webnovel

Xender sang Legenda

Okta_Vian_2122 · Fantaisie
Pas assez d’évaluations
4 Chs

02. Pesan Terakhir

Setelah 4 hari tidak sadarkan diri, Xender kecil akhirnya terbangun. Xender terkejut dia sudah berada dalam sebuah kamar yang kecil dengan dua pemuda berdiri yang berada di pintu keluar. "Kenapa aku bisa ada disini?" Kata Xender dengan panik.

Dua pemuda yang berdiri di pintu keluar yaitu Jack dan Tom. Mereka berdua salah dua dari penjaga desa Mata Angin. Jack Warrior Peringkat (Bronze) Bintang 9 dan Tom Berserker Peringkat (Bronze) Bintang 8. Mereka di tugaskan menjaga Xender diruangan dimana dia di rawat.

Xender yang penuh dengan balutan perban di tubuhnya. Dia merasa tubuhnya hampir tidak bisa di gerakkan karena kehabisan tenaga. Dengan perlahan dia melirik ke arah Jack dan Tom yang berada di pintu.

Jack hanya melirik Xender dengan sedikit senyum di sudut bibirnya. Berbeda dengan Tom yang langsung berkata, "hey monster kecil kau sudah bangun rupanya, ku pikir kau sudah mati" sambil tertawa. Walaupun kesal dengan perkataan Tom tapi Xender tetap menjawab "aku masih hidup kok". "Xender sebenarnya aku punya beberapa pertanyaan untukmu, tapi melihat kondisimu yang sekarang sebaiknya kamu beristirahat dulu." Kata Jack masih dengan sedikit senyum di sudut bibirnya.

Sebelum dia melanjutkan istirahatnya, Xender merasa seperti ada yang terlewatkan olehnya sambil mencoba mengingat. "Oh iya kakek, Kakak apakah kakek baik-baik saja? Bagaimana keadaannya sekarang?" kata Xender dengan khawatir. Dia teringat saat kakek tertebas kapak besar dari pria bertubuh tinggi kekar. Kajadian itu brulang kali muncul dengan detail dipikirannya.

Melihat wajah Xender yang berubah ketakutan membuat Jack ingin menanyakannya pertanyaannya sebelumnya. Tanpa menunda lagi Jack menanyakan semuanya pada Xender.

Sudah satu jam berlalu dan semua pertanyaan Jack telah di jawab Xender dengan detail tanpa terlewat satu hal pun. Wajah Jack yang sejak tadi ramah berubah serius, seakan ada sesuatu yang tidak biasa.

Setelah puas dengan informasi yang dia dapatkan dari Xender, Jeck pun berbalik ingin meninggalkan ruangan. Sesaat sebelum Jack pergi, "Kakak bagaimana dengan keadaan kakek?" Xender bertanya dengan penuh kekhawatiran. "Sebaiknya kamu bertanya langsung pada Kepala Desa, maaf hanya itu yang bisa saya katakan padamu sekarang." Jawab Jack dengan berat seakan ada yang mengganjal di hatinya. Setelah itu Jack langsung pergi begitu saja.

Xender yang bingung dengan jawaban itu hanya bisa pasrah dan menunggu. Walaupun dia masih merasa khawatir tapi kondisinya sekarang seolah memerintahkannya untuk menunggu.

Sehari telah berlalu tubuh Xender mulai membaik dia sudah bisa menggerakan tubuhnya. Bahkan dia sudah bisa berjalan-di dalam ruangannya sendiri.

Karena bosan Xender melihat Tom yang duduk sambil Mengusap-usap pedang besar yang sebulumnya tergantung di punggungnya. "Kakak maaf kalau aku lancang, boleh kah aku tau pedang besar itu apakah sangat kuat?" tanya Xender dengan penasaran.

"Matamu bagus juga monster kecil, ini Jenis Great Sword Berserk. Pedang kuat ini mampu menebas apapun di dunia ini." Tom dengan bangga mengatakannya. Xender melihat pedang itu dengan begitu antusias. "Paman tapi apakah tidak akan merepotkan jika bertarung yah? dengan melihat saja aku bisa tau pasti pedang itu berat sekali." tanya Xender.

