webnovel

New Life

Gila.

Ariana pasti sudah gila. Mike? Baron? Mama papa baru? Apakah dua orang paruh baya itu bernama Anita dan Dirgantara? Seperti nama seseorang yang berperan sebagai orang tua Mike dalam novel 'Young Rider' ciptaannya?

Setelah Mike dan orang tua barunya pergi, Ariana meronta frustasi di dalam kamar barunya yang begitu mewah. Bau semerbak aroma coffee bercampur anggur menguak menjadi satu di dalam ruangan tersebut. Aroma yang mampu memenangkan Ariana di atas semua semua kebingungan ini.

Gadis itu mendudukkan dirinya sejenak di atas kursi belajar warna putih. Kedua bola matanya tak sengaja menangkap bingkai dengan foto yang dimana terdapat dirinya, Mike, serta kedua orang tua barunya tengah tersenyum bahagia di depan menara miring yang tak lain ialah menara Pisa, Italia.

Ariana sungguh terkejut melihat bahwa gadis yang berada di foto tersebut sangatlah mirip dengannya. Apakah ia bertukar jiwa dengan gadis yang bernama Agnes ini? Entahlah. Ariana merasa, otak dangkalnya tak mempu menemukan titik terang.

"Nes, lo belum tidur?"

Tanpa mengetuk pintu, Mike tiba-tiba masuk begitu saja dengan membawa sebuah gelas berisi susu warna cokelat.

Ariana perlahan menggelengkan kepalanya sebagai jawaban. Sementara Mike tersenyum simpul seraya menyodorkan segelas susu tersebut pada Ariana. "Nih, minum. Besok kalau lo bosen, lo boleh ajak gue main. Gue besok juga free, nggak ada jadwal kuliah sama jadwal balap."

"Jadwal balap?" ulang Ariana terperangah.

Mike mengangguk pasti, "Iya. Kenapa?"

"N-nggak papa," jawab Ariana lantas meneguk susu cokelat yang baru saja diberikan Mike.

"Gue tau, lo kabur bukan karena mama sama papa kan? Lo kabur karena cinta lo ditolak sama Baron."

"Uhukk... Uhukk... " Ariana tersedak karena kalimat terakhir yang Mike ucapkan.

"Hati-hati, Nes!" Mike menepuk serta mengelus punggung Ariana. "Gue tau ini berat buat lo. Lo boleh kok pindah kampus, kalau itu emang keinginan lo."

".... " Ariana masih terdiam mencerna.

"Gue udah hajar habis-habisan si Baron. Gue udah puas bikin dia babak belur sampai masuk rumah sakit," ucap Mike dengan raut wajah sedikit kesal. "Ya udah, gue ke kamar dulu. Jangan malem-malem kalau tidur."

