Gadis pemilik kedua netra tersebut, bahkan sampai membalikkan badannya ke belakang untuk sekedar memastikan sosok pemuda yang sedang ngobrol asik di sana adalah Mas Huda.
"Itu ... bukannya Mas Huda ya? Sepeda motornya sih kayaknya... memang punya dia?" batin Nadia. Siang itu, dia masuk kuliah jam 1. Seperti biasanya, dia naik bus dari tempatnya bekerja. Apa yang baru saja dilihatnya, tak bisa dipungkiri kalau cukup jadi mengganggu pikirannya sendiri. Raut wajah Nadia tiba-tiba saja berubah meski dalam kesendirian dalam bus kota tanpa siapapun yang dikenalnya di sana.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com