webnovel

Yang Tak Pernah Ada

Apakah jatuh cinta itu salah? Jika salah, lalu kenapa ia bisa secepat itu jatuh cinta pada seorang laki-laki yang baru ia temui? Artinya, ia benar karena sudah jatuh cinta. Tetapi pada akhirnya ia menyerah. Ia telah menyalahi cintanya... yang tak pernah ada.

Sankhaa · Sports, voyage et activités
Pas assez d’évaluations
36 Chs

#YTPA#033

Ada yang hilang diantara kita, saling percaya satu sama lain – Restu Adhitya.

***

Dengan langkah gontai, Andra menyeret tubuh lelahnya menuju kamar. Ia melemparkan tas punggungnya sembarangan. Dan berakhir memeluk ranjang.

"Gue udah bikin dia jatuh cinta, itu artinya tugas gue udah selesai. Tinggal menunggu Mama pulang dan gue bakal dibebasin." gumamnya dengan mata terpejam.

Andra bangkit dari rebahan. Ia mengambil ponselnya yang ia simpan disaku celana abu-abu. Layar ponsel itu menampilkan sebuah foto dirinya dengan seorang cewek.

"Maaf, Dy. Saat ini gue lagi di penjara sama Mama. Nanti kalau udah dibebasin, gue bakal kembali sama lo. Kita lanjutin kisah kita yang sempat putus itu."

Ia meletakan ponselnya diatas nakas samping ranjangnya. Tiba-tiba nama Salsa terlintas di pikirannya. Masih saja teringat akan pengakuan Salsa yang ternyata sudah jatuh cinta padanya.

Andra menatap atap kamar kalut. Ia memang sudah mengerjakan tugas yang diberikan Mama padanya. Tetapi entah kenapa, Andra merasa sedih. Ia merasa sudah membuat kesalahan besar hingga berani mempermainkan perasaan orang lain.

"Permainan hidup. Jangan merasa takut mencoba, anggap aja mereka semua sebatas ilusi yang kamu cipta. Hidup ini penuh dengan drama, kamu yang harus memainkannya, Andra. Tapi ingat, saya nggak mau kamu terjebak dalam permainan hidup ini. Mengerti, sayang?"

Andra berteriak. Kalimat mengerikan itu kembali muncul di otaknya. Ia sangat frustasi.

Mamanya akan pulang satu minggu lagi. Tugasnya sudah selesai ia kerjakan. Andra hanya ingin mendapatkan kebebasan. Hanya itu! Hanya Salsa yang bisa memberikannya kebebasan. Tetapi kenapa dirinya merasa tertekan?

Andra tertekan begitu mengetahui dirinya pun juga jatuh cinta pada Salsa!

Andra memang pandai menasehati orang lain. Tetapi Andra sangat bodoh dalam menasehati dirinya sendiri. Ia terlalu mudah dikalahkan oleh hati. Ya, hati adalah kelemahan terbesarnya. Sekali diguncang perasaan batinnya, maka mati-lah jiwanya.

Ponselnya berdering. Andra segera mengambil benda pipih itu yang tergeletak diatas nakas.

Melihat Mamanya menelpon, seketika jantungnya mencelos. Sebisa mungkin ia menahan kegelisahan yang menyerang jiwanya. Andra takut Mamanya memarahinya. Tetapi ia lebih takut jika ia tidak menerima panggilan itu.

Akhirnya ia terpaksa menerima panggilan dari Sintia.

"Hallo, Ma."

"Hallo, sayang. Gimana kabarmu disana?"

Andra membuang napas berat. Ia menyisir rambut yang menghalangi dahi. Entah kenapa ia merasa sangat gerah didalam kamar. Padahal pendingin ruangan sudah bekerja dengan baik.

"B-baik, Ma. Mama disana juga baik, 'kan?"

"Baik. Dan akan lebih baik jika kamu udah berhasil mendekati Salsa. Gimana? Udah berhasil belum, sayang?"

Andra menelan saliva-nya susah payah.

"B-berhasil, Ma. Salsa bahkan udah jatuh cinta sama Andra. T-terus Mama kapan pulangnya? Andra nggak sabar--"

Belum selesai ia berkata, Sintia sudah memotongnya.

"Nggak sabar pengin bebas? Tenang, sayang, Mama bakal secepatnya bebasin kamu. Asal kamu bisa melakukan satu tugas lagi. Kalau kamu berhasil, Mama bakal lepasin kamu."

"Apa?"

Terdengar kekehan sinis dari seberang telepon. Andra yakin Sintia sedang merencakan sesuatu yang berdampak buruk bagi dirinya dan Salsa. Entah kenapa Andra sangat yakin.

"Karena Salsa udah jatuh cinta sama kamu, Mama harap kamu bisa ninggalin dia. Mudah, 'kan?"

Deg! Sebisa mungkin Andra menahan emosinya. Jika Sintia tahu Andra sudah melanggar perjanjian, maka kebebasan yang Andra impikan akan lenyap begitu saja.

Telepon dimatikan secara sepihak oleh Sintia. Disana Sintia menyeringai. Ia mendongak, menatap pemandangan kota yang terhalang oleh kaca jendela. Membelakangi seorang pria yang sedang tertidur pulas diatas ranjang.

"Terkadang untuk mendapat keberhasilan, mereka harus berani melewati batasan. Ck! Andra, kamu berani melanggar batasanmu hanya untuk mencari keberhasilan mendapat kebebasan. Dasar anak bodoh!"

Bersambung...