webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
275 Chs

Dark Repulser

Setelah Zen mengalahkan Naga kristal itu, Lisbeth langsung berlari kearah Zen.

"Aku bisa membantumu, kau tahu." kata Lisbeth

"Aku tahu, namun naga itu mempunyai taktik serangan yang unik, yaitu membuatmu lengah dan menjebakmu dengan cara memaksamu jatuh kedalam sarangnya." Kata Zen

"Menjebakku?" tanya Lisbeth yang masih bingung akan perkataan Zen.

"Apakah kau melihat lubang disana?" kata Zen sambil menujuk kearah sebuah lubang yang berdiameter sangat besar.

"Mm-Mm" gumam Lisbeth sambil mengangguk.

"Lubang itu adalah sarangnya. Naga itu akan memancingku lalu dia akan mengeluarkan skill angin yang sangat besar agar kau terseret kesana dan terjatuh. Beberapa player tinggi sepertiku mungkin masih akan selamat, namun tidak seperti player sepertimu, yang otomatis mati jika kau terjatuh disana" kata Zen melanjutkan.

Mendengar ini, Lisbeth langsung berkeringat dingin, dia membayakan jika dia datang ketempat ini sendirian tanpa mengetahui informasi yang dikatakan Zen sebelumnya.

"T-Terima kasih" kata Lisbeth kemudian.

"Tidak masalah, mari kita mengambil bahan yang kita butuhkan." Kata Zen lalu menuju kearah lubang besar tempat naga itu bersarang.

"Tunggu, mahsutmu bahan yang kita butuhkan ada didalam lubang itu" kata Lisbeth kepada Zen

"Bukankah sudah kukatakan sebelumnya? Makanya aku menyuruhmu membawa sebuah tali yang panjang" kata Zen kemudian.

Lalu Lisbeth mulai mengingat bahwa Zen memberitahukan bahan yang dicarinya terletak didalam sarang naga yang mempunyai kedalaman sangat dalam.

Lalu Lisbeth mengeluarkan tali itu dari penyimpanannya dan menyerahkan kepada Zen yang sudah berada dipinggir lubang tersebut. Setelah mengambil tali itu, Zen lalu mengikatkannya disebuah kristal tidak jauh dari lubang tersebut dan mulai melemparkan sisa tali kedalam sarang naga tersebut.

"Biarkan aku ikut turun dan mengambil bahannya" kata Lisbeth kepada Zen yang hendak turun kedalam lubang tersebut.

Lisbeth ingin agar dia dapat membantu Zen, dikarenakan Lisbeth belum melakukan apapun saat mengikuti Zen.

"Sudah kubilang, biar aku saja yang mengambilnya. Kau hanya harus menungguku dan memperhatikan tali ini" kata Zen

"Mm-Mm" gumam Lisbeth sambil menggelengkan kepalanya.

"Aku ingin berkontribusi dalam pencarian ini" kata Lisbeth selanjutnya.

"Baiklah, tetapi apa kau tahu bahan yang dimahsut?" tanya Zen kembali

"Sebuah bahan yang tumbuh dibawah sarang ini kan?" kata Lisbeth

"Bukan, tapi kotoran naga itu" Kaya Zen membalas perkataan Lisbeth.

"ko-kotoran n-naga?" tanya Lisbeth sambil merasa jijik

"Ya, naga itu dikenal dengan pemakan kristal, sehingga kotorannya menciptakan sebuah bahan yaitu Crystallite Ingot. Bahan yang kita butuhkan untuk membuat pedangku." Jawab Zen.

"Apakah kau masih ingin turun?" tanya Zen kemudian setelah melihat raut wajah Lisbeth yang sedikit enggan.

Walaupun merasa jijik, Lisbeth sudah memutuskan bahwa dia akan turun dan mengambil bahan itu.

"Aku akan turun" katanya selanjutnya.

"Baiklah, kalau begitu aku akan turun terlebih dahulu lalu kau mengikutiku." Kata Zen dan dibalas anggukan oleh Lisbeth.

Lalu Zen mulai menuruni lubang tersebut dengan memegang tali yang telah menjulur kedalam lubang tersebut. Semeter diatas Zen, Lisbeth juga mulai menuruni tempat itu. Baru beberapa meter mereka turun, Lisbeth menyadari sesuatu.

Lisbeth menyadari bahwa dia sedang memakai sebuah rok, walaupun jubah hangat Zen menutupinya, tetapi jika dari bawah, bagian dalam roknya akan terlihat. Mengingat ini semua pikiran negatif muncul didalam kepala Lisbeth.

