webnovel

Awal kesepakatan

Bella,itulah namaku.Aku sekarang sedang berkuliah di Universitas **** dan mengambil jurusan kedokteran.Semenjak ibu telah tiada,hari-hari ku semakin suram.Ayah menikah lagi dengan seorang wanita bernama maya,ia adalah janda anak satu,anaknya bernama Clara.Semenjak menikah ayah tidak memperdulikan ku lagi.Ayah selalu memberi perhatian kepada mereka dan itu sangat sangat membuatku merasa semakin muak dengan kehidupan ku saat ini.

Ayah sangat mencintai ibu tiriku,apapun yang dia minta pasti di turuti sampai akhirnya bisnis ayah mulai mengalami kebangkrutan,ayah meminjam uang kesana kemari dan tidak ada yang menolong ya, hingga akhirnya ada seorang Pria yang membantu bisnis ayah tapi sebagai gantinya dia meminta salah satu putri ayah sebagai istrinya.

"Bagaimana ini may?Dia sudah menolong ku tanpa harus mengembalikan uang yang ku pinjam kepadanya.Dia hanya menginginkan seorang istri tapi harus salah satu dari putri kita."

"Jangan Clara sayang!Clara masih umur 18 tahun sedangkan Pria itu 35 tahun bisa di bilang dia sudah Om-om!"

"Tidak may,Umur ya saja tua, dia sangat kaya May pasti Clara bahagia.. "

"Aku tidak mau ayah!Aku masih ingin mengejar impian aku!" bentak Clara kepada ayah.

Aku yang sedang di kamar terkejut mendengar perdebatan mereka.Aku mengintip keluar kamarku dan melihat Clara yang sedang menangis, 'sangat memuakkan' pikirku saat ini.

Aku pun langsung masuk kedalam kamar dan menggunakan aerphoneku agar tidak mendengar perdebatan memuakan mereka.

Aku sangat lelah dengan keadaanku sekarang.Semenjak ayah menikah lagi,ayah banyak berubah tidak pernah membiayai kuliahku, sehingga aku harus kerja paruh waktu di sebuah cafe dekat kampus, itupun aku di bantu oleh Erika sahabatku.Dia lah satu-satu ya sahabatku saat ini.

Semenjak ayah bangkrut satu persatu temanku mulai menjauhiku,mereka berbisik-bisik dan menghina di belakangku.Awal ya aku sangat tertekan oleh perkataan mereka,hingga datanglah Erika yang selalu menyemangati ku agar aku bisa bangkit.Aku bersyukur mempunyai sahabat sepertinya.

Esok pagi ya aku bangun lebih pagi untuk berangkat ke kampus.Tiba-tiba ayah memanggil ku untuk menuju ke ruangan ya.

"Ada apa ayah?" tanyaku kepada ya.

"Bella,ada satu hal yang ingin ayah minta kepadamu." ujarnya memohon

"Apa itu ayah?" ucapku

"Bella, bisa kah kamu membantu ayah, kali ini saja, ayah mohon." ucap ayah

"Iya, tapi apa?" tanyaku kesal karena ayah sangat berbelat belit.

"Tolong temuilah seseorang di Restauran **** dan berpakaian lah yang rapi." ujarnya menyerahkan sebuah alamat restauran kepada ku dan sebuah nama "William".

"Siapa William yah??" tanyaku.

"Nanti kamu segera tahu, temuilah dia." ujarnya langsung mempersilahkan ku pergi dari ruangannya.Aku pun keluar dari ruangan ayah sambil menatap kertas yang di berikan kepada ayah.

"Wah, sepertinya ada yang jadi simpanan Om Om nih haha" ujar Clara tiba-tiba mengejekku.

"Biarkan nak, toh dia cuman simpanan Om Om tua!" ujar ibu tiriku.

Inilah yang membuatku tidak tahan berada di rumah ini, dua ular ini selalu baik di depan ayah tapi di belakang seperti setan!

"Maksud kalian apa sih, enggak jelas banget." ucapku sinis menimpali mereka.

"Kasian banget kamu Bell!Di jual ayah sendiri ke Om Om tua demi bisnis ayah haha" ujar Clara mengejek ku.

"Ma-maksud mu apa?? Om om? aku di jual?"

"Lebih jelasnya langsung aja tanyakan kepada ayah!" ucapnya dan ibu berlalu dariku.

'Aku harus tanyakan kepada ayah!' pikirku saat ini.

