webnovel

You, Your Love and Secret

Bagi Nara jatuh cinta adalah sesuatu yang menyenangkan, itu pemikirannya dulu sebelum sebuah kejadian menimpanya yang membuat Nara merubah pemikirannya tentang jatuh cinta. Laki-laki yang dia sukai sekian lama malah berakhir dan jadian dengan musuhnya. Nara sakit hati tetapi dia harus melanjutkan hidupnya bukan? Move on adalah pilihan Nara, tetapi bukannya move on itu susah? Di tengah kegalauannya itu ia dipertemukan dengan Rajendra. Rajendra dengan ketampanan dan kesuksesannya mampu membuat para wanita terpesona padanya,tetapi ia sama sekali tidak tertarik dengan yang namanya wanita. Karena menurutnya wanita itu licin seperti ular. Bukannya dia seorang gay atau homo tetapi ia hanya tidak suka jika berurusan dengan wanita. Sampai sebuah kejadian tak sengaja mengantarkannya pada Nara yang membuat pandangannya tentang wanita perlahan pudar.

Fara_Dita · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
3 Chs

Awalnya

"Naraaaaaa!"

Seorang gadis yang memakai sweater berwarna olive itupun mengalihkan pandangannya saat ada yang memanggil namanya dengan intonasi yang bisa disebut dengan berteriak.

"Apaasih Lun, teriak-teriak. Ini tuh di kampus ya bukan di hutan," tanya gadis bersweater olive yang bernama Nara itu dengan malas.

"Gue punya berita hot yang pasti bikin lo kaget, " jawab Luna selaku sahabat Nara.

"Halah, ketebak banget kalau yang ngomong Luna ya pasti ngomongin cogan, " sahut Diva, sahabat Nara lainnya yang memang sudah mengenal tabiat Luna yang suka membicarakan cogan alias cowok ganteng.

"Lo tuh sotoy banget deh, orang gue mau ngasih informasi tentang cemcemannya Nara kok!" Balas Luna dengan kesal lalu meletakkan tasnya di meja kantin.

"Hah! Cemceman gue?" Tanya Nara dengan kening berkerut pasalnya Nara punya 2 gebetan. Tetapi jujur saja hanya satu diantara mereka yang Nara suka.

Namanya Chandrawinata Adrian Putra biasa dipanggil Chandra. Chandra itu sahabat barunya, karena tak ingin Chandra tau tentang perasaannya maka dengan amat terpaksa ia memanfaatkan Reno, seniornya dikampus untuk menjadi gebetannya. Terkesan memanfaatkan Reno memang, tapi demi cinta hal apapun akan terasa halal.

"Iya, cemceman lo yang si Chandra itu," kata Luna dengan menggebu-gebu. Nara yang mendengar nama Chandra pun hatinya ketar ketir sendiri pasalnya apapun tentang Chandra pasti akan membuatnya begitu penasaran.

"Kenapa sama Chandra?" Tanya Nara sama semangatnya seperti Luna tadi.

"Ternyata si Candra itu udah jadian sama si Winda!!" Jawab Luna membuat lutut Nara lemas seketika, pandangannya mengabur karena cairan di matanya yang siap tumpah kapan saja. Walaupun begitu, ia tetap menyampaikan kekagetannya

"Loh, gak ada angin gak ada hujan kok bisa sih mereka jadian?!" Ujar Nara terkejut. Tentu saja Nara sangat terkejut karena setaunya Chandra itu bukan tipe cowok-cowok yang gampang suka sama cewek. Apalagi cewek seperti Winda yang kemana-mana selalu bawa bedak, jika pergi ke kampus saja dia sepertinya bisa menghabiskan bedak satu cup.

