webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urbain
Pas assez d’évaluations
409 Chs

Bonjour Paris 6

"Ayo, masuk!" ajak William ketika ia dan Esmee tiba di depan gedung apartemen William.

Esmee berdiri di depan gedung apartemen tersebut dan mendongakkan kepalanya. Ia lalu menatap William. "Kau ada di lantai berapa?"

"Kau akan tahu setelah kita naik ke atas," ujar William. Ia kemudian mendorong pintu gedung apartemen dengan bahunya dan membawa Esmee masuk ke dalam. Satu tangan William membawa kantong berisi bahan makanan yang ia beli bersama Esmee, sementara tangannya yang lain menggandeng Esmee berjalan menuju lift.

Esmee terkejut begitu melihat ada lift di dalam bangunan apartemen yang akan ia huni bersama William. "Aku pikir kita akan naik tangga."

"Untungnya gedung ini memiliki lift." William membuka pintu pagar besi yang ada di depannya dan langsung masuk ke dalamnya. Setelah ia dan Esmee masuk ke dalamnya, William segera menekan tombol angka enam yang ada di papan tombol.

Esmee menatap William dengan tatapan tidak percaya. "Apartemenmu ada di paling atas?"