Aku terbangun dengan mata sembab, terduduk sebentar sembari sedikit menenangkan diri. Sebelum beranjak dari kapuk empuk ini, pikiranku masih terdiam pada suatu kejadian hari lalu. Rasanya seperti terulang kembali cerita pahit yang pernah kudengar dari cerita Kakung waktu aku kecil. Ibu bagiku sudah hilang, hilang tenggelam sedalam – dalamnya yang membuatku enggan untuk mengingat bahkan mengenalnya lagi.
"Ah sudahlah kalo aku pikir terus tambah setres pikiranku ini" kataku sambil terbangun dari kasur dan berjalan ke arah cermin.
Setelah terduduk di bangku depan cermin aku sedikit menyingkapkan rambut panjangku yang semakin panjang menjuntai ke bahu.
"Potong rambut aja kali ya, siapa tau kan new hair new me haha" gumamku sambil sedikit meringis ke arah kaca persegi panjang yang sedikit retak di pinggirnya karena kulempar botol serum kacaku waktu itu.
"Kringgg kringgg kringg" Belum aku mengambil gunting di laci tiba- tiba terdengar suara dering telfon kembali mengusik pagiku ini. Beranjaklah aku ke arah gagang telfon, tanganku menggapai telfon yang ada di meja dekat kasur.
"Halo ,selamat pagi dengan siapa saya berbicara?" suara malasku saat menyapa mungkin akan membuat penelfon jengkel pagi ini.
"Halo Zhen, ini aku Fira. Formal banget deh nyapanya"
Kukira suara yang sama seperti hari- hari kemarin, ternyata si Fira. Fira adalah teman sebangku saat SMK, sekarang dia melanjutkan pendidikannya di Universitas Negeri di daerah Solo. Sudah lama sekali aku tidak mendapatkan kabar darinya, nomer whatsapp nya pun sudah hilang. Sebenarnya aku mempunyai banyak rekan, akan tetapi aku tidak begitu dekat dan berbaur dengan mereka sejak SMK, hanya Fira yang sering menghubungiku. Semenjak lulus kita lost kontak, pikirku dia juga sudah menemukan teman baru, ternyata dia masih menyimpan nomer telfon rumahku. Mungkin juga dia mencari – cariku selama ini.
"Heh Fira , kemana aja kamu, udah lama nggak berkabar. How are you ? Kuliahnya lancar kan ?" girang sekali aku membalas suara judesnya haha
"Aku nyariin kontak kamu, kangen banget sama Zhenda omg. Aku nggak kemana – mana Nda, sorry lama banget ngga ngabarin kamu karena emang aku sibuk kuliah dan hp ku yang lama udah rusak. Kabarku baik Nda,kuliahku juga Alhamdulillah berjalan semestinya hahaha. Apa kabar kamu ? "
Fira juga salah satu orang yang aku percaya, walapun agak menyeramkan dan galak. Aku bersyukur sekali dapat menyapanya kembali via telfon.
"Wihhh anak kuliahan sibuk banget kayaknya yee, kangen kamu juga Pir, syukurlah kalau semua berjalan baik. Kabarku baik juga Nda "
"Alhamdulillah , eh gimana udah punya moodbooster belum ? hahaha "
Ah ledekan itu lagi "Kurang ajar ya kamu, aku masih stay single dong, moodboosterku Kakung aja deh gamau yang lain"
"Iya maaf deh cantik wkwk, oh iya Kakung sehat kan Nda ? Jogja gimana, aman kan ? "
Ketawa khas Fira sambil meledekku , sial. Perbincangan cukup panjang dengan Fira membuatku lupa diluar gerimis semakin deras. Pagi hari , gerimis, cuaca yang asyik untuk memejamkan mataku kembali, sembari membuat lucid dream hahaha.
"Kakung sedikit kurang enak badan beberapa hari ini Fir, doain ya semoga ga berlarut sakitnya. Biasalah kecapean aja Kakung tuh. Jogja aman dong, kamu kapan pulang ke Jogja, aku sudah lama ga hunting angkringan sama kamu nih. "
"Semoga cepat sembuh ya buat Kakung. Iya Nda rencananya akhir bulan ini mau pulang, nanti aku kabarin lagi. Aku minta nomer whatsapp kamu dong Nda biar aku bisa liat story puitismu lagi ahahaha"
"Sial ya kamu kangen status whatsappku saja ternyata haha , catet ni kosongg delapan satu tiga... " selesai kusebutkan 12 digit nomer whatsappku , Fira berpamitan meninggalkan suaranya di otakku.