"Monster kecil, kalau kau sudah cukup umur masuk kedalam akademi desa dan sudah cukup kuat. Pedang yang segini saja akan jadi mainan buatmu." Sambil tertawa dia menjelaskan.

Xender yang sedikit memiringkan kepalanya karena bingungpun berkata "Akademi".

"Dasar monster kecil bodoh, sini biar ku jelaskan, Dunia Spirit itu tidak hanya sekedar penggabungan dan pengontrolan Spirit Monster saja. Setiap Spirit Saga wajib mengikuti akademi tingkat dasar sampai akademi tingkat tinggi. Akademi dasar terbagi tiga tahapam, Bronze tahap awal Bintang 1 sampai Bintang 3, Bronze tahap menengah Bintang 4 sampai Bintang 7 dan Bronze tahap akhir Bintang 8 sampai Bintang 10."

"Bronze tahap awal Bintang 2 nanti jika kamu masuk akan memilih Job. Job itu ada 8 yaitu;

- Warrior

- Knight

- Berserker

- Swordman

- Assassin

- Hunter

- Mage

- Healer

Job yang aku pilih adalah Berserker. Jack yang sebelumnya bersamaku dia adalah Warrior," dengan bangga mengatakan.

"Kakak siapakah orang terkuat di desa? Apakah para pengajar di Akademi?" tanya Xender dengan penuh rasa ingin tahu.

"Kalau itu sudah jelas Kepala Desa yang paling kuat disini. Kepala Desa ada di peringkat Elite Platinum, Oh iya, aku akan jelaskan soal peringkat Spirit Saga padamu.

Urutan Pringkat Spirit Saga Adalah;

Bronze

Silver

Elite Platinum

Elite Gold

Master

Grandmaster

Epic

Legend

Mythic

Glorious Mythic

Apakah kamu sudah mengerti?" Tanya Tom.

"Iya aku mengerti, tapi kakak, siapakah orang yang sudah mencapai Glorious Mythic?" tanya Xender penasaran.

"Kalau itu, aku sendri belum tahu pasti. Ada satu cerita waktu aku masih berumur 5 tahun yang menceritakan bahwa ada seorang Mage yang bisa mencapai Glorious Mythic. Tapi sampe sekarang belum pernah ada yang melihatnya bahkan menghilang begitu saja. Jadi aku sendiri tidak tau apa itu benar-benar ada. Jangankan Glorious Mythic, tingkat Legend pun aku sama sekali tidak pernah mendengarnya." Kata Tom sambil menggeleng kepalanya.

Xender sedikit kecewa dengan jawaban yang di sampaikan Tom. Itu tidak menghalanginya untuk terus mencari tahu hal tersebut. Sampai dia terpikir 1 pertanyaan lagi "kakak apakah aku bisa masuk akademi dan menjadi seperti kakak?" kata Xender dengan semangatnya saat mendengar semua cerita Tom.

Ekspresi Tom tiba2 berubah agak bingung dan menjawab "Sebenarnya kamu bisa masuk tapi, karena ada Monster dalam ....." sebelum Tom menyelesaikan kata-katanya Kepala Desa dan Jack yang sejak tadi berdiri di pintu sambil mendengar ceritanya. Tiba-tiba berkata "Xender kecil ayo ikut denganku." Tom yang sedang serius berceritapun kaget dengan suara yang muncul dari arah sampingnya. Tom hanya bisa tunduk sambil menggaruk-garuk kepalanya yang sebenarnya tidak gatal itu.

Mata Kepala Desa yang menyipit saat melihat Tom berubah seketika saat melihat ke arah Xender. Wajahnya menunjukkan keriput dengan senyum ramahnya membuat Xender menurut tanpa menjawab apapun.

Sebelum mereka keluar dari ruangan itu Kepala Desa tiba-tiba menoleh ke arah Tom dengan tatapan yang tajam dan berkata "Setelah ini selesai, aku menunggumu di ruanganku." Tom tiba-tiba meneteskan keringat karena baru pertama kali melihat Kepala Desa yang begitu ramah selama ini melihatnya dengan tatapan seperti itu. Dia hanya bisa mengangguk tanpa mengeluarkan kata-kata sedikitpun.

Saat mereka berjalan keluar Fasilitas Kesehatan desa banyak yang menatap mereka dengan tatapan yang aneh. Xender tidak memperdulikan itu dia terus mengikuti Kepala Desa keluar dari Fasilitas Kesehatan desa.