Sementara itu Zen sebenarnya tidak menyadari bahwa Lisbeth sedang menggunakan rok, karena dia sedang fokus untuk menuruni lubang tersebut, tidak seperti apa yang dipikirkan oleh Lisbeth.

Dengan pikirannya terganggu, Lisbeth mulai tidak fokus untuk mengambil langkahnya untuk menuruni lubang ini, sehingga dia menginjak permukaan yang licin dan menyebabkannya tergelincir. Saat Lisbeth tergelincir, pegangan tangannya pada tali yang dipegangnya terlepas dan menyebabnya dia langsung terjatuh.

"Ahhhhhhh" teriaknya.

Mendengar teriakan Lisbeth Zen langsung melihat keatas dan melihat Lisbeth mulai terjatuh, melihat ini Zen langsung melepaskan pegangannya pada tali yang dipegangnya lalu menangkap Lisbeth dan mereka berdua mulai terjatuh. Zen lalu meraih tubuh Lisbeth dan memeluknya untuk menghindari benturan yang akan diterimanya.

*PLUK* suara jatuhnya mereka berdua setelah mereka menyentuh dasar lubang ini.

Lisbeth mulai membuka matanya setelah dia sampai didasar lubang ini dan masih berada dipelukan Zen.

"Kita selamat" kata Zen sambil berbaring ditempat itu.

Lisbeth lalu melepaskan pelukannya dan mulai duduk ditempat itu sambil merasa bersalah kepada Zen.

"m-maafkan aku Zen" kata Lisbeth yang masih tertunduk.

"Tidak apa, itu hanya kecelakaan" kata Zen yang mulai bangun dan mengeluarkan HP potionnya dan memberikannya kepada Lisbeth setelah menggunakannya kepada dirinya terlebih dahulu.

"Kukira setelah mengalahkan Naga, adegan ini tidak terulang" kata Zen didalam benaknya.

"t-terima kasih" kata Lisbeth selanjutnya. Namun dibalas senyuman oleh Zen sambil menepuk kepala Lisbeth.

"Kalau begitu mari mencari bahan pedangku" kata Zen lalu dia mulai menggali salju pada daerah itu.

Melihat ini Lisbeth yang merasa bersalah langsung meminum HP Potion itu dan mulai membantu Zen mencari bahan yang dimahsut.

Keadaan sempat sunyi, namun Zen memulai menukar obrolan kepada Lisbeth sambil mereka mencari bahan tersebut. Mereka berdua akhirnya mulai mengobrol ringan hingga Zen menemukan sesuatu.

"Akhirnya aku menemukannya" kata Zen sambil memegang sebuah bongkahan berbentuk kristal ditangannya.

Lalu Lisbeth mulai memeriksa bahan tersebut.

"Ini adalah bahan yang bagus, Zen" kata Lisbeth kepada Zen yang hanya dibalas dengan senyumnya yang manis.

"Baiklah mari kita kembali, kali ini kuharap kau berhati - hati" kata Zen

"Baiklah" kata Lisbeth yang memerah karena mengingat kejadian sebelumnya. Lisbeth sebenarnya mengira mereka akan langsung teleport pulang, tetapi lubang ini merupakan wilayah anti kristal teleport.

Sebelum dia memanjat lubang tersebut, Lisbeth memperingatkan Zen akan sesuatu

"Kau tidak boleh melihat keatas" kata Lisbeth kepada Zen

"Hah?" kata Zen bingung

"Kuulangi, sebaiknya kau tidak melihat keatas" Ulang Lisbeth

"B-Baiklah" kata Zen walaupun dia belum mengerti mahsut Lisbeth. Lisbeth yang mendengar ini Hanya tersenyum dan mulai memanjat lubang itu dibantu dengan tali yang menjulang keatas. Tak lama kemudian Zen mengikuti langkah Lisbeth sambil mengikuti perkataannya sebelumnya.

.

.

Mereka berdua saat ini berada di sebuah bengkel pembuatan senjata oleh Lisbeth. Mereka berdua berhasil naik dari lubang itu dan sampai disini dengan selamat. Hubungan mereka juga mendekat karena Lisbeth sudah mulai terbuka kepada Zen.

Suara benturan besi terdengar dari tempat ini, Lisbeth mengerahkan semua kemampuannya untuk membuat senjata ini. Lalu terbentuklah sebuah senjata berwarna biru bernama Dark Repulser yang berhasil dibuatnya.