webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
275 Chs

Berita

Setelah pedang itu selesai dibuat oleh Lisbeth, Lisbeth langsung memberikannya kepada Zen untuk dicobanya.

"Bagaiamana Zen?" tanya Lisbeth.

Lalu Zen memulai mencoba menggunakan pedang itu, Zen mengaktifkan sword skillnya dan mencoba untuk menebas menggunakan pedang yang baru dibuatkan untuknya.

"Terima kasih Lisbeth, pedang ini sangat bagus" kata Zen yang sudah selesai mencoba pedang tersebut.

Lisbeth yang mendengar ini langsung membusungkan dadanya sambil tersenyum karena merasa bangga akan hasil karyanya.

"Berapa harganya Lisbeth?" tanya Zen.

"Aku akan memberikannya kepadamu Zen, anggap saja sebagai tanda persahabatan. Lagipula, aku sepertinya hanya membantu membuatnya saja dan sekaligus, pedang itu adalah pedang terbaik yang kubuat, jadi aku cukup puas jika pedang itu dipegang oleh orang yang kuat sepertimu Zen." Kata Lisbeth dengan tersenyum sambil menyembunyikan alasan yang sebenarnya.

"Tidak bisa seperti itu Lisbeth, tetap saja aku harus membayarnya" kata Zen bersikeras.

"Sudah kubilang, tidak apa – apa. Lagipula Zen-san, mengapa kau membutuhkan sebuah pedang jika pedangmu yang sebelumnya juga amat bagus sebagai senjatamu kedepannya." Tanya Lisbeth mengalihkan pembicaraannya.

"Ah sebenarny-" sebelum Zen menyelesaikan kalimatnya, seorang wanita langsung melompat dan langsung memeluknya.

"Zennnn, aku sangat khawatir padamu" kata wanita itu yang tidak lain adalah Asuna.

"Asuna?" kata Zen terkejut.

"Kau dari mana saja Zen? aku melihat daftar namamu yang buram dan kucoba untuk melacakmu, tetapi tidak berhasil" kata Asuna dengan air mata yang membasahi pipinya.

Asuna datang kesini tidak sendiri, Silica yang berada dibelakangnya juga mulai merasa lega setelah melihat Zen yang baik – baik saja.

"Tenanglah, aku hanya mencari bahan untuk pedangku, dan mungkin saat aku memasuki sarang naga untuk mencari bahannya, tempat itu memblokir diriku untuk dideteksi. Lagipula aku pergi bersama sahabatmu" kata Zen mencoba menenangkan Asuna.

Mendengar ini, Asuna langsung melihat sahabatnya itu dan melepaskan pelukannya dari Zen dan mulai memeluk sahabatnya itu.

"Kau juga Lisbeth, kukira sesuatu terjadi kepada kalian berdua" kata Asuna yang masih memeluk Lisbeth.

"Tenanglah Asuna, lagipula aku pergi berama Zen, tidak mungkin terjadi sesuatu, lagipula kau mengetahuikan, kekuatan Zen?" Kata Lisbeth mencoba menenangkan sahabatnya itu.

Lisbeth sebenarnya merasa sedikit cemburu saat melihat sahabatanya Asuna memeluk Zen. Lisbeth sebenarnya merasa iri bahwa sahabatnya menikahi seorang yang sangat baik. Tetapi dia mulai membuang semua pikiran itu dan turut bahagia terhadap Asuna.

"Mungkin aku akan menyimpan perasaan ini untuk diriku sendiri" kata Lisbeth yang tidak memungkiri bahwa dia juga menyukai Zen.

Disisi lain Zen yang sudah dilepas pelukannya oleh Asuna, mulai mendekati Silica yang masih mempunyai air mata dipipinya. Zen langsung menepuk kepala Silica dan mencoba menenangkannya.

"Maafkan aku membuatmu khawatir Silica" kata Zen

Mendengar ini Silica mulai tenang dan mencoba menghapus air matanya.

"Jangan diulangi Zen-san, aku tidak tahu apa yang harus kulakukan jika Zen-san tidak berada disisiku lagi." Kata Silica.

"Baiklah, Baiklah" kata Zen sambil memberikan seyum manisnya kepada Silica.

Setelah semuanya tenang, akhirnya Asuna memecahkan kensunyian tempat itu.

"Jadi Zen bagaimana senjatamu? Mari kita lihat penampilamu jika menggunakan dua pedang" kata Asuna.

"Baiklah." Kata Zen

Lalu Zen mulai membuka menu barnya dan mulai mengubah gaya bertarungnya yang sebelumnya satu tangan menjadi gaya bertarung dua pedang, dan Zen tidak lupa untuk mengeluarkan pedang yang satunya.