Setelah keluar dari Fasilitas Kesehatan desa keadaan yang dia lihat tadi mungkin yang buruk buatnya saat ini. Tapi yang terlihat sekarang tatapan penduduk desa di luar justru jauh lebih buruk dari yang dia kira. Bahkan ada yang menatapnya dengan jijik seakan melihat sesuatu yang tidak pantas sama sekali. Ada pula yang manarik anaknya dengan mengatakan jangan pernah mendekati anak itu dia itu monster sambil memelankan suaranya. Walaupun sudah memelankan suaranya tapi tetap masih terdengar oleh Xender.

Xender yang kesal merasa tidak ada satupun kesalahan yang pernah dia lakukan terhadap penduduk desa. Tapi kenapa mereka semua memperlakukannya seperti ini. Dia hanya bisa mengepalkan tangannya dengan kuat sambil menahan rasa sedih dan amarahnya. Tanpa sadar setetes air matanya jatuh dari sudut matanya yang kecil. Sekuat apapun dia menahannya tetap saja setetes air matanya tetep jatuh.

Kepala Desa dan Jack yang diam2 memerhatikannya ikut prihatin namun mereka juga tidak bisa berbuat apa-apa. Mereka hanya bisa membantu dengan berjalan sedikit lebih cepat agar mereka cepat sampai di Gedung Pusat Desa Mata Angin. Tempat dimana Kepala Desa bekerja.

Beberapa menit setelah mereka berjalan akhirnya tiba juga di depan Gedung Pusat Desa Mata Angin. Sesampainya di Gedung Pusat Desa Mata Angin mereka langsung menuju ruangan Kepala Desa. Kepala Desa Memanggil Xender untuk duduk disebelahnya. Xender yang masih tidak terima dengan perlakuan penduduk desa terhadapnya hanya bisa tertunduk diam sambil menuruti perkataan Kepala Desa. Saat Xender duduk disebelah Kepala Desa, Kepala Desa memegang pundaknya sambil berkata "Xender kecil, ada yang ingin kuberikan padamu." Ditangan Kepala Desa ada sebuah kalung salip tua yang terbuat dari perak. Xender melirik kalung ditangan Kepala Desa dengan heran kanapa dia di beri kalung oleh Kepala Desa. Kepala Desa Langsung memakaikan kalung tersebut ke leher Xender tanpa menunggu reaksi Xender. Xender yang masih bingung hanya bisa terus menatap Kepala Desa.

Kepala Desa tiba-tiba berdiri dan mengambil sepucuk surat kecil di atas mejanya yang terlihat seperti memo. Tetapi saat Kepala Desa mengambil surat itu. Dia terdiam sambil menunjukakan ekspersi sedih. Xender yang melihat itu tampak semakin kebingungan. Tetapi tidak berani bertanya apa yang sebenarnya Kepala Desa pikirkan.

"Xender kecil, bisakah kamu berjanji padaku setelah kuberikan surat ini kamu akan berusaha semampumu untuk menjalankan semua yang tertulis di dalam surat ini?" Kepala Desa bertanya dengan sedih kepadanya. Xender menjadi semakin bingung dia semakin tidak mengerti kenapa Kepala Desa tiba-tiba berkata seperti itu.

Xender hanya bisa menyanggupi permintaan Kepala Desa dengan mengangguk. Setelah mengetahui jawaban Xender Kepala desa memberikan surat itu sambil kembali memegang pundak Xender. "Kamu harus kuat." Kata Kepala Desa dengan prihatin.

Xender langsung membaca surat itu karena tidak mengerti dengan apa yang terjadi.

Untuk Xender,

Kalau kamu sudah menerima surat ini berarti aku sudah tidak bisa di selamatkan lagi. Maaf sudah membuat kamu menanggung begitu pukulan dengan rasa sakit yang begitu luar biasa. Hanya untuk menyelamatkan kakek tua yang bahkan tidak bisa melindungi anak kecil sepertimu. Kakek berharap kamu mau memaafkan kakek tua ini.

