webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
275 Chs

Kemunculan Ehit

Disebuah tempat yang sedikit gelap, dimana beberapa ruangan dilengkapi dengan jeruji besi, seorang wanita yaitu Miledi saat ini masih fokus dalam membuat berbagai golem dengan tekun. Sudah beberapa hari dia disini, namun berkat rencana yang diberikan oleh orang yang mengidupkan dia sebelumnya, akhirnya dia menerima persyaratannya.

Namun tiba – tiba saja, kalung yang diberikan oleh Zen kepadanya yang berfungsi sebagai ruang penyimpanan, mulai menerang saat ini dan memunculkan sesosok wanita yang amat dikenalnya.

"Miledi-chan" teriaknya sambil memeluk erat sahabatnya tersebut.

"L-lepaskan aku, payudaramu membuatku tidak bisa bernafas" teriak Miledi.

Namun bukannya melepaskan pelukannya, wanita tersebut yang merupakan Lyutillis semakin mengeratkan pelukannya kepada Miledi, hingga Miledi benar – benar hampir kehabisan nafas, karena udara yang dia coba hirup terhalang oleh payudara besar dari Lyutillis.

"Ah.. maahkan aku Miledi-chan" kata Lyutillis setelah melihat sahabatnya tersebut mulai melemas karena perbuatannya.

"Cih... aku tidak menyangka aku akan meninggal karena tercekik oleh gumpalan lemak" kata Miledi sambil mencoba menghirup nafasnya dalam – dalam.

"Mengapa kamu berada disini Lyu?" tanya Miledi kemudian, setelah dia lolos dari maut.

"Ah... Zen berkata rencananya akan dimulai" kata Lyutillis saat ini.

Namun sebelum Miledi menanyakan berbagai hal kepada Lyutillis, tiba – tiba suara pertempuran memenuhi tempat ini dan membuat Miledi dan Lyutillis saling menatap dan mulai mengangguk, menandakan mereka tahu harus melakukan apa setelah ini.

Dengan bantuan Apostle yang menjaga penjara Miledi yang sudah dikendalikan oleh Zen, Miledi mulai mengeluarkan semua golem yang dibuatnya dari kalung penyimpanan yang diberikan Zen sebelumnya.

Ratusan golem ciptaannya, mulai berjalan keluar tempat ini dan bersiap mengikuti peperangan yang sedang terjadi saat ini. Miledi sendiri saat ini sudah menunggangi salah satu golemnya dan bersiap beranjak dari sana.

"Cepatlah naik Lyu, aku tidak sabar melawan antek dari Ehit" kata Miledi dan akhirnya Lyutillis mulai menaiki sebuah golem dan membawa mereka menuju kemedan perang.

Dan disinilah mereka berdua, dengan Miledi menunjukan pose imutnya kepada musuh – musuhnya yang berada ditempat ini. Zen mulai tersenyum melihat siapa yang datang, dan mulai menyapa dirinya.

"Apakah kamu tidak memperhatikan penampilanmu sebelum melakukan pose itu Miledi?" tanya Zen.

Miledi yang mendengar perkataan Zen, lalu melihat tampilannya yang saat ini sangat berantakan dengan tubuh yang dipenuhi kotoran yang menempel dan bau badannya yang sedikit keluar dari tubuhnya, karena sudah lama dia tidak membersihkan diri.

"Ini karena kamu tidak mengirimkan peralatan mandiku bersama peralatanku yang lain, bodoh!" teriaknya emosi saat ini.

"Sudahlah, lebih baik kita menyelesaikan pertempuran ini terlebih dahulu" kata Zen.

Zen mulai mengeluarkan Katananya dan langsung melesat menuju kearah Alva bersama Lyutillis dan Miledi yang sudah menggunakan golemnya. Sedangkan wanitanya yang lain sudah melawan para pasukan Iblis ditempat ini, dan menyelamatkan beberapa murid yang ditawan ditempat ini.

Alva yang melihat kedatangan Zen, Lyutillis dan Miledi, mulai mempersiapkan dirinya untuk melawan mereka. Berbagai sihir yang dasyat mulai dikeluarkan olehnya untuk melawan mereka bertiga.

Namun seuatu yang aneh mulai terjadi ditempat ini, dimana langit yang berada ditempat ini, mulai retak seakan memunculkan sesuatu. Dan benar saja, saat ini sebuah cahaya mulai muncul dari retakan yang berasal dari langit diatas mereka.

Cahaya itu meluncur langsung menuju Yue saat ini dan mencoba melakukan sesuatu kepadanya. Selain cahaya tersebut yang muncul, beberapa Apostle juga keluar dari dalamnya saat ini.

"Cepat, jangan biarkan mereka mendekati wadah dari Yang Mulia Ehit" teriak Alva saat ini.

