webnovel

ZEN: Didunia Fiksi

Seorang remaja pria yang meninggal karena menyelamatkan teman masa kecilnya. Remaja itu lalu ditemukan oleh sebuah cahaya dan diberikan kehidupan kedua, untuk menjelajahi dunia anime dengan system yang diberikan kepadanya. . . Perhatian: - Saya tidak memiliki karakter apapun yang ada didalam cerita ini. - Saya juga tidak memiliki gambar yang digunakan pada sampul. - Cerita ini akan beralur lambat namun kadang kadang cepat. - Saya adalah penulis baru, saya membuat novel ini hanya karena kesenangan semata dan untuk belajar. Jadi jika ada masukan, saya akan sangat amat terbuka untuk menerimanya.

AciaRhel · Anime et bandes dessinées
Pas assez d’évaluations
275 Chs

Apa Yang Terjadi?

Seorang wanita saat ini masih terlelap dengan nyaman pada sebuah ranjang disebuah kamar. Dikamar tersebut wanita itu tidak sendiri, melainkan saudara perempuannya yang lain juga berada dikamar yang sama dengannya, dan masih terlelap dengan nyaman saat ini.

Namun berbeda dengan saudara perempuannya yang lain yang masih tertidur lelap, wanita tersebut mulai merasakan sesuatu yang aneh pada tubuhnya saat ini. Wanita itu lalu terbangun, dan secepat mungkin berlari menuju ketoilet yang berada dipenginapan ini.

"Hoek..."

Suara orang memuntahkan sesuatu memenuhi kamar yang sunyi ini. Perlahan beberapa wanita yang tidur dengannya dikamar yang sama, mulai terbangun karena mendengar suara tersebut. Perlahan, seorang wanita berambut emas dengan cepat menyusul wanita yang sedang memuntahkan isi perutnya tersebut.

"Kamu tidak apa – apa Asuna?" kata Alice, sambil mencoba memijat bagian tengkuk dari Asuna.

Asuna yang mendengar pertanyaan Alice, hanya mengangguk dan mulai membasuh bekas muntahannya yang masih terdapat dibibirnya. Namun saat ini, Alice membantunya karena sangat khawatir dengannnya saat ini.

Memang, keadaan tubuh Asuna sangat aneh belakangan ini. Tubuhnya sering merasakan tidak enak, namun tiba – tiba saja dia bisa segar kembali, sehingga dia memutuskan untuk tidak memeriksakan kondisinya saat ini.

"Lebih baik, kita menyuruh Aki-san memeriksamu Asuna" kata Sinon yang akhirnya ikut melihat kondisi dari Asuna tersebut.

"Baiklah" kata Asuna.

Akhirnya Asuna memutuskan kembali bersama Sinon dan Suguha, karena memang mereka juga mempunyai beberapa urusan pada dunia asal mereka saat ini. Alice dan Rina saat ini hanya menatap ketiga orang tersebut menghilang dengan perasaan khawatir.

Memang mereka ingin ikut dan juga ingin mengetahui apa yang sebenarnya terjadi dengan Asuna, namun Asuna memaksakan mereka untuk tetap berada disini dan terus berlatih bersama Yue dan lainnya.

Sedangkan disisi lain, Yue, Shea, Tio, Shizuku dan Kaori sudah berada disebuah restoran untuk menyantap sarapan mereka saat ini. Namun anehnya, kelompok Asuna belum keluar dari kamarnya saat ini.

Memang kamar mereka berbeda dengan kelompok yang sekamar dengan Asuna, sehingga mereka tidak tahu apa yang sedang terjadi pada orang yang berada didalamnya. Namun jika mereka mengetahuinya, maka Tio pasti mengetahui apa yang sedang terjadi dengan Asuna tadi.

"Apakah mereka masih tidur?" tanya Shea saat ini.

"Baiklah, aku akan mencoba memanggil mereka" kata Shizuku, namun saat hendak beranjak dari sana, Alice dan Rina akhirnya terlihat dan sekarang menuju ke meja mereka saat ini.

"Maafkan keterlamabatan kami. Tadi pagi Asuna merasa tidak enak badan dan dia memutuskan kembali pulang bersama Sinon dan Suguha" kata Rina.

"Memangnya rumah mereka dimana Rina-san?" tanya Kaori. Memang kebenaran tentang identitas Zen yang sebenarnya, belum diberitahukan kepada Shizuku dan Kaori saat ini.

"Ah... mereka tinggal diseberang kota." Jawab Alice.

"Kalau begitu, apakah sebaiknya kita menjenguknya?" tanya Shizuku.

"Dia akan baik – baik saja, terutama Sinon dan Suguha sedang bersamanya. Hari ini kita akan berlatih secara intens, jadi kita biarkan saja dia beristirahat hingga dia sudah mulai membaik, baru kita menjenguknya" kata Yue.

