Rasa ingin memeluk, mencium, itu ada. Dua insan saling jatuh cinta saat bersama akan lupa jika ada yang mengawasi. Hanif menghadap ke Tania, Tania pula, mereka sangat dekat dan saling memandang.
"Apa kau akan lakukan itu, agar aku tidak jadi menikah. Bisakah kau lakukan itu, untukku," ajak Tania ketika imannya melemah karna rasa sedih. Hanif mendekat, seperti akan mencium bibir Tania "Jangan." Tania menutup mata. Hanif menjauh.
"Astagfirullah ... setan!" Hanif marah pada dirinya, karna ia mulai tergoda dan akan menuruti nafsunya. Hanif berdiri, Tania juga berdiri.
"Sesedihnya kita jangan sampai keta melakukan cinta terlarang," ucap Tania, Hanif mengangguk tangan kanan mengusap wajah, tangan kiri di pinggang ia menyesal.
"Kamu benar. Cinta kita memang tiada solusinya. Pulanglah!" titah Hanif.
"Izinkan aku bersandar di bahumu sebentar. Lima menit kita nikmati desiran ombak yang membasahi kita, boleh?" pinta Tania.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com