webnovel

When Love Knocks The Billionaire's Heart

L'amour est comme le vent, nous ne savons pas d'ou il vient. Cinta datang seperti angin, kita tidak tahu kapan dia datang. -Balzac- ---- Ditinggalkan dua orang wanita yang sangat dicintai dalam hidupnya membuat William James Hunter, 27, kesulitan untuk mempercayai wanita. Di matanya, wanita hanyalah objek pemuas hasratnya. Dengan uang yang ia miliki ia bisa dengan mudah mendekati wanita manapun yang ia mau. Pandangan William pada wanita mulai berubah ketika ia bertemu Esmee Louise, 24, di sebuah restoran kecil di desa Riquewihr, Perancis. Perlahan tapi pasti, sikap hangat dan pribadi Esmee yang pekerja keras kembali mengetuk hati William. Pada awalnya, William berencana ingin menghancurkan restoran milik Esmee karena gadis itu tidak mau menjual restoran tersebut pada perusahaan milik keluarganya. Namun, perasaan yang ia rasakan pada Esmee akhirnya membuat William memikirkan kembali semua rencana yang sudah ia buat untuk menghancurkan restoran tersebut. Akankah William kembali melanjutkan rencananya untuk menghancurkan restoran milik Esmee agar ia bisa menjadi pewaris seluruh kekayaan keluarganya? Atau, ia akan memilih melupakan warisannya dan memilih cintanya pada Esmee? Let's find out by adding this book to your library for an update. Support this book on WSA events through reviews, comments, power stones, gifts, etc. Your support means a lot. Thank you, and happy reading. ^^ Cover source: Pinterest *The cover is temporary until the main cover is ready

pearl_amethys · Urbain
Pas assez d’évaluations
409 Chs

Bonjour Paris 12

Sophie menatap William dengan tatapan tidak percaya ketika ia melihatnya muncul di depan pintu rumahnya bersama Esmee. "Kau datang untuk langsung membawa Esmee?"

"Tergantung," jawab William.

Esmee melangkah masuk ke dalam rumah Sophie sambil berbicara. "Aku masih harus merapikan beberapa barangku, tapi dia sepertinya sudah tidak sabar ingin membawaku pergi bersamanya."

Sophie menggeleng-gelengkan kepalanya sambil menatap William. "Dulu juga mendiang suamiku orang yang tidak sabaran. Ayo, masuk. Kebetulan aku membuat gratin hari ini."

"Merci, Sophie," ujar William. Ia kemudian melangkah masuk ke dalam rumah Sophie.

William kemudian mengikuti langkah Sophie sampai ke dapur rumahnya. Di dapur itu ia bisa mencium aroma gratin buatan Sophie yang baru matang. "Dari aromanya aku sudah bisa membayangkan kelezatannya."

"Duduklah, Will," pinta Sophie. "Buat dirimu nyaman seperti di rumah sendiri."

Chapitre verrouillé

Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com