Ada hal yang sebenarnya kakek ingin lakukan untukmu. Tetapi takdir berkata lain jadi kakek hanya bisa memintamu melakukan semuanya sendiri. Kakek ingin kamu masuk ke Akademi desa dan menjadi seorang Spirit Saga. Ini akan benar-benar sulit tapi kakek yakin kamu bisa melewatinya. Kamu anak yang spesial sesulit apapun jalan itu justru akan membuatmu semakin kuat. Jangan dengarkan hal buruk yang orang lain katakan terhadapmu buat kakek kau tetap menjadi anak yang spesial.

Xender kecil jadilah yang terkuat dan buktikan bahwa kamu bukanlah monster seperti yang mereka kira. Buat mereka mengakuimu dengan kekuatanmu. Jadilah Spirit Saga terkuat yang pernah ada.

Kalau kamu merindukan kakek, kakek sudah menitipkan kalung kepada Kepala Desa untuk diberikan padamu. Gemgamlah kalung itu dan ingatlah surat ini. Kakek akan selalu mendengarmu.

Untuk Xender kecil dari kakekmu Arthur.

Tak terbendung air mata Xender saat membaca surat itu. Bahkan Kepala Desa dan Jack yang sedang memperhatikanya sekalipun hanya bisa tertunduk diam tanpa bisa berkata-kata.

Kepala Desa menggenggam tangan Xender dan mengatarnya ke Pemakaman desa. Xender yang masih dibasahi air mata dengan tertunduk diam mengikutinya menuju Pemakaman desa.

Sesampainya di Pemakaman desa Kepala Desa membawa Xender ke tmpat peristirahatan terakhir Arthur.

Disamping nisan kakek Arthur Xender hanya duduk diam sambil tertunduk. Kepala Desa meninggalkannya sendiri namun tetap memerhatikannya dari kejauhan sambil terus menunggunya.

Berjam-jam telah berlalu Xender masih duduk terdiam di sebelah nisan Arthur. Kepala desa tetap memperhatikannya dari kejauhan dengan prihatin. Tetapi yang bisa dia lakukan hanya menunggu.

Matahiri telah terbit Xender kecil masih duduk di samping nisan. Kepala Desa yang melihat itu langsung berjalan ke arahnya. Kepala Desa mengelus kepala Xender kecil berkata "ayo kita pulang". Xender yang masih terdiam hanya mengikutinya tanpa berkata apapun.

Sesampainya di kediaman Kepala desa Xender di jamu layaknya tamu penting dari luar desa. Dia di beri kamar luas dan makanan yang lezat. Tetapi Xender masih menunjukkan wajah tanpa ekspresi. Berhari-hari tidak pernah meninggalkan kamarnya. Kepala Desa yang khawatir dengan itu sesekali menemaninya di kamar.

Sampai seminggu kemudian Xender keluar dari kamarnya dengan tersenyum. Hal itu membuat Kepala Desa Keheranan melihatnya. Sebelum Kepala Desa bertanya apa yang terjadi padanya. Tiba-tiba Xender berkata "Kakek Kepala Desa, Apakah ada rumah yang tidak di tempati di desa? Kepala Desa yang masih heran menjawab "ada tetapi tempat itu sudah lama tidak ditempati dan agak jauh dari pemukiman desa. Kanapa menanyakan itu?" Xender dengan senyum yang lebar berkata "aku akan tinggal disana. Kakek Kepala Desa mengijinkanku tinggal disanakan?" Kepala Desa terkejut dengan jawaban Xender. "Apa kamu yakin? Kamu bisa tinggal disini bersamaku, kalau kamu mau." Kepala Desa yang masih ragu bertanya. "Kakek Kepala Desa tenang saja, Kakek sudah sangat baik padaku aku tidak ingin merepotkan kakek lagi. Aku akan tinggal disana sampai umurku cukup untuk masuk ke Akademi desa. Kepala Desa tersenyum dan hanya bisa mengangguk memperbolehkannya tinggal disana.

Sejak saat itu sampai sekarang Xender tinggal disana menunggu sampai dia memenuhi syarat untuk masuk Akademi desa.

Sekarang dengan umurnya yang menginjak 9 tahun dan bisa mendaftar untuk masuk Akademi desa. Hari ini adalah hari yang sudah sejak lama iya tunggu sejak kejafian itu.

Xender menutup pintu dan berjalan dengan mantap menuju Akademi desa "Akademi desa, aku datang" Xender berkata dalam hati.