"Dua pedang?" tanya Lisbeth bingung

"Zen belum memberitahumu sesuatu kenapa dia menginginkan pedang lain?" kata Asuna dan dibalas gelengan oleh Lisbeth.

"Baiklah, kita tunggu saja, kau akan melihatnya sendiri" lanjut Asuna.

Setelah selesai melakukan semua persiapan akhirnya Zen mengambil pedang Elucidatornya dan memegangnya ditangan kanan, dan Dark Repulser pada tangan kirinya

"Baiklah mari kita mencoba sebuah skill" kata Zen

<Starbust stream>

Lalu Zen mulai melakukan 16 tebasan cepat mencoba salah satu skill dari gaya bertarung dua pedang ini.

Para wanita yang melihat ini, sangat terpana akan apa yang dilihatnya.

"A-Apa itu, aku belum pernah melihat gaya bertarung dua pedang?" kata Lisbeth

Zen yang mendengar pertanyaan Lisbeth lalu menaruh kedua pedangnya pada punggungnya dan mejelaskan segalanya kepada Lisbeth tentang bagaimana dia mendapatkan kemampuan tersebut, tentu dia tidak memberitahukan kebenarannya.

"Oh iya Zen, Bagaimana kalu kita mengundang Lisbeth untuk masuk ke kelompok kita?" kata Asuna.

"a-apa k-kelompokmu?" tanya Lisbeth

"Aku juga memikirkannya seperti itu. Bagaimana Lisbeth? Ingin bergabung bersama kami?" tanya Zen

"T-Tapi sebenarnya aku tidak bagus dalam bertarung" kata Lisbeth

"Tidak apa – apa, tugasmu hanya membantu kami tentang perlengkapan kami, dan juga kami akan membantumu untuk meningkatkan levelmu untuk meningkatkan skill menempamu yang masih terkunci akibat terbatasnya level." Kata Zen.

"B-Baiklah kalau begitu, jagalah aku mulai sekarang teman -teman" kata Lisbeth dan dibalas dengan senyuman oleh ketiga orang didepannya.

"Tapi Asuna, sahabatmu tidak ingin aku membayar jasanya" kata Zen kemudian

Lisbeth yang mendengar ini mencoba memberikan alasan yang sebelumnya dan mencoba agar alasan sebenarnya tidak ketahuan, terutama untuk sahabatnya Asuna.

Asuna yang mendengarkan ini hanya tersenyum pernuh arti kepada Lisbeth.

"Jadi kamu sama seperti Silica, Lis" kata Asuna didalam hatinya.

.

.

Sudah hampir 2 tahun game ini dimulai, sekarang para player berhasil manaklukan game ini hingga lantai 74. Kelompok pengambil alih berhasil mengalahkan boss lantai 73 seminggu yang lalu, namun korban yang didapatkan tidak sedikit.

Setelah Zen mendapatkan pedang untuk melengkapi gaya bertarungnya yang baru, berita ini menjadi heboh dimana – mana. Tak banyak player yang mencoba mendatangi Zen dan bertanya kepadanya bagaimana cara mendapatkan kemampuan tersebut, namun hasilnya mereka pulang hanya dengan tangan kosong.

Nama Zen mulai mencuat setelah memperlihatkan kemampuan ini, bahkan namanya lebih terkenal karena dia adalah Beast yang selama ini mereka anggap jelek dan berhasil menikahi sebuah ratu yaitu Asuna.

Sedangkan Heatchcliff atau kayaba akihiko yang mendengar kabar ini, langsung memeriksa sistemnya yang melihatkan bahwa semua ini adalah murni kesalahan sistemnya. Heatchcliff secara terbuka terus memaksa Zen dan timnya untuk memasuki guildnya, namun semua itu ditolak oleh Zen.

Sementara itu kabar yang menghebohkan lainnya adalah, tentang guild pembunuh yaitu Laughing Coffin yang semakin membuat resah. Terutama skema mereka tentang pembunuhan pada Safe Zone, namun skema ini berhasil digagalkan oleh seorang wakil kapten guild terbaik bersama seorang solo player yaitu Sachi dan Kirito.

Dan sekarang sebuah kabar yang sangat menghebohkan kembali beredar. Dimana seorang solo player berhasil mengalahkan Boss lantai 74 dengan kemampuan dua pedang sama seperti kemampuan dari Zen. Berita ini langsung heboh, dikarenakan Heatchcliff langsung menantang Kirito pada duel terbuka setelah Kirito berhasil mengalahkan boss lantai 74 itu.