Gelap, disini rasanya gelap. Bahkan aku sudah membuka mataku namun masih gelap. Sayup-sayup kudengar suara suamiku. Dia menggenggam tanganku erat. Perlahan aku membuka mataku, berkedip beberapa kali. Dan melihat sekeliling ruangan putih, beraroma obat. Dimana aku? Terakhir aku dikantin dan oh aku mencium bau tidak sedap. Aku muntah, apa jangan-jangan aku hamil?
"sayang, kamu udah sadar?" Gio mengelus rambutku pelan.
"aku dimana ini? " tanyaku memastikan.
"Kamu di rumah sakit. Tadi kamu pingsan sebelum aku jemput" jelas Gio.
"lalu apa kata dokter ? " tanyaku. Berharap Gio menjawab aku hamil.
"Kmu telat makan ya? Terus tensi rendah banget" jelasnya membuat raut wajahku kecewa.
"yah kirain masuk angin" jawabku malas. Ternyata belum rezeki. Allah belum mempercayaiku untuk hamil.
"Ma, jangan sakit ya. Nico gak mau mama sakit" Nico mencium pipiku. Lihat betapa manisnya dia dengan seragam TK di tubuhnya itu. Tak perlu lama, kuraih tubuh Nico kupeluknya erat.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com