"Jadi, kamu dari mana?"
Pertanyaan dengan suara dingin itu membuat Vania langsung gemetar, dan detak jantungnya tidak karuan karena takut. Ini pertama kalinya Papa Vania bertanya dengan nada seperti itu.
"T-tadi Vania cuma ada urusan sebentar kok, pa. Vania juga udah bilang ke Pak Toni buat nggak jemput Vania," jawab Vania dengan gugup.
Fyi : Pak Toni adalah nama supir Vania.
"Urusan apa? Kenapa kamu nggak pamit sama papa? Papa tau kamu tadi di antar sama cowok kan? Siapa dia?" tanya Surya lagi yang semakin mengintimidasi Vania.
"Temen sekelas Vania kok, pa. Papa kok jadi marah sama Vania,"
Manik cantik Vania sudah berkaca-kaca menahan tangis. Gadis itu paling lemah jika di marahi, maklum saja karena Vania adalah gadis yang sangat manja dan tidak pernah merasakan yang namanya di bentak atau lain sebagainya.
"Enggak, papa nggak marah sama kamu. Tapi kamu nggak boleh seperti ini Vania. Kamu sudah bukan anak kecil lagi," tutur Surya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com