webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
275 Chs

Kehilangan

Suasana yang mendung tidak seperti cuaca pada tempat ini yang cerah mulai memenuhi tempat ini. Sudah seminggu berlalu, namun kabar dari beberapa orang yang tidak bisa dihubungi sampai saat ini, tidak kunjung kembali dan memberikan kabar apapun.

Bahkan beberapa dari mereka mencoba mencarinya keberbagai tempat, namun hasilnya nihil, karena mereka tidak bisa menemukan keberadaan orang yang mereka cari. Saat ini, seorang wanita yang terlihat perutnya sedikit buncit sedang meratapi sesuatu.

"Tenanglah, percayalah kepada Zen. Aku yakin dia pasti baik – baik saja" kata Aki saat ini yang mencoba menenangkan Asuna.

"Tetapi sudah seminggu dia menghilang Aki-san" kata Asuna.

Namun saat mereka masih saling menguatkan, sebuah kabar yang mereka tunggu beberapa hari ini, akhirnya sampai. Beberapa pasukan Valkrie saat ini sudah memasuki kediaman Zen dan hendak melaporkan sesuatu.

"Kami sudah menemukan lokasi para dragonmen berada" kata Noint.

"Baiklah... kalau begitu siapkan semua pasukan Valkrie dan kita akan langsung menuju kesana" kata Yue saat itu juga.

Noint langsung mengangguk dengan perintah yang didapatkan dari Yue, karena Yue akan menjadi pemimpin dari semua pasukan yang dimiliki Zen, saat keberadaan Zen tidak berada disini.

"Bawalah aku bersamamu Yue" kata Asuna yang akhirnya setelah sekian lama, sudah menggunakan pakaian tempurnya.

"Tidak, aku akan membawa para pasukan tempur saja saat ini" kata Yue.

"Tapi..." kata Asuna yang mencoba untuk ikut serta dalam pencarian Zen.

"Perintahku tidak bisa diganggu gugat Asuna, sebaiknya kamu menunggu kami disini" kata Yue yang sedikit tegas kepada Asuna, karena mengkhawatirkan keadaannya yang sedang mengandung.

"Benar kata Yue, Asuna. Lebih baik kamu menunggu kabar kami disini" kata Alice yang mencoba membujuk Asuna.

Ditempat lain, dua orang wanita saat ini sudah dicerca berbagai pertanyaan dari beberapa sahabat mereka, karena janji yang diutarakan Zen sebelumnya yang sampai saat ini belum diselesaikan. Zen memang berjanji untuk mengembalikan mereka kedunia asal mereka, namun sampai saat ini keberadaan Zen tidak bisa ditemukan dimanapun.

"Aku tahu, tetapi untuk mengembalikan kita kedunia asal kita, Zen memerlukan waktu untuk melakukannya, jadi dia saat ini sedang melakukan penelitian tentang hal tersebut terlebih dahulu" kata Shizuku yang mencoba menjawab pertanyaan dari para sahabatnya.

"Lalu kapankah dia selesai?" tanya Seorang siswa yang saat ini sudah tidak sabar untuk pulang ketempat asalnya.

Namun sebelum mereka menjawab, seorang yang menjadi wali mereka ditempat ini mulai menenangkan mereka, lalu mencoba menyuruh mereka untuk bersabar, dan menjelaskan bahwa penelitian tersebut membutuhkan waktu.

"Tenanglah, lagipula tidak ada yang berani melakukan sesuatu lagi kepada kalian" kata Aiko yang mencoba menenangkan mereka.

Memang keberadaan Zen yang hilang tidak disebarluaskan kepada siapapun, dan para wanita Zen memutuskan untuk merahasiakannya terlebih dahulu, sebelum mereka mengetahui pasti apa yang sedang terjadi kepada Zen.

Shizuku dan Kaori yang berada ditempat tersebut akhirnya mulai bernafas lega, karena pertanyaan yang dilontarkan oleh beberapa temannya, akhirnya sudah terselesaikan berkat guru mereka atau bisa disebut saudara perempuan mereka.

"Kamu berada diamana Zen?" gumam Kaori, karena keberadaan Zen sudah menghilang selama seminggu bersama Tio hingga saat ini.

Namun sebuah pesan mengejutkan dirinya beserta Shizuku dan Aiko saat ini. Setelah melihat isi pesan yang mereka terima, mereka langsung memindahkan diri mereka menuju ke Alaska dan berkumpul dengan yang lainnya.

Di Alaska, Yue sudah memimpin beberapa saudara perempuannya dan pasukan Valkrie yang akan dibawanya menuju tempat tinggal para dragonmen, yang mereka anggap sebagai dalang hilangnya Zen, Tio dan Froze saat ini.