Namun Zen mulai berbalik dan mencoba menuju kearah Yue saat ini, namun tidakannya dihalangi oleh beberapa pasukan Apostle yang sepenuhnya berbeda dengan Apostle yang dilawannya.

Berbeda dengan beberapa Apostle yang dikirimkan Ehit sebelumnya yang sepenuhnya wanita, saat ini yang menghalanginya terdapat berbagai pria saat ini, namun kekuatan mereka masih sangat bertentangan dengan mata yang dimiliki Zen saat ini.

Zen mulai mengendalikan beberapa pasukan yang wanita dan menyuruh mereka melawan pasukan Apostle yang datang bersama mereka sebelumnya. Zen juga ikut serta dalam penyerangan tersebut dalam berupaya menuju tempat dari Yue.

[Tenanglah Kak, dia tidak bisa mengendalikan tubuh Yue apapun yang terjadi] kata Irene didalam benaknya.

"Benarkah?" tanya Zen untuk mengkonfirmasi perkataan adiknya, sambil menebas seorang Apostle yang dilawannya saat ini.

[Kakak terlalu meremehkan tanda Kakak yang terdapat padanya. Lebih baik Kakak menggunakan sharingan Kakak untuk menandai jiwa Ehit, agar Kakak bisa langsung menuju ketempatnya] kata Irene.

"Ide yang bagus Irene" kata Zen sambil menebas beberapa Apostle yang menghalangi jalannya.

Dia semakin dekat dengan Yue yang saat ini sudah bermandikan cahaya, namun Zen menggunakan sharingannya untuk melacak jejak jiwa Ehit yang mencoba mengendalikan Yue yang akan membuat tubuhnya menjadi miliknya.

Dengan sigap Zen merasakan jiwa Ehit saat ini, namun sebuah suara mengagetkannya karena ternyata dia bisa berkomunikasi langsung dengan Ehit saat ini, yang sepertinya sangat kesusahan menggunakan kekuatannya untuk mengambil tubuh dari Yue.

"Sial... mengapa ini tidak berhasil?" katanya.

"Jadi kamu adalah dewa palsu yang menjadi momok didunia ini" kata Zen membalas perkataan dari Ehit saat ini.

Ehit langsung terkejut mendengar sebuah suara yang didengarnya saat ini. Bukan tanpa alasan dia terkejut, karena jika seseorang mampu melakukannya, maka dipastikan kekuatannya akan sama dengannya maupun melebihinya.

"Mengapa kamu tidak menjawab, apakah kamu terlalu terkejut mendengar suaraku?" kata Zen kembali.

"Siapa kamu, mengapa kamu bisa mendeteksi jiwaku" teriak suara tersebut.

"Hahahaha..." namun Zen malah tertawa saat ini.

"Atas nama Ehit, kuperintahkan kamu untuk tunduk kepadaku" teriaknya menggunakan skill yang dapat mempengaruhi orang dengan perkataannya.

Namun yang dia tidak ketahui, skill tersebut sama sekali tidak berpengaruh oleh Zen saat ini. Ehit mulai bingung mengapa kekuatannya yang merupakan terkuat didunia ini bisa tidak berpengaruh kepada Zen.

"Z-Zen, apakah itu kamu?" namun sebuah suara wanita mulai terdengar, yaitu suara dari Yue saat ini yang mencoba menahan serangan jiwa dari Ehit yang mencoba mengendalikannya.

"Berjuanglah Yue, jangan biarkan dia mengendalikanmu dan biarkan aku yang akan menghadapi dewa palsu ini" kata Zen.

Yue tidak membalas perkataan Zen, namun dia berusaha sekuat mungkin untuk mengusir keberadaan jiwa Ehit yang mau memasuki tubuhnya saat ini. Ehit yang semakin tertekan karena jiwanya ditolak oleh jiwa Yue, mau tidak mau mulai menyerah saat ini.

"Sial....! tunggu saja, aku akan membawa semua pasukanku untuk memusnahkan dunia ini dan membunuhmu" teriak Ehit dan akhirnya cahaya yang menerjang Yue tadi menghilang dari tempat ini.

"Kamu tidak perlu repot – repot datang kesini, karena aku yang akan kesana" kata Zen, karena dia berhasil menandai jiwa dari Ehit.

Zen lalu berlari kerarah Yue yang sat ini mulai ambruk karena kelelahan melawan jiwa dari Ehit yang mencoba memasuki dirinya. Zen lalu mulai mengangkatnya dan menteleportkan dirinya menuju Alaska dan menginformasikan apa yang terjadi pada Yue kepada Aki.

"Baiklah sebelum membunuh Ehit, bagaimana jika aku membunuh bawahannya terlebih dahulu"