webnovel

When The Heart Speaks

Lana Riversong, memutuskan pergi meninggalkan kampung halamannya, Santa Monica, demi melupakan masa lalunya dan memulai hidup yang baru di New York. Tiga tahun berlalu, Lana yang seorang mantan cheerleader NFL ini harus rela menjalani hidup barunya sebagai seorang waitress di salah satu restauran ternama di kawasan Madison Ave. Suatu hari, rekan kerja sekaligus sahabatnya yang bernama Amber mengajaknya untuk menonton konser band-band besar dunia di festival musik musim panas tahunan terbesar di New York. Mulanya Lana enggan untuk ikut, sampai akhirnya sahabatnya tersebut memohon-mohon kepadanya dan menyuapnya dengan menggratiskan tiket yang sudah dibeli olehnya. Akhirnya Lana pun setuju untuk ikut. Lana tidak pernah menduga bahwa datang ke festival musik itu akan menjadi semacam mimpi indah sekaligus mimpi buruk baginya. Karena di sana, takdir kembali mempertemukannya dengan seseorang yang menjadi penyebab utama kehancuran hidupnya di masa lalu. Di sinilah semuanya bermula. Lana dan Mike—yang sekarang sudah menjadi bintang rock terkenal—bertemu dan berbicara kembali setelah tiga tahun lamanya. Mike akhirnya meminta Lana untuk bertemu lagi dengan dirinya setelah dari festival musik itu. Dua hari kemudian, mereka berjalan-jalan di kota New York seraya membicarakan masa lalu. Menguak apa yang tidak pernah diketahui keduanya selama ini. Mike yang mengungkap alasan sebenarnya mengapa dirinya memutuskan Lana, dan Lana yang menjelaskan mengapa dirinya berhenti dari karir pemandu sorak profesionalnya. Semua itu mengejutkan keduanya. tapi masalah kian rumit setelah seseorang yang tidak terduga muncul, belum lagi bocornya pemberitaan mengenai mereka berdua yang terendus media. Menjadikan Lana dan Mike harus kembali menghadapi rintangan untuk bersatu. Akankah mereka bisa benar-benar bersatu kembali pada akhirnya? Atau, apakah Lana lebih memilih merelakan masa lalu dan menyambut masa depannya?

Irma Rose · Urbain
Pas assez d’évaluations
39 Chs

Chapter 28

Setelah sambungan telepon darinya terputus, aku langsung menjatuhkan diriku ke atas kursi, lalu menopang kepala di antara kedua kakiku menggunakan kedua tangan.

Aku benar-benar bingung harus bagaimana. Jamie sedang dalam perjalanan menuju kemari. Sementara Mike berjanji akan kembali ke apartemenku lagi.

Memikirkan semua ini membuatku sakit kepala.

Kulirik lagi tempat tidurku yang berantakan—yang telah menjadi saksi atas semalam. Tempat tidurku itu seolah meneriakkan sesuatu. Sesuatu tentang aku dan Mike yang tidak mudah untuk disingkirkan. Namun, saat aku teringat kembali bahwa diriku telah melupakan sesuatu kepada seseorang yang lain, yang sudah mengharapkanku dari sejak lama, aku seperti tercabik menjadi dua bagian.

Kebahagiaan yang kunanti selama tiga tahun lamanya, yang sudah kususun dari semalam, goyah dan sebagiannya runtuh, berserakan menjadi serpihan kembali. Aku harus kembali menyusunnya meski aku tahu di dalam serpihan tersebut ada pengorbanan yang mesti kulakukan.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com