Aku mendorong pintu balkon dengan keras membuat kedua orang itu terperanjat. Mereka segera menutupi tubuh dengan selimut. Aku menatap Stella dengan tajam. Dia tampak terkejut dan pucat.
"Ri-Rivan?"
Dengan cepat aku menghampiri lelaki itu lalu menghajarnya. "BRENGSEK! APA YANG UDAH LOE LAKUIN SAMA DIA HAH?" teriakku sambil terus menghajar dia. Aku merasa tanganku ditarik Stella. Dia berteriak-teriak untuk menghentikan aksiku. Sayangnya aku tak mau berhenti dan ingin sekali membunuh lelaki brengsek ini.
"RIVAN BERHENTI! RIVAN!"
PRAAANNKK!
Aku menghentikan tanganku saat seseorang memukul kepalaku dengan sesuatu. Aku menoleh. Stella sedang memegang sebuah guci kecil yang sudah terbelah. Aku juga melihat lantai, serpihan guci itu ada di sana, tepat di bawah kakiku. Ku pegang kepala belakangku. Sial! Ada sesuatu yang basah di sana. Benar saja! Kepalaku berdarah dan darah tersebut menempel di tanganku.
"Ja-jauhi dia!" suruhnya.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com