webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
275 Chs

Meminta Bantuan

Beberapa hari setelah kejadian dimana Zen membantu Asuna, saat ini Zen kembali disebuah atap dimana dia bersantai sambil mencoba sesuatu kepada dirinya saat ini. Zen saat ini mengeluarkan tinta dari pulpennya dan mencoba menempelkannya pada pakaiannya.

"Baiklah, mari kita coba" gumam Zen.

<Clean>

Lalu munculah sebuah sihir gabungan dari air dan angin langsung membersihkan noda pada pakaian Zen yang terkena tinta sebelumnya.

"Ternyata kurang maksimal" kata Zen setelah melihat bahwa masih ada noda yang menempel pada bajunya.

[Level dari affinity angin Kakak masih sangat kecil Kak, makanya skill itu belum maksimal] jawab Irene.

Zen sendiri mendapatkan affinity angin saat menyelesaikan main quest sebelumnya yaitu memenangkan turnamen BoB pada game untuk menyelamatkan Sinon sebelumnya. Namun baru sekarang dia melatihnya dikarenakan waktunya yang terus membuat tubuh dari putrinya.

"Baiklah, mari coba kembali" kata Zen.

Lalu Zen mencoba kembali hingga noda pada bajunya mulai menghilang. Namun tiba – tiba, pintu menuju atap tersebut terbuka dan saat ini memunculkan sesosok orang yang saat ini sangat terlihat bersedih dari raut wajahnya.

Zen yang melihat ini mulai berdiri dan wanita tersebut mulai menghampiri Zen dan memeluknya.

"Sekarang ada apa lagi Asuna? Apakah ibumu masih melarangmu untuk berpacaran denganku?" tanya Zen. Namun kali ini Asuna hanya memeluk Zen tanpa berkata satu katapun.

"Atau ini tentang Zekken atau Yuuki?" tanya Zen kemudian.

Mendengar ini Asuna melepaskan pelukannya dan mulai menatap Zen.

"Apakah kamu mengetahui tentang dirinya Zen?" tanya Asuna.

"Bisa dibilang seperti itu" kata Zen.

"Lalu bisakah kau memberitahuku dimana dia sekarang?" tanya Asuna.

Zen lalu kembali ketempat duduknya sebelumnya sambil mengambil tangan Asuna dan menyuruhnya duduk ditempat itu.

"Apakah kau pernah mendengar tentang Medicuboid Asuna?" tanya Zen.

Asuna lalu menggelengkan kepalanya menandakan dia belum pernah mendengar kata tersebut.

"Pemerintah sedang membuat suatu program sebagai sarana yang awalnya ditujukan untuk orang berkebutuhan khusus, namun saat terjadi bencana dimana sebuah game menjebak dirimu saat itu dan menyebabkan beberapa orang mengalami tingkat kerusakan otak, alat ini akhirnya ditingkatkan penggunaannya menjadi mesin pengobatan." Kata Zen.

"Dari mana kamu mengetahui ini semua Zen?" tanya Asuna.

"Karena pemerintah saat ini sedang membuat sarana untuk menciptakan sebuah AI, dimana aku yang akan melakukan ujicoba kepada alat tersebut." Kata Zen kemudian.

"Alat tapa itu Zen?" tanya Asuna.

"Maaf Asuna, informasi itu sangat rahasia untuk saat ini" kata Zen kemudian.

Zen memang dihubungi oleh orang yang menyuruhnya meneliti kasus Gun Gale Online sebelumnya dan mengontrak Zen sebagai orang yang menguji coba sebuah alat penemuan baru untuk militer yang ditangani oleh sebuah kelompok.

"Lalu apa hubungannya dengan Yuuki" tanya Asuna.

"Baiklah, setelah pulang sekolah nanti, kau bisa mengikutiku, karena aku akan ketempat dimana Yuuki berada" kata Zen dan dibalas anggukan oleh Asuna.

.

.

Dan disinilah mereka berdua. Saat ini mereka berdua sudah berada disebuah rumah sakit yang akan dikunjungi oleh Zen, sebelum pacarnya Asuna juga mengikutinya. Lalu mereka berdua menuju ketempat resepsionis dan mengatakan mahsut dan tujuan mereka datang ketempat ini.

"Aku ingin bertemu dengan Aki Natsuki" kata Zen sambil mengeluarkan sebuah kartu.

Lalu Zen mulai menatap Asuna dan menyuruhnya untuk memberitahukan untuk apa dia kemari.