"Yang sabar aja ya Nar, mungkin Chandra itu bukan orang yang tepat buat lo. Gue aja yang dengernya nyesek apalagi lo yang udah suka dia selama itu," sahut Diva menenangkan Nara yang mulai terisak pelan

"Terus gue harus apa dong Div, Lun?" tanya Nara dengan sungai yang mengalir dipipinya. Iya, Nara menangis karena Chandra. Memang cinta bisa melemahkan siapa saja, bahkan gadis kuat seperti Nara.

"Yaudah move on aja, cari yang lain. Jatuh cinta lagi," sahut Luna sambil mengendikkan bahunya acuh.

Move on? Emang dikira gampang apa, batin Nara dalam hati, Tapi Nara optimis ia bisa move on dengan cepat karena menurut pengalaman-pengalamannya yang lalu ia bisa move on dengan cepat bahkan kurang lebih satu hari ia sudah dapat melupakannya. Semoga Chandra sama saja dengan mantan gebetannya yang lalu yang bisa dilupakannya dengan cepat.

"Udahlah, nanti aja gue pikirin. Ayok ke kelas aja, bentar lagi udah masuk! " Ajak Nara pada teman-temannya. Karena enggan memikirkan masalahnya dengan Chandra karena Nara tidak tau Chandra itu menganggapnya sebagai apa.

Bisa saja ternyata Chandra hanya menganggap dirinya seorang teman bukan seorang gebetan ataupun orang yang penting dalam hidupnya. Uh, rasanya hati Nara sakit karena memikirkan Chandra

Ayo move on! Cari cowok yang lain.

"Ayok lah! Eh tapi mampir ke kantin dulu ya? Gue belum sarapan hehehe," ujar Luna sambil meringis.

"Ayok lah!" Balas Nara karena ia juga belum sarapan. Sebenarnya ia terbiasa tidak sarapan tetapi untuk sekarang ini ia ingin sarapan karena energinya terkuras habis hanya karena mendengar kabar tentang Chandra. Ah sialan memang.

"Tapi Nar, kalau ketemu Chandra gimana?" Cegah Diva, tidak salah kan dia kalau sedia payung sebelum hujan. Dalam hal ini, bersiap taktik sebelum menghadap Chandra.

"Dia nggak ada matkul pagi ini," balas Nara reflek. Ah Nara keceplosan lagi.

"Ciee hapal banget sih, katanya mau move on?" Goda Luna pada Nara membuat pipi Nara menjadi merah.

"Ihh apaan sih ayok ke kantin, gue udah laper!" Ujar Nara mengalihkan pembicaraan dan langsung meninggalkan kedua sahabatnya yang masih asyik menggodanya itu.

     

                                            ***

Setelah pulang kuliah Nara segera bergegas kembali ke kostnya. Jarak antara kost dengan kampus memang tidak terlalu jauh hanya perlu naik angkot saja sudah sampai. Tempat kostnya berupa sebuah rumah berlantai 2 yang hanya dikhusukan untuk perempuan saja. Sebenarnya ibu Nara yang memilihkan tempat ini karena katanya supaya kehidupan Nara di sini aman dan Nara tidak bisa macam-macam. Memang dikira Nara akan melakukan hal-hal yang aneh saja. Ibunya itu memang sangat posesif.

"Hah, capek banget gue. Hati gue sakit badanpun juga ikut sakit" kata Nara yang membaringkan tubuhnya dikasur.

"Gini banget ya nasib gue, udah lama diem-diem suka sama dia,udah kode-kode. Ehh malah udah direbut aja tuh sama nenek lampir," kata Nara yang tanpa sadar  sudah menitikkan air matanya. Lagi.

Direbahkan tubuhnya diatas kasur kamar kostnya, sambil melamun memikirkan pertemuan pertamanya dengan sang pujaan hati, Chandra.

3 Bulan yang lalu

Disebuah cafe terlihatlah seorang gadis yang sedang duduk sendirian.Ya, gadis itu Nara

"Haduh pada kemana sih mereka, gak tau apa gue udah jamuran disini," keluhnya sambil terus melirik jam tangannya

Sambil menunggu teman-temannya Nara menghabiskan waktu untuk memandang pemandangan luar lewat jendela cafe. Tak sengaja pandangannya tertuju pada seorang nenek tua yang berpakaian lusuh yang terlihat ingin menyebrang jalan.

