webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urbain
Pas assez d’évaluations
409 Chs

Found The Answer 6

Wajah Esmee semakin cemas ketika hari sudah semakin gelap. Ia sudah berada di dalam mobil Pierre selama kurang lebih enam jam. Esmee melihat jam yang ada di pergelangan tangannya. Hari sudah menunjukkan pukul tujuh malam. Luca yang ketakutan di sebelahnya sudah tertidur dan terbangun kembali. Setidaknya Esmee masih bisa merasa lega karena Luca baik-baik saja. Namun ia tidak tahu apa yang hendak dilakukan oleh Pierre dan temannya itu.

Selama berada di dalam mobil, Esmee mendengarkan pembicaraan Pierre dengan teman prianya yang menggunakan Bahasa Italia. Ia tidak terlalu mengerti apa yang mereka bicarakan. Namun di beberapa kesempatan Pierre menyebut nama Kate. Pria itu nampak cemas tiap kali menyebut nama Kate. Sementara teman prianya terlihat santai.

Esmee menoleh ke jendela yang ada di sebelahnya. Ia menghela nafas panjang ketika melihat deretan pagar-pagar kayu seperti yang sering ia lihat di Riquewihr. Esmee mengerutkan keningnya.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com