webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urbain
Pas assez d’évaluations
409 Chs

Found The Answer 1

William dan Mario Moretti kembali bertemu keesokan harinya. Keduanya bertemu di restoran yang berada di Chasseur hotel. Mario tertawa pelan ketika ia melihat wajah lelah William.

"Sepertinya kau tidak bisa tidur semalam," ujar Mario ketika William duduk di hadapannya.

"Selain urusan denganmu, aku juga punya banyak urusan lain yang harus aku urus," sahut William.

"Apa kau membawa semua yang dibutuhkan untuk tes itu?" tanya Mario.

William menganggukkan kepalanya. Ia kemudian mengeluarkan sebuah plastic ziplock dari dalam saku jasnya dan meletakkannya di meja yang ada di hadapan mereka berdua.

"Ini milikku, dan ini milik Luca," ujar William sambil menunjuk warna plastic ziplock yang berbeda. Merah untuk milik William dan Putih untuk milik Luca.

Mario tertawa pelan. "Ini sebuah kebetulan yang sangat tidak terduga. Kita sama-sama memiliki rambut coklat. Aku rasa Kate punya selera spesifik untuk pria yang ingin dia ajak berkencan."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com