Setelah kepergian Mike, Ariana masih enggan untuk bangkit dari kursi empuk yang dia duduki. Dia harus memastikan, apakah Baron yang selalu disebut oleh Mike, merupakan Baron sang tokoh utama dalam novelnya?

~~~

Cahaya matahari menelisik masuk lewat ujung-ujung jendela kamar besar milik Ariana. Seorang wanita paruh baya tersenyum ke arahnya sembari membawa sebuah nampan yang berisi nasi goreng serta susu vanilla hangat. Ariana mengernyitkan dahi bertanya-tanya, siapa wanita di depannya saat ini?

"Eh, non Agnes udah bangun. Ini non, mbok Jah udah bawain non sarapan. Kalau non nggak mau ke bawah, non makan di sini aja ya? Tapi kalau mau makan di bawah, ini simbok bantu turunin makanannya."

"M-makan di sini aja," ucap Ariana lantas diangguki cepat oleh wanita yang biasa dipanggil mbok Jah.

"Kalau gitu, mbok Jah keluar dulu ya non."

Ariana tidak mengerti bagaimana kehidupan Agnes sebelumnya. Jika benar dirinya berada di dalam dunia novel, dia bahkan tak pernah menambahkan sebuah karakter untuk menjadi adik dari Mike.

Ariana tidak terlalu menyukai nasi goreng. Namun, ketika melihat nasi goreng di hadapannya saat ini, Ariana merasa lapar dan teringin memakannya secepat mungkin. Tak ingin berpikir terlalu lama, dia akhirnya bergegas menuju kamar mandi untuk sekedar mencuci wajah dan menggosok gigi. Setelahnya, Ariana langsung memakan habis nasi goreng buatan mbok Jah itu.

Kini, sudah hampir tiga jam Ariana mengurung diri di dalam kamar. Ariana telah mengelilingi kamar itu selama lima kali. Dia juga saat ini memakai baju oversize mewah yang ada di sebuah lemari besar berisikan segala macam baju branded. Mungkin itu koleksi baju milik Agnes.

"Huh.. Gue nggak tau alasan kenapa gue ada di sini dan hidup sebagai Agnes. Apa ibu sama ayah di rumah nggak cariin gue ya? Kok gue nggak dapat telfon...."

"Eh, ponsel gue?!?" pekiknya yang baru menyadari bahwa sedari tadi malam dia tak membawa ponselnya. Ponsel Ariana tertinggal di saku celana baju kemarin, sedangkan dirinya telah berganti baju ketika memasuki portal yang tak diketahui sama sekali itu.

"Akh, bagaimana ini? Gimana kalau ibu sama ayah nyariin gue?!?"

Tok.. Tok.. Tok..

Bersamaan dengan frustasinya itu, Ariana mendengar suara pintu yang diketuk.

"Sayang, ini mama. Ini ada temen kamu yang datang."

"M-masuk..."

Pintu pun terbuka dan menampilkan sosok mama barunya dengan dua orang gadis berpenampilan mewah sembari membawa beberapa bingkisan. Dua gadis itu berlari memeluk Ariana yang lagi-lagi memasang raut wajah kebingungan.

"Agnes, kita khawatir banget sama lo!"

"Kalian..." desis Ariana tidak mengenal sama sekali dua perempuan di hadapannya.

"Qila sama Grace selalu tanya ke mama tentang keadaan kamu." Anita medakili keduanya.

"Iya, Nes. Kita khawatir banget. Lo nggak papa kan? Harusnya lo hubungi kita kalau ada apa-apa!" ujar Grace dengan tegas.

Tunggu. Qila dan Grace juga merupakan karakter pendukung dalam novelnya. Namun mereka berdua ialah gadis yang berwatak jahat. Mereka senang membully, ikut campur urusan orang, dan juga selalu terlibat balapan liar. Mereka bahkan Ariana cap sebagai perempuan nakal di dalam novelnya.

Ah, jangan bilang... Selama ini Agnes berteman baik dengan mereka?!?

~~~

"Gimana? Lo jadi mati?"

"Ck, jaga mulut lo!"

"Hahaha, udah puas banget gue pukulin lo sampe masuk rumah sakit. Lain kali gue pukul lo sampe masuk kuburan bisa kali ya?"

"Terserah!"

Mike tertawa cekikikan di samping seorang pria yang berbaring di atas ranjang VVIP rumah sakit.

"Lo besok udah boleh pulang kan? Mau gue jemput?" tanya Mike sembari memakan buah-buahan yang bergeletakan di atas meja samping ranjang.

"Males pulang gue. Di rumah paling juga kena marah terus."

Mike pun menyeringai, "Emang lo pernah ada di rumah? Lo balapan terus kali, Ron!"

Ya, pria itu adalah Baron. Baron yang dikatai seperti itu oleh Mike hanya menghendikkan baju tak peduli. Dirinya masih sibuk memainkan sebuah game di dalam ponselnya.

"Gimana keadaan adek lo?" tanya Baron tiba-tiba.

"Kenapa? Lo khawatir sama dia setelah lo tolak cinta dia?" Mike mengangkat salah satu alisnya.

"Ck, nanya doang. Dia bukan tipe gue."

"Sejauh ini fine-fine aja sih. Cuma, dia agak beda aja dari biasanya. Kata nyokap gue, pas tadi Grace sama Qila jenguk dia, dia kayak orang linglung gitu kayak nggak kenal. Dia juga lebih pendiam," jelas Mike panjang lebar membuat Baron menghentikan aktivitas bermain game-nya sejenak.

"Jangan-jangan, adek lo amnesia lagi."