"Ayah!" ucapku langsung masuk kedalam ruangannya lagi.

Ayah terkejut dengan kedatangan ku lagi.

"Ada apa Bell?"

"Maksud Clara dan Ibu apa? Kata ya mereka ayah menjual ku demi bisnis ayah? maksudnya!"

Ayah pun menghampiri ku dan memenangkan ku.

"Begini Bell, bukan maksud ayah membohongi mu.Waktu bisnis ayah bangkrut, ayah meminta tolong kesana kemari tapi tidak ada yang menolong.Hingga akhirnya pria itu datang menolong ayah dengan meminjamkan uang sebesar 500 juta kepada ayah tanpa di kembalikan.Pria ini hanya meminta seorang istri dari salah satu anak ayah.Pria ini berumur 35 tahun,dia orang yang sangat kaya.Ayah berpikir kalau menikahkan Clara masih berumur 18 tahun itu tidak lah sebanding,sedangkan kamu sudah 20 tahun, jadi ayah memilihmu Bell." ujarnya menjelaskan

Aku yang shock mendengar ucapan ayah, langsung menangis histeris.

"Ayah kenapa harus aku? kenapa ayah tidak minta pendapatku terlebih dahulu? kenapa selalu aku yang berkorban ayah!" ujarku menangis, Ayah menatapku dan memelukku.

"Maafkan ayah nak." ujarnya menyesal.

"Aku benci ayah!" ucapku langsung berlari meninggalkan ayah yang masih sendiri di ruangannya.

Aku langsung memanggil taxi yang lewat dan buru-buru menuju kampus karena takut terlambat.Di dalam taxi aku berusaha untuk tenang dan menyeka air mataku.'Ibu, aku sangat benci keadaan ini!' ucapku di dalam hati.

Di kampus saat pelajaran di mulai pikiran ku tidak fokus,apa yang ku lakukan tidak ada yang benar.Aku memutuskan untuk duduk sebentar di taman dekat kampus.

"Hai Bell,dari tadi di cariin ternyata kamu disini." ujar Erika langsung duduk di samping ku.

"Ah, i-iya ka', aku sedang bosan." ujarku berbohong.

"Oh iya, ikut aku yok ke perpustakaan." ajak ya.

"Hmm, maaf Ka',aku harus pergi ke suatu tempat." ujarku

"Yah, yaudah deh kalau gitu aku pergi duluan, bye Bell.." ujarnya semuringah dan berlalu pergi.

Aku menghela nafas panjang, aku harus menemui pria yang memanfaatkan ayah,'Dasar Om om' geram ku.

Akhirnya dengan penuh pertimbangan aku memutuskan untuk menemui ya.Hari ini aku sengaja menemui ya di restauran dengan berpakaian tidak rapi,aku tetap menggunakan pakaian kampusku,dengan memakai sweater oversize yang di padu dengan celana jeans dan sepatu kets.

Aku pun bertanya kepada salah satu Waiter tentang temu janjiku dengan William,waiter pun menunjukkan arah kemana aku harus pergi menemui ya,tidak jauh dari tempat ku aku melihat seorang Pria dari sisi belakang ya menggunakan setelan jas hitam yang elegan.Aku pun langsung menghampiri ya, semua orang di restauran memperhatikan ku, aku tidak peduli.

"Benar ini tuan William?" ujarku langsung duduk di hadapan ya tanpa menyapa ya terlebih dahulu.

Dia terkejut melihatku dan melepas kacamata hitamnya.Aku tiba-tiba terpana olehnya 'Iris mata ya yang biru dan sorot mata yang tajam, hidung yang mancung, garis rahang yang tegas, dan bibir yang.. ' aku langsung tersadar dengan apa yang ku pikirkan.Aku akui dia tidak seperti Pria yang berumur 35 tahun.

Ia pun memandangku cukup lama dan terdiam.

"Maaf, kenapa anda memandang saya seperti itu!" ungkap ku spontan yang membuatnya gelagapan.

"Ti-tidak.Hmm iya saya William, anda siapa?"

"Namaku Bella, anak dari Pak Danil!"

"Oh, kamu Bella." ujarnya tersenyum

"To the poin saja! Sebenarnya mau mu apa dari ayah saya!"

"Haha ternyata kamu sangat menarik ya." ujarnya menatapku

"Cepat jawab, kalau enggak aku pergi dari sini!"

