William pulang ke apartemennya dengan wajah yang lesu. Seharian ia benar-benar tidak bersemangat karena tes DNA yang kembali ia lakukan untuk membuktikan apakah Luca memang anaknya atau bukan. William melemparkan jasnya ke sandaran tangan yang ada di sofa. Setelah itu ia menjatuhkan dirinya ke sofa tersebut sambil menghela nafas panjang. William kemudian menghela nafas panjang.
Esmee yang kebetulan baru selesai membuat minuman hangat di dapur langsung menghampiri William begitu ia melihatnya sedang terduduk sendiri di ruang tengah.
"Kau mau minuman hangat?" Tanya Esmee.
"Aku menginginkan pelukan hangat," jawab William tanpa membuka matanya.
Esmee tertawa pelan. Ia segera meletakkan gelas berisi coklat panas yang baru saja ia buat. Setelah itu mendekatkan dirinya pada William dan memeluknya. "Apa ini sudah cukup hangat?"
William mengangguk pelan.
"Luca protes karena kau pulang larut lagi," ujar Esmee.
"Mau bagaimana lagi? Aku sedang banyak urusan," sahut William.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com