webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
275 Chs

Melatih Eugeo

Sehari telah berlalu setelah aksi dimana Selka mencoba melanggar indeks tabu untuk mengikuti jejak Kakaknya dahulu. Selka merasa bersalah atas apa yang diperbuatnya, karena satu desa sangat mengkhawatirkan dirinya.

Saat mereka memasuki desa, beberapa penduduk saat itu sedang mencoba mencari dirinya yang saat itu dikabarkan hilang. Selka bahkan sempat kena marah oleh Suster Azalia atas perbuatannya itu.

Semua itu membuat Selka merasa bersalah dan memutuskan untuk tidak kembali melakukan hal yang bodoh yang dapat membuat orang yang mengkhawatirkannya menjadi khawatir.

Saat ini Selka bersiap untuk mengantarkan makanan untuk Zen yang saat ini berada dipohon iblis yang membantu Eugeo dalam melatih ilmu pedangnya, agar dapat menebang pohon yang dia selama ini tebang dan dapat langsung tertebang dengan cepat.

Selka saat ini langsung meminta izin dari suster Azalia dan sekarang langsung menuju kearah pohon iblis untuk membawa makanan yang sudah disiapkan.

Hubungan dirinya dengan Zen sekarang semakin dekat. Saat ini dia sangat nyaman bila bersama dengan Zen. Bahkan dia menyempatkan diri untuk mengantarkan makan siang kepada Zen.

Selka saat ini berjalan dengan santai sambil bersenandung menuju kearah pohon iblis. Setelah sampai, dibalik pohon tersebut dia melihat dua orang saat ini sedang melatih tehnik pedang. Zen saat ini sangat sabar melatih Eugeo untuk meningkatkan statistik autoritasnya dan beberapa skill pedang.

Eugeo saat ini sudah berhasil menggunakan sword skill, namun sayangnya statistik autoritasnya masih kecil. Hal ini membuat Zen akan mengajak Eugeo untuk mencari beberapa monster, namun sampai saat ini, Zen belum kembali menemukan beberapa sarang monster yang bagus untuk meningkatkan kekuatan Eugeo.

"Istirahatlah, sudah tepat tengah hari" teriak Selka menyadarkan kedua orang itu yang masih bersemangat untuk latihan.

Mendengar ini, Zen hanya tersenyum dan akhirnya menyuruh Eugeo mengakhiri latihan mereka dan beristirahat sambil memakan makan siang mereka.

"Sore ini, apakah kamu akan berburu lagi Zen?" tanya Selka saat mereka saat ini sedang menyantap makanan mereka.

"Ya, aku belum menemukan tempat yang tepat untuk Eugeo meningkatkan statistik autoritasnya" jawab Zen.

"Begitu ya.." kata Selka

Mereka terus makan hingga makanan mereka akhirnya habis. Mereka bertiga akhirnya mulai istirahat sejenak sambil menikmati angin yang berhembus dibawah pohon besar ini. Selka dan Eugeo sampai saat ini masih merasa canggung satu sama lain. Untuk Eugeo, saat ini dia masih merasa bersalah kepada Selka.

Setelah beberapa lama kemudian, Selka memutuskan untuk kembali dan membawa semua peralatan makan yang tadi dibawanya pulang, meninggalkan kedua orang itu yang memutuskan untuk masuk kedalam hutan untuk berburu.

Zen saat ini sudah membawa sebuah pedang yang dia ambil digoa tempat dia membantai goblin. Eugeo sendiri juga sama, dia sudah membawa sebuah pedang karena sampai saat ini dia masih belum bisa menggunakan pedang yang ditemukannya dahulu.

Setelah masuk semakin dalam kedalam hutan, akhirnya mereka menemukan segerombolan serigala.

"Kita sangat beruntung hari ini Eugeo. Kumpulan serigala didepan kita, bisa kita jadikan peningkatan statistikmu" kata Zen.

"Aku akan berusaha Zen" kata Eugeo.