"Aduh, zaman sekarang ngerti ada orang tua mau nyebrang gitu juga gak ada yang mau nolongin," katanya sambil berdiri akan keluar menghampiri sang nenek. Belum sempat berdiri ternyata ada seorang yang menghampiri sang nenek, seorang pemuda tampan dengan kemeja flanel dan rambut acak-acakan. Nara melongokkan kepalanya untuk melihat apa yang akan dilakukan sang pemuda, yang ternyata sedang membantu sang nenek menyebrang.

"Ya Allah, kenapa jantung hamba dag dig dug der ya ngeliahat tu cowok," gumamnya sambil memegang dada yang sedang berdisko ria.

Setelah membatu sang nenek, si pemuda itu pun pergi berlalu tetapi mata si Pemuda tak sengaja bertemu pandang dengan Nara. Nara merasa jantungnya hampir copot hanya karena bersitatap dengan si pemuda walau hanya beberapa detik.

"Woy ngapa lo bengong sambil megang dada?! Mesum ya?" Tanya Luna setelah duduk dihadapan Nara.

"Ngagetin aja lo," sungut Nara."Tadi ada cowok baik nolongin nenek-nenek nyebrang,baik ganteng pula. Jantung gua sampai dag dig dug ngelihatnya. Apa ini ya yang dinamakan love at the first sight?" Tanya Nara pada Luna.

"Mungkin sih," jawab Luna mengendikkan bahunya.

5 hari berlalu

Tidak ada kejadian berarti selama 5 hari ini, Nara masih melakukan kegiatannya sama seperti biasanya. Sekarang hari Kamis dan Nara punya jadwal kuliah pagi.

"Haduh gimana nih, udah jam segini lagi. Bisa telat gue dong," dumelnya sambil berlari ditaman kampus. Karena terburu-buru tanpa sengaja Nara menabrak seseorang hingga menyebabkan barang yang dibawa orang tersebut jatuh.

"Haduh-haduh sorry, gue tadi buru buru jadi gak tau deh ada orang didepan," ucapnya sembari ikut membantu membereskan kertas yang berceceran tanpa menatap siapa orang yang ia tabrak tadi.

"Iya, gapapa gue juga nggak hati-hati tadi," sahut orang itu, yang membuat Nara mendongak untuk melihat wajahnya. 'Dia', batin Nara tanpa sadar terpaku memperhatikan wajah orang itu.

"Heh malah bengong, katanya buru-buru? Oh ya btw nama gue Chandra, nama lo?" tanyanya yang ternyata bernama Chandra itu.

"Ehh, nama gue Nara," Sahut Nara.

Memang baru  3 bulan Nara mengenal Chandra dan baru  2 bulan terakhir Nara dekat dengan Chandra, namun entah kenapa Nara selalu senang dan nyaman bila bersama Chandra. Mungkin itu yang dinamakan jatuh cinta. Bukannya Nara tidak pernah jatuh cinta sebelumnya, tetapi dengan Chandra ini rasanya berbeda dengan yang lainnya. Jika saat suka dengan orang lain dan orang itu berkhianat atau apa maka ia akan cepat melupakan, tapi ia rasa dengan Chandra ini pasti mebutuhkan waktu yang sedikit lama karena Nara benar-benar jatuh cinta pada Chandra, bukan cuma rasa suka atau kagum.

"Semoga aja gue cepet move on dari Chandra, gue gak bisa galau lama-lama. Pokoknya gue harus move on dari Chandra, yo yo yo semangat move on Nara," kata Nara menyemangati dirinya sendiri.

✨✨✨

Mau sekuat apapun kamu mengejarnya kalau bukan jodohmu juga tidak akan bisa menjadi milikmu

  ***