Angel yakin Winona pasti berpikir dari lubuk hatinya bahwa dia dan Tito bisa bertahan seumur hidup, jadi keputusan ini bukan dibuat tanpa alasan.
"Kamu pasti bahagia selamanya. Ayo, kita minum." Angel mengangkat gelas anggur yang berisi teh di dalamnya.
"Terima kasih." Winona mengangkat gelasnya dan menyentuhnya. "Bagaimana denganmu dan Kiano?"
"Setelah aku kembali, aku akan mulai menyerang."
"Kamu ingin mengejarnya?"
"Bagaimana mungkin kami bisa bersama jika aku hanya diam? Dia adalah atasanku, orang yang membayarku. Tanpa hubungan pekerjaan, aku bukan siapa-siapanya. Dia tidak punya perasaan padaku, jadi aku ingin perlahan menyusup, biarkan dia terbiasa dengan keberadaanku. Lalu, aku akan mengejarnya secara langsung. Saat keadaan semakin intens, aku akan membawanya langsung ke tempat tidurku." Angel mengangkat bahu, "Kamu dan Tito bagaimana? Berapa ronde yang bisa kalian mainkan?"
Winona terbatuk, tidak sengaja menggigit lidahnya sendiri, "Tutup mulutmu."
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com