Zen lalu menatap dua patung berbentuk monster bermata satu pada kedua sisi pintu tersebut. Saat tatapannya sampai pada kedua patung tersebut, tiba – tiba saja patung tersebut mulai retak dan memunculkan monster dari baliknya.
Namun sebelum monster itu terbebas, Zen tanpa pikir panjang langsung menebas monster yang berada disebelah kiri pintu tersebut. Suara terjatuhnya benda besar mewarnai sunyinya tempat itu, namun Zen langsung mengarah menuju monster yang berada disebelah kanan.
Kedua monster itu sudah tergeletak. Zen lalu membelah tubuh mereka setelah menyerap beberapa status yang berguna, lalu mengambil sebuah batu sihir yang menjadi kunci dari ruangan tersebut.
Zen lalu membuka pintu besar yang dihalangi oleh kedua monster tadi, setelah memasukan batu sihir yang dubutuhkan. Ruangan ini sebenarnya sangat gelap, namun tiba – tiba saja cahaya mulai menerangi setiap pilar yang berada diruangan ini.
"Siapa disana?!" terdengar suara serak wanita berasal dari ruangan ini.
Zen lalu melihat kearah tengah ruangan ini, dan mendapati sebuah kubus mulai berputar dan memunculkan seorang gadis dengan rambut berwarna keemasan, tertanam setengah badannya pada kubus tersebut.
Zen tidak memperdulikan suara tersebut, dan berjalan mendekat kearah wanita itu, yang saat ini terlihat sangat memprihatinkan. Wanita itu yang akhirnya melihat seseorang setelah berapa ratus tahun lamanya, tidak kuasa meneteskan air mata.
"Bisakah kamu menolongku?" kata wanita itu.
"Mengapa aku harus menolongmu? Aku tidak tahu kamu itu jahat atau baik" kata Zen setelah tiba didepan wanita tersebut.
"Tolonglah aku, aku bukanlah orang jahat yang kamu mahsut. Aku dihianati dan dikurung disini. Jadi bisakah kamu menolongku?" kata wanita tersebut.
"Benarkah?" tanya Zen. Sebenarnya Zen akan melepaskan wanita itu, saat tiba didepannya. Tetapi Zen hanya ingin berbasa – basi sedikit, karena melihat wanita itu seperti baru pertama kali melihat orang yang bisa diajak berkomunikasi.
"Hah.. Baiklah" kata Zen.
Lalu Zen menempelkan tangannya pada kubus tersebut dan menggunakan skill creationnya untuk membongkar stuktur kubus tersebut. Selang beberapa lama kemudian, kubus itu mulai retak dan akhirnya terbelah dengan berbagai bagian.
Wanita itu yang akhirnya terbebas dari kubus yang mengurungnya, akhirnya mulai terjatuh. Namun dengan sigap Zen menangkapnya saat ini dan membuat wanita itu terjatuh dipelukan Zen. Namun bukannya melepaskan pelukannya, wanita itu terus mengeratkan pelukan pada tubuh Zen.
"Sangat hangat. Sudah lama aku tidak merasakan ini" kata wanita tersebut, dengan air mata haru yang keluar dari matanya.
Zen yang melihat itu, lalu mengelus bagian belakang dari tubuh polos wanita tersebut untuk menenangkannya. Namun tiba -tiba saja, Zen merasakan sesuatu yang berada diatasnya saat ini.
"Maafkan aku nona, sepertinya penjagamu akan mengamuk" kata Zen.
Wanita tersebut melepaskan pelukannya, dan Zen menggiringnya menuju kebelakang Zen saat ini. Wanita itu mengikuti perlakuan Zen tersebut, namun sebuah kain langsung mendarat pada tubuhnya, dan itu merupakan sebuah pakaian berbentuk dress berwarna merah.
"Pakailah itu untuk sementara" kata Zen setelah mengeluarkan pakaian tersebut dari penyimpanannya dan memberikannya kepada wanita yang berada dibelakangnya.
Wanita itu, akhirnya tersadar bahwa dirinya sedang telanjang, namun dia melihat Zen seakan tidak memperdulikan penampilannya saat ini.
"Apakah karena tubuhku yang kurus, sehingga dia tidak memperhatikanku" gumam wanita itu dibelakang Zen.
Monster yang dihadapi Zen saat ini berbentuk seperti kalajengking dan tubuhnya sangat besar. Lalu Monster itu melemparkan beberapa jarum yang berasal dari tubuhnya kearah Zen dan wanita yang diselamatkannya tadi.
Zen lalu menghentakan tanah dibawahnya dan mengaktifkan skill creationnya dan menciptakan tembok didepannya, untuk melindungi dirinya beserta wanita tersebut. Zen lalu menarik pedang yang menyerupai katana yang sudah dia modifikasi sedemikian rupa.
