Nadia tertawa mendengar keluhan dari Mas Iwan barusan.
"Ya sudah, aku ambil makan dulu. Kamu tungguin sini. Aku juga mau cerita soalnya Wan," ucap Nadia.
"Siap Bos," sahut Iwan dengan tawa semangatnyaNadia mengantri makanan, Iwan menunggu Nadia sambil makan dengan pelan-pelan bahkan sambil memainkan game di ponselnya supaya ketika nanti Nadia sudah mendatanginya kembali, masih ada makanan yang tersisa di piringnya.
"Nah, akhirnya dapat juga makan siangku," ucap Nadia sambil menaruh makanannya di atas meja.
Iwan hanya tersenyum lalu membantu Nadia menarikkan kursinya.
"Thanks," ucap Nadia.
"Jadi gimana? Mau cerita apa kamu Nad?" tanya Mas Iwan.
"Mendingan ... kamu duluan saja yang cerita Wan. Kamu kan sudah selesai makannya," sahut Nadia.
"Oke ... kalau aku paling ya cerita kalau seharian tanpa Nadia di ruangan itu ya, satu jam rasanya sehariaan. Lamaa banget Nad," kata Mas Iwan.
"Ah ... kamu ini. Lebay amat," sahut Nadia.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com