webnovel

Your Presence

Ketika fisik sudah tidak mampu untuk bertahan lagi, harapan terakhir agar diri tak menggila hanyalah pada batin dan akal sehat. Namun, bagaimana jika akal sehat sudah mulai tak bisa diajak untuk berkompromi lagi? Adit, sebagai contoh dari sekian anak yang merasa kurang beruntung akibat menjadi korban dalam kekerasan rumah tangga orang tuanya. Menjadi sasaran empuk kala sang Ayah dan Ibu tengah lelah karena perkerjaan mereka, bahkan membuat Adit sudah sangat lelah untuk terus bertahan di dunia yang begitu kejam untuknya. Nurani sudah menghilang, batin pun mulai berbisik agar enyah dari dunia yang kejam ini. Mengakhiri hidup mungkin, menjadi akhir kisah Adit yang begitu kelam. Agar ia bisa lepas dari kedua orang tua nya yang tak menginginkannya untuk terlahir ke dunia ini. Namun .... "Kalo mau bunuh diri jangan di sini, Aa ganteng!" Suara khas sang gadis yang terus menggema, mengganggu pikiran Adit hingga akal sehatnya perlahan kembali membaik. "Siapa dia? Mengapa aku selalu memikirkannya?" Akankah, Tuhan mempertemukan Adit dengan gadis yang berhasil mencegah dirinya untuk mengakhiri hidupnya itu? Atau, kah sebaliknya? Apakah Adit akan mendapatkan kebahagiaan yang tak pernah ia rasakan sejak berusia 5 tahun hingga sekarang?

AQUELLA_0803 · Urbain
Pas assez d’évaluations
278 Chs

Kelewatan Batas.

Noah membawa Emily ke taman sekolah. Pria itu duduk di samping Emily dan memberikan minuman pada gadis itu.

"Sorry karena gue Lo jadi terkena masalah.." ujar Noah yang benar-benar merasa bersalah.

"Gapapa, santai aja. Udah lama gak adu jotos. Gila ya, sampe segitunya mereka suka sama Lo dan Samuel. Mereka pengen Lo jadi hak milik mereka? Wah mana bisa, kalau jodoh sih gapapa. Kalau kagak jodoh, bisa nekat tu mereka. Asli Lo harus jauhi orang yang kaya gitu, itu bukan rasa suka namanya, tapi terobsesi..." Jawab Emily.

Noah menganggukkan kepalanya dan terkekeh. Emily kembali merasakan dahi Noah. "Bawa obat?" Tanya Emily.

"Bawa, tapi di dalam tas.." jawab Noah.

"Minum obat sekarang, udah makan?" Tanya Emily.

"Belum, baru juga istirahat. Terus di panggil ke kelas Lo, mana sempat makan..." Jawab Noah.

Emily menarik tangan Noah, dan masuk ke dalam kelas pria tersebut. Ia mengambil obat di dalam tas, Emma dan Samuel terkejut melihat kedatangan Emily.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com