"Sebenernya saat gue denger loe ngebunuh dan kerja sama orang itu, gue marah, gak terima dan mau loe berhenti dari pekerjaan loe, tapi gue gak bisa ngomong seenaknya karena loe udah dikasih tempat tinggal dan makan sama orang itu. Gue gak bisa apa-apa selain menerima bahwa sahabat gue ternyata lebih berbahaya dari gue yang dikenal anak nakal waktu dulu," kata Avan membuat Alvin mendesis pelan.
"Sekarang kita sama, Avan. Sama-sama ngelakuin hal berbahaya demi sesuatu. Gak ada lagi yang perlu dipermasalahkan, loe terlibat dengan kriminalitas begitupun gue. Jadi, gak ada hak buat gak terima semua kenyataan ini karena udah terlanjur kita lakuin," timpal Alvin. Avan mengangguk menyetujui.
"Kenapa loe rahasiain hal sebesar itu sama gue?"
"Gak. Gue gak ada niatan buat ngerahasiain hal kayak gini. Beberapa hari yang lalu gue diajakin buat gabung lagi di sana, terpaksa gue harus nurutin dia. Kalau enggak dia bakalan ngebunuh keluarga gue," jawab Alvin. Avan mengernyit.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com