Ledakan besar itu tidak hanya berdampak pada hancurnya Rumah Tera, tapi Iris yang sedang bertarung dengan Grinie dan sang Pembawa acara.
Mereka bertiga terhempas jauh bersama puing-puing yang hancur, emas dan berlian berhamburan keluar dan jatuh ke tanah. Untungnya Iris mempunyai akar sihir dan ia baik-baik saja. Penyihir itu tidak membuang waktu, ia melompat ke arah Grinie yang masih belum bisa bangkit dan menindihnya.
"Akh! Sakit! Sakit!" jerit Grinie dengan keras.
Rambutnya ditarik dengan kuat oleh Iris, ia meraba-raba sekitarnya mencoba mencari tongkat sihirnya, tapi yang di dapatnya hanya puing-puing bangunan.
"Lepaskan aku, sialan!" Grinie mengangkat tangannya dan berusaha meraih tangan Iris. "Aku bersumpah tidak akan membiarkanmu hidup lama!"
"Benarkah?" Iris meletakkan tangannya di leher Grinie. "Orang sepertimu pantas untuk kuserap jiwanya."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com