"Berlindunglah dibelakang tempat ini oke" kata Zen.
"T-Tapi.." kata wanita itu terpotong setelah Zen akhirnya menggunakan supersonic step dan melesat dengan cepat menuju monster kalajengking tersebut.
Zen lalu mengeluarkan sebuah tombak dari dalam penyimpanannya yang sudah ditambahkan rune gravitasi, dan melemparkannya ke monster kalajengking itu. Walaupun tubuh monster itu keras, tombak Zen berhasil menancap pada kulit kerasnya itu.
Tombak itu tertancap diatasnya dan membuat kalajengking itu seperti tertekan, karena berat dari tombak itu yang sudah ditingkatkan menggunakan sihir gravitasi. Zen dengan sigap mendarat di monster itu dan menggunakan skill gravitasinya dan membuat monster itu langsung tertekan kebawah, hingga dataran yang dipijaknya mulai retak hingga ambruk sedikit demi sedikit.
Monster itu tidak bisa menahan skill gravitasi Zen dan mengakibatkan dia kehilangan nyawanya disana tanpa memberikan perlawanan berarti kepada Zen.
[Level Up]
"Hah.. akhirnya aku naik level lagi." kata Zen sambil berdiri diatas monster tersebut, membawa pedang yang tidak digunakannya tadi.
Lalu Zen mendekati sebuah Orb yang muncul setelah dia berhasil mengalahkan monster tersebut. Walaupun status yang dia dapatkan tinggi, namun sebuah skill membuatnya tersenyum saat ini.
[Diamond Body]
"Tunggu, apakah ini skill passive lagi Irene?" tanya Zen.
[Iya Kak, skill itu merupakan skill Pasive karena itu tidak memiliki level] jawab Irene.
"Baguslah, sekarang aku mempunyai lumayan banyak skill pasive" kata Zen. Zen saat ini memiliki sebuah skill pasive yaitu Infinity Mana karena garis keturunannya dan beberapa skill hasil dari skill Absorb, dan akhirnya dia mendapatkan yang baru.
Zen lalu membaca deskripsi dari skill itu, namun sayangnya, dia mempunyai sebuah kelemahan yaitu lemah dengan skill elemen bersekala besar. Zen lalau menutup layar imaginernya dan akan beranjak dari tempat itu.
Zen lalu mengambil tombaknya, dan menyimpannya pada penyimpanannya dan mulai turun dari monster tersebut. Namun tiba -tiba saja wanita yang diselamatkannya tadi berada didepannya saat ini.
"Apakah kamu tidak apa – apa?" kata wanita tersebut.
"Tenanglah, walaupun monster itu lebih kuat dariku, tetapi aku mempunyai skill yang bisa mengalahkannya" kata Zen.
"Terima kasih" kata wanita tersebut kepada Zen, setelah melihat semua itu.
"Tidak masalah" kata Zen lalu mengeluarkan sebuah botol yang berisi air dari Ambrosia dan memberikannya kepada wanita didepannya.
"Minumlah" kata Zen.
Wanita itu langsung meminum cairan yang diberikan oleh Zen. Seketika tubuhnya yang kurus mulai kembali menjadi tubuh yang bugar dan berisi tidak seperti sebelumnya.
"Apa ini?" tanya wanita itu kaget.
"Aku menyebutnya Ambrosia." Kata Zen.
Wanita itu, akhirnya mulai kembali seperti wujud aslinya, walaupun kekuatannya belum pulih sepenuhnya saat ini.
"Lalu bisakah aku mengetahui namamu?" tanya Zen kemudian.
Wanita itu, lalu menatap Zen dengan hangat lalu memegang tangannya saat ini.
"Berilah aku sebuah nama" kata wanita tersebut.
"Apakah kamu yakin? Mungkin aku memberikan sebuah nama yang tidak kamu inginkan" kata Zen kemudian.
"Mm-Mm.. aku percaya kepadamu" kata wanita tersebut.
"Baiklah, namamu mulai sekarang adalah Yue. Karena menurut orang yang kutahu, nama itu berarti Bulan. Karena menurut orang itu kalau bertemu denganmu, rambutmu seperti cahaya rembulan. Bagaimana?" kata Zen kemudian.
"Orang itu?" tanya Yue.
"Ah.. anggap saja orang dalam hayalanku" kata Zen.
"Yue ya... Baiklah namaku Yue mulai sekarang. Lalu bisakah aku mengetahui namamu?" tanya Yue kemudian.
"Namaku Uchiha Zen. Kamu bisa memanggilku Zen"
Halo...
Maafkan Author ya, mungkin besok Author tidak bisa upload, dikarenakan kesehatan Author yang tidak kunjung sembuh.
Jadi Author memutuskan untuk istirahat total besok dan mungkin kembali secepatnya jika Author merasa sudah sedikit lebih baik.
Terimakasih