Akhirnya semua wanita yang berada meja makan tersebut hanya mengangguk dan mulai memakan sarapan mereka dan bersiap untuk menaklukan labirin Orcus saat ini.

Disisi lain, Asuna yang terlihat pucat sudah tiba di Alaska saat ini bersama Sinon dan Suguha. Melihat keadaan Asuna, Yuna yang saat ini berada dikediaman tersebut bersama Quenella akhirnya menghampirinya.

"Ada apa denganmu Asuna?" tanya Yuna.

"Aku hanya sedikit pusing Yuna" jawab Asuna.

Lalu akhirnya mereka membantu Asuna untuk menuju kekamarnya yang berada dikediaman ini. Perlahan Asuna sudah berbaring pada tempat tidurnya dibantu oleh yang lainnya.

"Lalu dimanakah Aki-san?" tanya Suguha kepada Yuna setelah membantu Asuna untuk berbaring pada tempat tidurnya.

"Aki-san tiba – tiba saja mendapatkan panggilan dari Zen untuk membantunya kemarin" kata Yuna.

Mendengar jawaban dari Yuna, Suguha dan Sinon saat ini hanya bingung harus melakukan apa, dikarenakan orang yang berpengalaman dan bertugas merawat mereka dikediaman ini, ternyata sedang tidak berada disini.

"Asuna, bagaimana jika kami membawamu kerumah sakit saat ini?" tanya Yuna.

"Tidak perlu, lebih baik aku menunggu Aki sambil istirahat. Namun jika keadaanku memburuk aku akan pergi kesana" kata Asuna, karena sebenarnya sekarang entah mengapa kondisi tubuhnya sudah sedikit lebih baik.

"Baiklah" balas Yuna.

Namun disisi lain, Quenella yang memperhatikan itu semua, sedikit curiga dengan kondisi dari Asuna saat ini.

"Apakah Asuna-san, mengalami mual – mual setiap pagi?" tanya Quenella.

"Iya, saat aku bangun aku sudah merasa sangat mual" jawab Asuna.

Quenella yang mendengar hal tersebut hanya menganggukkan kepalanya. Dia sebenarnya ingin bertanya lebih lanjut untuk membenarkan hipotesanya, namun suara ketukan yang keras mengalihkan perhatiannya saat itu.

Perlahan Yuna dan Quenella keluar, dan melihat kedua anak kecil sedang berada didepan pintu kamar Asuna saat ini.

"Yuna Mama, Apakah ada yang sudah pulang?" tanya Yui.

"Iya, Mamamu Asuna, Sinon dan Suguha sudah pulang, tetapi Mamamu Asuna saat ini dia sedang sakit." Jawab Yuna.

"Aku ingin melihatnya" kata Yui yang mencoba menerobos masuk diikuti oleh Myu yang mengekor dibelakangnya.

"Nona Muda, sebaiknya kita tidak boleh menganggu Mama nona muda terlebih dahulu, karena dia membutuhkan istirahat saat ini" kata Quenella.

"Tapi..." kata Yui.

"Benar kata Quenella-san, sebaiknya kalian tidak boleh mengganggu Asuna Mama terlebih dahulu, dan biarkan dia beristirahat oke" kata Yuna membujuk kedua putrinya tersebut.

"Baiklah" kata Yui dan akhirnya mereka berdua mengikuti Yuna dan Quenella untuk beranjak dari tempat tersebut, agar Asuna tidak terganggu dengan keberadaan mereka saat ini dan bisa beristirahat.

.

.

"Apa yang sebenarnya terjadi ditempat ini?" kata seorang pria muda.

Pria tersebut saat ini sedang melakukan perjalanan menuju kerajaan, untuk meminta bantuan untuk membantu warga pada kotanya yang saat ini mengalami sebuah penyakit dan kekurangan bahan makanan, terutama pasokan air bersih.

"Sepertinya telah terjadi pertarungan besar ditempat ini tuan muda" kata seseorang dengan seragam prajuritnya.

Memang saat melewati tempat ini, terlihat gundukan pasir yang menandakan terjadi pertempuran ditempat ini sebelumnya. Mereka semua bingung, pertarungan apa yang terjadi ditempat ini, dan menyebabkan kekacauan besar disini.

"Sebaiknya kita membagi dua kelompok, aku ingin sebagian mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi, karena aku tidak ingin kejadian ditempat ini akan membahayakan kota Ankaji" kata pria tersebut.

"Baik tuan muda" balas salah satu prajurit.

Namun saat hendak membagi kelompok mereka, suara bising aneh mulai terdengar ditempat itu saat ini. Para pasukan mulai waspada dengan suara bising tersebut, namun dari kejauhan bisa terlihat ada sebuah benda aneh sedang mendekat kearah mereka.

"Lindungi tuan muda"