"Oke sip, udah aku simpen ya, nanti aku chat kamu via wa aja ya Nda. Yaudah nih aku mau lanjut aktifitasku dulu , mau nyuci baju. Derita anak kost nih , hmmm"
"Siap Firaku, semangat untuk hari ini dan selanjutnya ya. Chat aku cepat, jangan nunggu setahun , ilang lagi nanti hahaha"
"Iya manusia sajak, bye Wassalamu'alaikum"
''Awas ya kamu kalo balik ke Jogja, bye wa'alaikumussalam wr wb"
Aarghhhh serasa sangat singkat, senang sekali pagi gerimis kali ini disambut suara Fira, sedikit menenangkan dan menyingkirkan perasaanku yang kacau ini.
Daritadi aku mengobrol dengannya sambil berdiri, pegal juga kakiku. Kali ini aku mandi pagi , berjalanlah aku ke arah kamar mandi dengan langkah mantap.
****
Setelah selesai mandi dan mengenakan baju maroon polos lengan pendek dan celana pendek hitam aku berjalan ke kamar Kakung. Sambil memanggil namanya aku berjalan melewati ruang tengah.
"Kakungggg oh Kakungggg, Kakungg dimana ?" suara kerasku kali ini sepertinya terdengan sampai rumah tetangga hahaha, sambil terus berjalan aku melihat ke arah dinding dekat kursi ruang tengah , terpampang frame berisi kertas hitam putih fotoku waktu umur 4 tahun yang digendong Kakung, aku dibuatnya tersenyum.
"Iya Zhendaa, jangan teriak- teriak Kakung tidak budek. Ambilkan Kakung air hangat sekalian di dapur Nda." Perintahnya dengan suara yang masih terdengar gagah.
"Siap Kung meluncur" berbalik arah menuju dapur mengambil gelas berisi air hangat yang Kakung perintah tadi. Segera kutuangkan termos isi air panas ini dan kutambah air dingin agar air nya tidak terlalu panas, seperti pinta Kakung.
Lanjut berjalan ke kamar Kakung
Sreetttttttttttt
Kubuka pintu , kuliat Kakung masih berbaring di kasurnya pagi ini, setelah ku dekati Kakung mulai bangun dan terduduk du atas kasurnya.
"Nih Kung, air hangat pesanan Kakung" sambil kusodorkan ke arahnya , segera ia raih gelas yang kusodorkan ke arahnya.
"Makasih Ndok, kamu sudah mandi ? Tumben mandi pagi " katanya tak percaya kalau cucu perempuannya sudah mandi sepagi ini.
"Ngejek sekali Kakung, hari ini aku mau nyari- nyari loker Kung di media sosial, tau ngga Kung media sosial ? haha, buat kesibukanku kan kata Kakung waktu itu"
"Nah begitu, baru cucu Kakung , semangat sekali sepertinya pagi ini, lagi kasmaran ? " canda Kakung yang membuatku tertawa
"Hahaha ada- ada saja Kakung, ya nggak lah , tadi ada Fira menghubungi lagi, tadi juga dia doain Kakung biar cepet sembuh. Dia yang membuat Nda jadi semangat hari ini"
"Nduk Fira to, salamin dari Kakung semoga lancar kuliahnya di Solo, suruh main lagi kalau pulang ke Jogja Nda "
Kakung memang pendengar terbaikku selama ini , semua kuceritakan ke Kakung , dan memorinya juga masih bagus. Semua hal yang ada di kehidupanku kubagikan ke Kakung, bagiku Kakung adalah paket komplit.
"Iya Kung, nanti ku sampein. Aku ke kamar dulu ya Kung, nanti kalau butuh bantuan apapun itu, ambilkan makan dan yang lainnya teriak aja Kung , aku selalu siap sedia buat Kakung"
"Iya Nda"
Setelah masuk ke dalam kamar aku duduk di atas kasur lalu membuka laptop, kucari – cari loker yang dekat rumah. Pandanganku tertuju pada loker menjadi barista di Coffe Shop Sewon, kebetulan lokasinya dekat rumah, hanya sekitar 10 menitan kalau menunggangi sepeda motor. Segera ku hubungi nomer whatsapp.
****
Tenang, akan ada jeda sebentar pada kali ini. Jeda untuk sekedar menghirup nafas dengan nyaman. Pada akhirnya nanti akan datang masanya.