webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
275 Chs

Kematian Misterius

Zen saat ini sudah kembali mengarahkan motornya kearah tujuannya berikutnya setelah dia mulai mencoba mendekati Sinon agar plotnya cepat selesai, namun sialnya dia tidak sempat untuk mengetahui apartemennya.

Zen memutuskan pergi dari sana setelah waktu pertemuannya sudah dekat dan dia langsung meninggalkan Sinon yang mengucapkan terima kasih kepadanya.

Akhirnya Zen sampai disebuah restoran mahal tempat dia akan bertemu orang yang ingin ditemuinya. Zen mulai memakirkan motornya dan mulai memasuki restoran tersebut.

Setelah didalam, dia disambut oleh resepsionis dan setelah Zen menjelaskan mahsut dan tujuannya dia diantarkan kesebuah meja dimana seorang pria berpakaian kantoran sedang menunggunya.

"Yo Zen-kun" teriak pria itu melambaikan tangannya kepada Zen sehingga menjadi pusat perhatian dari tempat tersebut.

Zen yang melihat ini langsung menuju meja pria tersebut dan mulai duduk dihdapannya.

"Halo, Seijirou-san" sapa Zen yang saat ini sudah duduk didepannya.

"Yo, Zen-kun. Silahkan pesan apapun yang kau mau, semuanya biar aku yang traktir" kata pria didepannya.

"Apakah aku boleh memesan dan membawa pulang untuk pacarku?" tanya Zen sambil melihat menu direstoran ini yang ternyata sangat mahal.

"T-Tentu Zen-kun" jawab pria didepannya tergagap karena dia tahu Zen akan mulai menghabiskan uangnya sekarang.

"Oh baiklah kalau begitu" jawab Zen senang.

Lalu dia memanggil pelayan dan mulai memesan semua makanan yang menurutnya akan disukai oleh pacar – pacarnya untuk dibawa pulang dan tidak lupa untuk memesan pesananya sendiri.

Pria didepan Zen hanya tersenyum kaku karena melihat Zen yang memesan berbagai macam makanan dan mulai memikirkan tentang keuangannya saat ini.

"Ada apa dengan wajahmu itu Seijirou-san?" kata Zen setelah selesai memesan semua yang diinginkannya.

"Ah.. bukan apa – apa Zen-kun, mari kita keurusan yang sebenarnya" kata pria didepannya sambil mengeluarkan sesuatu dari kantong jasnya.

"Apa kau tahu game ini Zen-kun?" tanya pria didepannya.

Zen langsung mengambil sebuah benda didepannya dan menaruhnya kembali karena mengetahui apa itu.

"Gun Gale Online, bukan?" jawab Zen.

Lalu pria didepannya hanya tersenyum dan mulai mengeluarkan tablet PC nya dan menunjukan sesuatu kepada Zen. Zen lalu mengambil tablet itu dan mulai melihat isinya walaupun dia sudah mengetahui tentang itu.

Lalu makanan yang dipesan mereka datang dan Zen mulai menikmati makanan tersebut sambil pria didepannya mulai menjelaskan tentang kejadian yang terjadi didalam game tersebut.

"Bagaimana menurutmu Zen-kun?" kata pria didepannya setelah menyelesaikan semua penjelasannya tentang pembunuhan tersebut.

"Sabar aku memesan kembali makananku yang sudah habis" kata Zen yang mulai kembali memanggil pelayan didepan ini.

Melihat ini, pria didepannya sangat menyesal telah menyuruh Zen memesan sepuasnya setelah melihat tingkah laku Zen tersebut. Sedangkan Zen langsung memesan kembali makanan yang dia pesan sebelumnya yang dia rasa enak dan kembali berhadapan dengan pria didepannya setelah memesan.

"Jadi intinya, anda ingin aku menyelidiki tentang ini?" kata Zen.

"Bisa dibilang seperti itu, kamu adalah orang yang tepat dalam mengungkapkan sesuatu didalam suatu permainan Zen-kun" kata pria itu sambil meminum minumannya.

Zen sendiri hanya tersenyum dan mulai memakan makanan yang dipesannya setelah tiba dengan lahap.

