webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urbain
Pas assez d’évaluations
409 Chs

Under The Marseille Sun 5

Luca berdiri di ujung dek bersama Kapten Ahmed. Wajahnya terlihat sangat ceria ketika ia melihat segerombolan ikan lumba-lumba melintas di depan kapal yang ia naiki. Kapten Ahmed ikut tertawa sambil menepuk-nepuk bahu Luca. "Seharusnya kau bangun lebih pagi kalau mau melihat lebih banyak lumba-lumba."

"Apa aku bisa memberi mereka makan?" tanya Luca sambil mendongakkan kepalanya dan menatap Kapten Ahmed.

Kapten Ahmed balas menatap Luca dan menggelengkan kepalanya. "Sayangnya kita tidak boleh sembarangan memberi mereka makan. Tapi kalau kau mau, kita bisa mendekat pada mereka."

"Benarkah?" seru Luca.

"Dengan menyelam tentunya. Kau mau?" sahut Kapten Ahmed.

Luca langsung menganggukkan kepalanya.

Kapten Ahmed tersenyum sambil mengacak-acak rambut Luca. "Kalau begitu ikut aku ke belakang, aku akan menemanimu untuk melihat lumba-lumba dari jarak dekat."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com