webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urbain
Pas assez d’évaluations
409 Chs

Lack of Prejudice 12

Pierre dan teman-temannya langsung berpamitan pada Esmee tidak lama setelah mereka selesai menyantap makanan di restoran D'Amelie. Sementara teman-temannya sudah berjalan keluar dari D'Amelie, Pierre masih berdiri di belakang pintu restoran tersebut bersama Esmee.

"Terima kasih untuk makanannya. Kau memang seorang juru masak yang luar biasa meskipun kau tidak pernah sekolah memasak," puji Pierre.

Esmee tersenyum sambil menganggukkan kepalanya. "Rasanya aku bisa meledak kalau kau terus memujiku seperti itu."

"Itu memang kenyataan. Aku berharap kau akan terus mempertahankan restoran ini," sahut Pierre.

"Aku memang akan terus mempertahankannya sampai kapanpun. Aku tidak akan menjual restoran ini," timpal Esmee.

"Kau bisa mengambil libur malam ini. Kemarin kau sudah datang lebih cepat dan banyak membantu di klub," ujar Pierre.

"Terima kasih banyak, Pierre."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com