"Baiklah, asalkan aku dibayar. Bukankah aku sekarang seorang penyelidik kalau begitu?" kata Zen.

"Tentu, kamu akan dibayar sangat tinggi jika berhasil mengungkapkan kasus ini, namun menurutmu Zen-kun, apa yang sebenarnya terjadi didalam kasus ini, apakah benar jika kita membunuh dari dalam game akan terbunuh didunia nyata?" kata pria didepannya bersemangat menanti jawaban Zen.

"Tentu saja tidak, ini adalah pembunuhan terencana menurutku." Kata Zen percaya diri, padahal dia mengetahui ini dari cerita yang pernah ditontonnya.

"Lalu, bagaimana cara mereka membunuh Zen-kun?" tanya pria didepannya sekali lagi.

"Untuk itu aku belum mempunyai bukti, namun jika aku menyelidikinya pasti aku akan menemukan pelakunya" jawab Zen yang masih menikmati makanannya.

"Lalu, apakah kau belum mempunyai hipotesa apapun?" tanya pria tersebut sambil tersenyum.

Zen yang mendengar ini langsung menurunkan peralatan makannya kemeja dan meminta kembali tablet pria didepannya.

"Kau bilang orang ini termasuk salah satu top player bukan?" tanya Zen.

"Ya, nama karakternya adalah Zexceed pemenang turnamen BoB sebelumnya, turnamen terbesar didalam game tersebut" jawab pria didepannya.

"Lalu pria ini?" tanya Zen kemudian sambil menggeser layar tablet tersebut.

"Dia termasuk player salah satu player top juga" balas pria tersebut.

"Jadi akan mudah, karena mereka akan menyerang pro player lainnya bukan?" jawab Zen.

"Tentu, tapi apa kau tahu Zen-kun, pemilik server game ini berada di amerika dan mereka tidak mengeluarkan data pemain mereka kepada siapapun" jawab pria didepannya.

"Kalu begitu akan mudah" jawab Zen santai dan mengembalikan tablet tersebut dan mulai memakan makanannya kembali.

"Apakah kau mempunyai rencana Zen-kun?" tanya pria didepannya.

"Tentu" kata Zen.

"Baiklah kalau begitu" kata pria itu lalu merogoh sesuatu didalam saku jasnya dan mengeluarkan secarik kertas.

"Ini alamat tempat kau akan diawasi saat memasuki game tersebut sebagai tindak pencegahan dan memastikan kau akan baik – baik saja memasuki game tersebut" kata pria itu.

Zen langsung mengambil kertas tersebut dan melihatnya sejenak lalu memasukannya kedalam kantong jaketnya.

"Baiklah kalau begitu, kami akan menunggu kedatanganmu besok Zen-kun" kata pria tersebut.

"Tentu. Tetapi aku akan terlambat, karena aku ada acara sebelumnya" jawab Zen.

"Baiklah" kata pria tersebut.

Zen lalu menghabiskan semua makanannya dan berpamitan kepada orang didepannya dan mulai meninggalkan tempat itu dan tidak lupa untuk membawa makanan yang dipesannya sebelumnya. Sedangkan pria yang ditemui Zen setelah meminta bon pembayaran dia langsung tertunduk lesu dengan angka yang dilihatnya tersebut.

.

.

"Jadi kau akan menyelidiki kasus itu Zen?" tanya Asuna sambil memakan makan yang dibawa Zen sebelumnya.

Setelah Zen kembali keapartemennya, dia menghubungi semua wanitanya dan menyuruh mereka datang ke apartemenya untuk membicarakan sesuatu sambil mengatakan bahwa dia membeli mereka makanan.

"Yap, dan juga aku akan dibayar sangat tinggi," kata Zen sambil tersenyum.

"Berhati hatilah Zen" kata Suguha disebelahnya yang juga sedang menikmati makanannya.

"Tentu" jawab Zen sambil tersenyum kearahnya.

"Lalu apakah kau membutuhkan bantuan kami Zen?" tanya Lisbeth diseberangnya.

"Tenanglah, aku akan menyelesaikan ini sendiri. Jadi pastikan kalian menungguku. Dan juga aku akan mengikuti turnamen besar didalam game itu, harap tontonlah aku" jawab Zen sambil tersenyum.