William terkesiap ketika ia membuka pintu rumah tinggal sementaranya di Riquewihr. Semburan champagne menyambutnya begitu ia melangkah masuk ke dalam rumah tersebut disertai dengan seruan Charles yang kegirangan. Sementara Charles berseru kegirangan, William justru menatapnya dengan sangat dingin.
Menyadari tatapan tidak bersahabat yang diberikan William, Charles berhenti berteriak dan menawarkan champagne yang ia bawa. "Kau mau?"
William menggelengkan kepalanya. "Tidak."
"Bukankah seharusnya kau senang karena rencanamu berhasil? Kenapa wajahmu malah tertekuk seperti itu?"
William menghela nafas panjang dan melangkah ke ruang tengah. Begitu sampai di ruang tengah, William langsung menjatuhkan badannya di sofa hitam yang ada di ruangan tersebut dan langsung memejamkan matanya. Charles yang mengikuti William menatapnya dengan penuh keheranan. Ia duduk di kursi yang ada di dekat sofa yang diduduki William.
"Ada apa, Will? Jujur saja padaku," ucap Charles serius.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com