"Baiklah, aku akan memisahkan segerombolan tersebut, dan pastikan kamu menyergap beberapa serigala yang terpisah dari gerombolannya" kata Zen.

"Baiklah" kata Eugeo yang saat ini mulai fokus.

Zen lalu keluar dari tempat persembunyiannya dan mulai menyerang dan membuat kelompok serigala tersebut terpecah, agar membuat Eugeo dapat membunuh serigala tersebut satu persatu.

Rencana ini berjalan sangat lancar hingga akhirnya Eugeo dapat membunuh semua serigala tersebut berkat bantuan Zen. Akhirnya perburuan mereka selesai saat mereka sudah membantai semua serigala disana.

Tidak seperti sebelumnya saat Eugeo bersama dengan Zen melawan beberapa serigala, kali ini mata Eugeo tidak memerah dan karena menentang indeks tabu akibat perbuatan Zen yang menyuruh Irene menyembunyikan perlakuan mereka saat ini.

Akhirnya mereka berdua memutuskan untuk kembali karena hari yang mulai malam, dan mulai beristirahat untuk menaungi hari esok yang lebih baik.

Beberapa hari kemudian, akhirnya Eugeo sudah sepenuhnya bisa menggunakan pedang birunya dan menggunakan dengan mudah karena pengajaran dari Zen. Saat ini mereka berdua memutuskan untuk menebang pohon iblis ini hari ini.

Saat ini Zen sudah memegang pedang biru tersebut dan bersiap menebang pohon ini.

"Baiklah, aku akan melakukannya pertama" kata Zen dan sudah mulai mengambil ancang – ancang.

"Baiklah Zen" jawab Eugeo yang berada dibelakangnya.

Zen lalu mengaktifkan Sword skillnya dan akhirnya menebas tepat kearah pohon iblis tersebut dan mengurangi HP pohon itu sangat banyak dan menyisakan hanya sekitar 15% sisa Hpnya.

Bisa dilihat bekas tebasan Zen ini dipohon itu. Eugeo sendiri saat ini masih terkagum dengan kemampuan Zen itu dan memutuskan menjadi kuat seperti dirinya dan dapat menemui temannya Alice.

"Sekarang giliranmu" kata Zen sambil menyerahkan pedang biru tersebut kepada Eugeo.

Eugeo lalu mengambil pedang itu dan mulai memasang kuda – kudanya dan bersiap untuk menebang pohon tersebut. Lalu dia mulai melakukan hal yang sama seperti Zen yaitu mengaktifkan sword skillnya dan akhirnya menebas pohon tersebut.

"Krak.. krak.. kraaaaaaaakkkkkk"

Akhirnya pohon itu perlahan – lahan mulai terjatuh karena tebasan dari Eugeo tadi langsung membuat pohon itu langsung tumbang. Pemandangan pohon ini telah roboh juga disaksikan oleh semua penduduk desa tempat Eugeo tinggal.

Pohon yang selama ini menghalangi cahaya menerangi desa tersebut, akhirnya sudah mulai masuk dan membuat semua orang didesa sangat bersuka cita karena kejadian itu.

Selka sendiri yang mendengar keributan diluar, langsung keluar dari panti tersebut dan mencari tahu apa yang terjadi. Setelah dia melihat dikejauhan bahwa pohon iblis sudah berhasil ditebang, dia juga ikut senang.

Namun tiba – tiba juga dia merasa sedikit sedih, karena ini bertanda bahwa Zen dan Eugeo akan meninggalkan tempat ini, guna menepati janji mereka kepadanya yaitu menjemput Kakaknya dan membawanya pulang.

"Good Job" kata Zen setelah melihat pohon itu sudah tertebang akibat serangan Eugeo.

Zen sendiri akhirnya mulai tersenyum dan mendekat kearah Eugeo, yang saat ini sudah berdiri dan menatap pohon yang selama ini dia tebang beserta pendahulunya akhirnya bisa dia selesaikan.

Eugeo masih menatap pohon tersebut dan mulai berkata

"Tunggu aku Alice"