"Kalau aku ingin bertemu dengan Konno Yuuki" kata Asuna.

Mendengar ini perawat mulai menanyakan nama Asuna dan menyuruhnya menunggu, sedangkan Zen langsung didatangi oleh seorang perawat untuk mengantarkannya kepada orang yang ditujunya.

"Baiklah Asuna, sampai bertemu nanti" kata Zen lalu beranjak dari tempat tersebut.

Zen sendiri sekarang berada disebuah ruangan dan dia mulai dipersilahkan masuk. Dan didalam ruangan tersebut terlihat seorang yang sangat dia butuhkan saat ini.

"Yo Zen-kun. Apa kau sudah mulai merindukanku?" tanya orang tersebut.

"Tentu saja" kata Zen sambil mulai duduk dikursi yang berada didepan meja dari perawat tersebut.

"Lalu apa yang sebenarnya kau butuhkan Zen-kun" tanya perawat tersebut.

"Aku ingin kau membantuku akan sesuatu, namun ini sangatlah rahasia" kata Zen kemudian.

Mendengar ini mata dari perawat tersebut mulai menyipit sedikit dengan perkataan Zen tersebut.

"Apa yang kau butuhkan Zen-kun?" tanya perawat tersebut.

"Aku ingin kamu membantuku untuk menyedot darahku sebanyak 500ML setiap minggunya" kata Zen.

"Apa kau gila?!" teriak perawat tersebut setelah mendengar perkataan Zen.

"Aku sedang serius sekarang Aki-san, lagipula hanya kau yang bisa kumintai pertolongan saat ini" kata Zen.

"Baiklah, namun jelaskan untuk apa kamu melakukan itu?" tanya perawat itu lagi.

"Sudah kubilang ini rahasia, jadi aku tidak bisa memberitahukanmu hal tersebut." Kata Zen.

"Maaf Zen, aku tidak bisa. Itu sangat berbahaya apalagi kamu adalah sebuah aset khusus untuk sebuah projek masa depan." Kata perawat tersebut.

"Dan bagaimana jika aku bilang bahwa aku mengetahui rahasia dibalik sebuah tato berbentuk setengah lingkaran yang tiba – tiba muncul dipundakmu, Aki-san?" kata Zen sambil tersenyum.

Mendengar ini mata perawat itu melebar seakan terkejut dengan perkataan Zen dan bingung bagaimana dia mengetahui hal tersebut.

Sebuah tato setengah lingkaran muncul pada pundaknya setelah dia menyelesaikan sebuah tugas yang diberikan kepadanya yaitu saat dia mengawasi Zen menyelesaikan sebuah kasus. Namun dia sudah menyelidiki tato tersebut.

Namun beberapa rekan dokternya bahkan mengatakan bahwa itu bukan tato melainkan sebuah tanda yang tidak bisa dijelaskan dengan apapun saat mereka mencoba menelitinya.

"Dari mana kau mengetahuinya Zen-kun" tanya perawat tersebut.

"Rahasia" kata Zen namun perawat itu tetap menatap Zen dengan tajam.

"Tetapi tetap aku tidak bisa membantumu Zen-kun, karena melakukan itu sangat berbahaya. Kalau kamu melakukan hanya sekali aku akan membantumu tetapi setiap minggu itu hal yang berbeda Zen-kun." Kata perawat tersebut.

"Hah.. kukira orang yang kucintai akan membantuku. Kalau begitu aku akan melakukannya sendiri" kata Zen mencoba menghasut perawat didepannya.

"Jangan gila Zen-kun!" kata perawat tersebut sambil menggebrak mejanya.

"Kalau begitu bantu aku" kata Zen.

"Sudah kubilang itu sangat berbahaya Zen-kun" kata perawat tersebut.

"Begini Aki-san, Tubuhku memiliki sebuah rahasia, dan rahasia itu terhubung dengan tato yang ada dipundakmu itu. Jadi kupastikan tidak terjadi apapun kepadaku Aki-san. Jadi tolonglah mempercayaiku untuk kali ini saja" kata Zen.

"Tapi Ze-" kata perawat itu terpotong setelah Zen meraih tangan perawat tersebut.

"Percayalah kepadaku." Kata Zen yang kali ini menatap kepada perawat tersebut dengan tatapan memohonnya.

"Hah.... Baiklah" kata perawat tersebut.

"Lalu kapan kita melakukannya?" tanya perawat tersebut kembali.

"Sekarang"