"Apakah kalian sudah siap?" teriak Yue.

.

.

Ditempat lain, tempat yang akan diserang oleh Yue dan pasukannya, beberapa orang juga sedang mencari keberadaan Tuan Putri mereka yang tiba – tiba saja menghilang bersama orang – orang yang dibawanya.

"Jangan – jangan pria yang bersamanya sudah menculik Putri Tio dan membawanya entah kemana" kata seseorang yang dahulu hampir mati karena dia mencoba melawan Zen sebelumnya.

"Itu tidak mungkin, karena putri Tio masih sempat membawa sarapan mereka pada kamarnya. Dan aku melihatnya sendiri" kata seorang manusia naga yaitu Venri.

"Lalu kemanakan keberadaannya, jika bukan monster itu yang membawanya?" kata pria itu kembali.

Sedangkan Kakek Tio sedari tadi hanya diam dan mendengarkan mereka berspekulasi tenang keberadaan cucunya. Dia tidak peduli jika memang Tio pergi bersama Zen, karena dia melihat cucunya bahagia bersamanya.

Namun yang dia khawatirkan mereka menghilang secara misterius. Dia sudah mendidik cucunya sedemikian rupa dan melihat pria yang dibawanya sangat sopan. Tidak mungkin mereka tidak berpamitan kepadanya saat mereka ingin meninggalkan tempat ini.

"Maafkan aku pemimpin, tetapi diluar terdapat banyak sekali utusan dewa busuk" kata seseorang manusia naga yang memasuki tempat ini dengan tergesa – gesa.

"Apa!" teriak beberapa orang yang berada diruangan ini.

Disisi lain, Yue yang berada didepan pasukannya sedang menatap sebuah pulau yang berisi beberapa manusia meninggalinya. Dia tidak ingin gegabah dan memilih menunggu reaksi dari para manusia yang tinggal ditempat ini.

Kakek Tio atau Adul Klarus saat ini sudah menggunakan pakaian tempurnya bersama beberapa manusia naga yang lainnya, bersiap menghadang para utusan dewa busuk yang merupakan sebutan dari Valkrie, hingga beberapa kawanannya berhasil dievakuasi.

"Apa yang kalian lakukan akan percuma, aku sudah mengisolasi pulau ini. Jadi tidak ada yang masuk dan keluar dari sini" kata Yue dengan suara yang nyaring.

"Apa yang kamu inginkan?" kata Adul saat mendengar perkataan dari Yue.

"Aku hanya ingin tahu keberadaan Suamiku saat ini" kata Yue.

"Suamimu? Maafkan aku tetapi yang tinggal disini hanya para manusia naga saja, dan kami tidak pernah keluar dari sini. Aku khawatir apa yang sedang kamu cari tidak berada disini" kata Adul

Memang para manusia naga lebih memilih hidup tersembunyi setelah pembantaian kaumnya dahulu kala. Jadi jika wanita tersebut berkata mencari suaminya, maka dia pasti tidak menemukannya ditempat ini.

"Kukatakan sekali lagi, dimana suamiku kalian sembunyikan?" teriak Yue.

Yue masih sabar saat ini, karena dia juga tidak merasakan keberadaan Zen ditempat ini. Dan Juga pulau ini merupakan kampung halaman Tio, jadi dia tidak ingin membuat salah satu saudara perempuannya bersedih, saat dia belum tahu tentang kebenaran dari hilangnya Zen.

"Tunggu..." namun seorang wanita mulai mendekati Yue disela - sela perdebatannya dengan Kakek dari Tio.

"Apakah kamu teman dari Putri Tio?" kata wanita tersebut yang merupakan Venri.

Venri sempat menghabiskan waktunya bersama Tio sebelumnya, karena Tio menceritakan tentang pengalaman berpetualangnya kepada dirinya. Tio juga sempat memperlihatkan benda aneh kepada dirinya yang Tio sebut dengan Smartphone.

Venri sangat bingung dengan benda tersebut, hingga Tio menunjukan berbagai foto dan Video perjalanannya, termasuk bisa terlihat beberapa temannya yaitu Yue yang saat ini berada didepannya saat ini.

"Aku temannya, lalu apakah kamu mengetahui keberadaannya?" tanya Yue kemudian yang akhirnya mendapatkan secercah harapan untuk dapat menemukan Zen saat ini, setelah melihat wanita didepannya menyebutkan nama Tio.

"Putri Tio menghilang bersama teman yang dibawanya ketempat ini"