webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urbain
Pas assez d’évaluations
409 Chs

Under The Sun 5

William terdiam setelah mendengar ucapan Esmee. Ia melihat sorot mata Esmee yang terlihat sedih dan kesal di saat yang bersamaan. William akhirnya merangkul Esmee dan mengecup keningnya.

"Apa yang bisa aku bantu untuk membuatmu merasa lebih baik?" tanya William.

Esmee menatap William sambil mengerjap-ngerjapkan matanya. "Temani aku minum sampai aku merasa lebih baik."

"Kau tidak bisa melampiaskan kekesalanmu dengan minum-minum. Besok kau harus kembali bekerja," ujar William.

"Tentu saja aku bisa," sahut Esmee.

"Kau tidak mau minum-minum di apartemenku saja?" tanya William.

Esmee langsung menggelengkan kepalanya. "Kalau minum di apartemen, aku harus menunggu sampai Luca tertidur. Kau pasti tidak akan membiarkannya melihatku mabuk seperti ini."

William menghela nafas panjang.

Esmee kembali menatap William dengan tatapan memohon. "Tolonglah, Will. Sekali ini saja. Aku tahu suasana hatiku sedang tidak baik. Jadi aku tidak mau menyakiti siapapun."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com