"Aku hanya menginginkan mu menjadi istriku.Aku selalu di desak untuk menikah oleh kedua orang tuaku, sedangkan aku sangat membenci sebuah hubungan yang berunsur komitmen.Jadi aku perlu istri untuk kawin kontrak selama 5 tahun, setelah itu bercerai dan kamu akan mendapatkan kompensasi dariku sebesar 5 milyar. Bagaimana?"

"Tidak tertarik!" jawabku singkat yang membuat ya sedikit terkejut.

"Ini 5 M loh, kamu enggak mau memang ya?" ujarnya bertanya lagi

"Enggak.Udahlah kalau gitu aku mau pulang.. "

"Tu-tunggu ada satu lagi yang mau ku tawarkan kepadamu aku yakin kamu tidak menolaknya!" ujarnya menyakinkan ku.

"Memang ya apa?" tanyaku menantang ya.

"Aku udah menyelidiki latar belakang mu Bell, kamu ingin sekali kan menjadi dokter? dan ingin segera keluar dari rumah itu? Tenang aku bisa mengabulkan ya tapi dengan syarat tadi kamu harus menikah denganku,kita saling menguntungkan,kita berdua tidak mencampuri urusan pribadi masing-masing,dan 5 M tetap kamu dapatkan, bagaimana?" ujarnya dengan tawaran yang sangat besar.

Jujur saja tawaran ini sangat menggiurkan ku.Aku memang ingin sekali menyelesaikan kuliah kedokteran ku.

"Baiklah aku setuju tapi aku tidak mau berbagi kamar denganmu!"

"Oke kita buat kesepakatan kita.Besok surat kesepakatan kita akan di buat oleh sekertaris ku, dan besok kamu di jemput oleh ya untuk fitting baju pernikahan kita."

"Baiklah kalau begitu aku ingin pulang. Terimakasih." ujarku langsung berlalu di hadapan ya.

"Tu-tunggu.. " ujarnya menyusul ku.

Aku pun berhenti dan menoleh ya.

"Ada apa?" ucapku mengernyitkan dahiku.

"Biar ku antar kamu pulang."

"Tidak usah."

Walaupun aku berusaha untuk menolak tawarannya dia tetap secara paksa membawaku ke dalam mobilnya tanpa ku sadari di kejauhan ada yang sedang memotret kami berdua secara diam-diam.

Di dalam mobil kami hanya berdiam diri saja.Terasa sangat canggung.Akhirnya ia pun memulai pembicaraan duluan kepadaku.

"Bisakah aku memanggil mu Bella?"

"Panggil saja Bell"

"Hmm, setelah menikah nanti berusahalah menjadi seorang istri di depan keluarga kita agar mereka tidak curiga."

"Iya, aku tahu itu."

"Kamu tidak usah lagi bekerja di cafe itu."

Aku terkejut mendengar ya, bagaimana dia bisa tahu hal ini.

"Kamu memata-mataiku ya!" ujarku kesal.

"Maaf, aku hanya penasaran denganmu!"

"Hmm" jawabku malas.

Akhirnya aku sampai di rumah,aku pun segera keluar dari mobil dan langsung masuk kedalam rumah tanpa mengucap kan terimakasih kepada ya.Aku sengaja melakukan ya agar dia tidak suka denganku.

"Sepertinya ada yang baru di antar Om Om nih" ujar Clara mengejekku saat aku baru pulang.

"Dapat Sugar Daddy ya kak?" tanya ya lagi memancing ku.

"Iya Sugar Daddy! Memang ya kenapa? Iri?" balas ku karena sudah terlalu muak dengan tingkah laku ya.

"Ogah banget jadi simpanan Sugar Daddy"ujarnya menatapku sangat hina.

Aku yang mulai jengah mendengar ya langsung mendekatinya.

"Clara cukup!Dia bukan Om om seperti yang kamu bayangkan! Di sangat tampan!Hah..kamu menyesal telah menolak ya!" ujarku membalas ejekkan ya dan berlalu pergi.

"Ngapain aku nyesal sama simpanan Sugar Daddy Tua!" ujarnya berteriak dengan sengaja agar aku mendengar ocehannya yang tidak bermutu.

Aku pun langsung masuk kamar dan sebelum tidur, aku membersihkan diriku.

Di atas kasur aku masih memikirkan wajahnya William,'Kok ada ya pria seumur begitu tapi masih muda' pikirku ber traveling ke mana-mana.Aku pun menepuk jidatku pelan,dan memutuskan untuk segera tidur.