lempar jawab pertanyaan Tuan!. Aku tidak ingin tanpa sengaja membuka luka lama diantara kita"
Di perjalanan mereka tiba-tiba saja di kejar dua mobil pick up dengan masing-masing memegang senjata api. Hao Nan melihat mereka dari balik spion kaca mobil.
"Tuan Xiao, sepertinya kita sedang di buntuti mobil di belakang kita".
"Tenang Hao Nan, mereka hanya ingin bermain kejar-kejaran dengan kita. Kencangkan sabuk pengamanmu, aku akan sedikit menambah kecepatan untuk menghindari mereka".
'Siapa yang melakukan ini? Apakah mereka orang suruhan Ayah, atau orang lain?'.
Xiao menambah kecepatan menjadi dua kali lipat, mobil Sport memang di desain untuk di kendarai dengan kecepatan tinggi.
"Tuan Xiao, apa kamu akan membunuhku? Ini terlalu cepat!". Teriak Hao Nan.
"Apa kamu tidak bisa diam?. Jika kamu ingin mati konyol di tangan mereka, maka aku akan menurunkanmu sekarang juga!".
'Dia menakutkan sekali! Apa seperti ini keadaan Xiao jika sedang terdesak?'.
*Doar..! Doar..!*.
Mereka melepas tembakan, Xiao yang mengemudi dengan kecepatan tinggi mulai kehilangam kendali atas mobilnya.
"Hao Nan, lepas sabuk pengamanmu! Kita akan lompat dari mobil ini. Sepertinya mereka sengaja menembak ban mobil ini untuk membuat mobil lepas kendali".
*Doar..! Doar..!*
"Kurang Ajar..! Mereka benar-benar tidak ingin melepaskan kita!". Kata Xiao kembali.
"Apa Tuan Xiao sudah gila? Kita akan lompat dari mobil ini?. Kalau tahu akan begini jadinya aku tidak akan ikut pergi denganmu hari ini!" Teriaknya dengan nada kesal.
"Maafkan aku karena telah menempatkanmu dalam bahaya Hao Nan. Tapi kita tidak ada banyak waktu lagi, Kita akan lompat ke dalam sungai. Cepat lepas sabuk pengamanmu!". Perintah Xiao dengan tegas.
Di sepanjang jalan yang mereka lewati hanya ada jurang dengan sungai yang dalam di bawahnya dengan pegunungan yang menjulang tinggi.
Hao Nan melepas sabuk pengamannya begitu juga Xiao Hui. Melihat mobil yang dibelakang mereka terus mengejar, Xiao Hui berisiatif untuk terjun kedalam jurang.
"Hao Nan bantu aku lepas jasku. Cepat! Jangan membantah! Dan pakai itu untuk melindungi dirimu".
Hao Nan membantu Xiao melepas jasnya untuk menutupi tubuhnya.
"Sekarang dalam hitungan 3 kita akan lompat. 1.. 2.. 3.. Lompat!".
Xiao memeluk Hao Nan erat dan mereka melompat dari mobil yang masih di kendarai dengan kecepatan tinggi. Tubuh mereka menggelinding menuju jurang terjal yang terdapat sungai dibawahnya.
*Bryuur..!*.
Mereka terjatuh dari tebing tinggi menuju sungai yang dalam. Mobil Xiao menabrak pegunungan dan terbakar.
Mobil pick up yang mengejar mereka terhenti melihat mobil Xiao terbakar. Salah satu dari mereka menfoto mobil yang terbakar sebagai barang bukti.
"Lapor Boss..! Mobil target telah terbakar di area pegunungan kota ChinZey".
Para pria yang mengejar mobil Xiao pergi meninggalkan TKP setelah melihat bukti mobil Xiao terbakar.
Xiao yang masih setengah tersadar saat hanyut di sungai memeluk erat Hao Nan yang pinsan karena terbentur bebatuan. Tubuh mereka babak belur, Xiao mulai berenang di antara arus yang deras untuk menepi.
"Hao Nan bertahanlah! Sebentar lagi kita akan sampai!".
Pandangan mata Xiao mulai kabur, tenaganya mulai terkuras habis. Setelah berenang cukup jauh akhirnya Xiao bisa menepi di antara pinggiran tebing yang terjal.
Dia mengangkat Hao Nan dan membaringkannya di atas rerumputan didekat tebing, dia mulai memeriksa kondisi Hao Nan. Xiao melihat denyut nadi dan nafas Hao Nan, Dia melepas Dasi yang dia pakai untuk membalut kepala Hao Nan yang terluka, tubuh Hao Nan dingin,
"Tubuhmu terlalu dingin Hao Nan!". Xiao mencium Hao Na untuk memberi nafas buatan, dia melakukan CPR. Dia akhirnya membuka kancing kemejanya dan membuka atasan Dress Hao Nan. Dia memeluk Hao Nan erat di tutupi dengan Jas.
"Maafkan aku karena melakukan ini Hao Nan. Aku terpaksa". Tidak berselang saat Xiao akhirnya pinsan di pelukan Hao Nan.
***
Malam beranjak begitu cepat, Perlahan Xiao terbangun dan mendapati Hao Nan masih dalam keadaan pinsan. Xiao memakaikan kembali Dress dan Jas di tubuh Hao Nan dengan mata tertutup.
"Aku harus mencari pertolongan atau tempat berteduh. Ini sudah terlalu malam dan tubuh Hao Nan masih menggigil kedinginan".
Xiao perlahan bangkit dan membawa Hao Nan dalam pelukannya menyusuri pinggiran tebing berharap menemukan tempat untuk berlindung.
Xiao melangkah cukup jauh, perasaan khawatir mulai menyergapnya melihat wajah Hao Nan semakin pucat.
"Bertahanlah sebentar lagi. Aku mohon!".
Di saat Xiao hampir pupus harapan, dia menemukan gua yang cukup dalam untuk menghindar dari serangan hewan buas yang berada di hutan tepi tebing. Di membawaya ke dalam Gua dan membaringkannya.
"Aku pasti akan membawamu keluar dari sini dengan selamat. Jadi bertahanlah!". Kata Xiao, dia mencium kening Hao Nan.
Sore Kakak...
maaf ya Kalau author bikin novel romance pasti ada action atau Fight nya. soalnya suka ajh sama yang bau" fight.
di tunggu ulasan dan kritik sarannya yah.. karena itu sangat membantu author.
dan jangan lupa Vote dan bintangnya
Happy Reading