webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urbain
Pas assez d’évaluations
409 Chs

Tu Me Manques 1

Esmee menatap pantulan dirinya di cermin yang ada di kamarnya. Berulang kali ia memeriksa penampilannya karena gugup. Hari ini ia adalah hari dimana ia akan menjalani tes ujian untuk beasiswa di Institut Le Culinaire. Esmee menghirup nafas dalam-dalam dan menghembuskannya perlahan. "Aku pasti bisa mendapatkan beasiswa itu."

"Esmee! Sepertinya tarte flambee-mu sudah selesai dipanggang," seru Sophie dari luar kamar Esmee.

"Ya, Sophie! Sebentar lagi aku keluar!" sahut Esmee. Ia merapikan kunciran rambutnya lalu berjalan keluar dari kamarnya.

Sophie berdiri di luar kamar Esmee dan menatapnya sambil tersenyum. "Cepat angkat sebelum makananmu berubah jadi arang."

Esmee segera berlari meninggalkan kamarnya dan menuju ke dapur di rumah Sophie. Sejak pagi Esmee sudah menggunakan dapur Sophie untuk membuat tarte flambee yang akan dia bawa untuk tes beasiswanya. Sophie mengikuti di belakang Esmee sambil tersenyum seperti melihat putrinya sendiri.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com