Setelah sambungan telepon darinya terputus, aku langsung menjatuhkan diriku ke atas kursi, lalu menopang kepala di antara kedua kakiku menggunakan kedua tangan.
Aku benar-benar bingung harus bagaimana. Jamie sedang dalam perjalanan menuju kemari. Sementara Mike berjanji akan kembali ke apartemenku lagi.
Memikirkan semua ini membuatku sakit kepala.
Kulirik lagi tempat tidurku yang berantakan—yang telah menjadi saksi atas semalam. Tempat tidurku itu seolah meneriakkan sesuatu. Sesuatu tentang aku dan Mike yang tidak mudah untuk disingkirkan. Namun, saat aku teringat kembali bahwa diriku telah melupakan sesuatu kepada seseorang yang lain, yang sudah mengharapkanku dari sejak lama, aku seperti tercabik menjadi dua bagian.
Kebahagiaan yang kunanti selama tiga tahun lamanya, yang sudah kususun dari semalam, goyah dan sebagiannya runtuh, berserakan menjadi serpihan kembali. Aku harus kembali menyusunnya meski aku tahu di dalam serpihan tersebut ada pengorbanan yang mesti kulakukan.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com