webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Urbain
Pas assez d’évaluations
278 Chs

Tidak Ada Perdamaian.

Saat tiba di rumah sakit Emily langsung diperiksa oleh Reksa. Pria tampan itu terkejut melihat adiknya yang terluka. Bahkan, Reksa melakukan rontgen untuk melihat keadaan bagian dalam tubuh sang adik. Ia takut adiknya terluka bagian dalam, karena itu sangat berbahaya. Setelah melihat hasil rontgen, Reksa langsung menghela nafas dengan pelan.

"Syukurlah," ujar Reksa yang memegang hasil rontgen.

Pria tampan itu langsung mendekati Adit yang berada di ruang UGD, bersama Noah dan Emily. Reksa memberikan hasil rontgen pada Adit. "Syukurlah tidak ada luka bagian dalam, Om.." ucap Reksa.

Adit langsung menghela nafas dengan lega. Noah juga menghela nafas dengan lega karena ia benar-benar bersyukur, Emily tidak terluka parah. Tuan Nicky, Emma dan Samuel masuk ke dalam ruang UGD.

"Aku sudah membawa 10 siswi itu ke kantor polisi dan aku sudah mengirim pengacara untuk menyelesaikan masalah ini.." ujar Tuan Nicky.

Adit menatap sahabatnya, "terima kasih sudah membantu ku.." lanjut Adit.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com