webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urbain
Pas assez d’évaluations
409 Chs

Found The Answer 5

"Esmee!" Luca langsung memeluk Esmee ketika wanita itu masuk ke dalam mobil tempatnya berada.

"Kau baik-baik saja? Apa kau terluka?" tanya Esmee sambil memegang wajah Luca dan memeriksa apakah ada luka di tubuh anak laki-laki tersebut.

Luca menatap Esmee dengan mata yang berkaca-kaca. Ia kemudian menggelengkan kepalanya. "Aku tidak apa-apa. Tapi aku takut sekali."

Esmee memeluk Luca sambil mengusap-usap punggungnya. "Tenanglah, sekarang kau sudah bersamaku."

Luca memeluk erat Esmee. Pierre yang duduk di kursi depan menoleh ke kursi belakang. Ia kemudian mengulurkan tangannya pada Esmee. "Berikan ponselmu."

"Untuk apa?" sahut Esmee.

"Cepat berikan!" seru Mateo.

Teriakan Mateo membuat Luca semakin mempererat pelukannya pada Esmee. Sementara Pierre masih mengulurkan tangannya dan menunggu Esmee menyerahkan ponselnya. Esmee menghela nafas panjang. Ia kemudian mengeluarkan ponselnya dari saku mantelnya dan memberikannya pada Pierre.

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com