webnovel

Want You to Be Mine.

Humairah Az-Zahra, gadis yang masih duduk di bangku SMA. Ia memiliki cita-cita ingin melanjutkan sekolah di Luar Negeri. Keinginan gadis itu bukan untuk menimba ilmu, melainkan mencari jodoh di Negeri orang. Kedua orang tuanya berjanji akan mengikuti kemauan gadis itu dengan syarat, Humairah harus mendapatkan nilai yang bagus saat ujian Nasional. "Janji ya, Bunda. Kalau Humairah dapet nilai bagus, Humairah mau lanjut sekolah ke Luar Negeri.." "Janji, emangnya kamu mau kemana?" "Pastinya Korea Selatan lah, Bunda. Biar bisa ketemu Oppa-Oppa ganteng. Siapa tau Bunda dapat mantu orang sana, ya 'kan?" "Bunda kurbanin juga kamu lama-lama," *** "Jalan pakai mata!" "Yaelah, sant--, maaf pangeran.." Pria yang tanpa sengaja ditabrak oleh Humairah, langsung berjalan menjauhi gadis tersebut. Humairah pastikan mulai saat itu juga, ia akan berusaha mendapatkan hati pria tersebut. Karena pria itu sudah membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya. "Aa ganteng, tunggu Aira.." Akankah Humairah dan pria itu bertemu kembali? Apakah Humairah bisa memiliki pria tersebut? Tunggu kisah selanjutnya.

AQUELLA_0803 · Urbain
Pas assez d’évaluations
313 Chs

RISIH.

Humairah sudah berada di rumah dan tiba-tiba saja Jung hoo datang. Pria itu duduk di samping Humairah dan itu membuat gadis tersebut sangat risih. Humairah menatap Jung hoo dengan tatapan menahan amarah.

"Oppa bisa gak sehari aja jangan dekat-dekat. Risih tau gak, Oppa kok jadi kaya gini sih? Gak biasanya Oppa seperti ini. Aku gak bisa ditempel terus kaya gini. Risih tau gak," ucap Humairah yang langsung to the point.

Jung hoo menatap gadis itu, "kenapa kamu bisa risih? Oppa 'kan cuma duduk sama kamu dan jagain kamu. Takutnya kamu ke--,"

"Tapi enggak kayak gini caranya, kalau Oppa nempel terus 24 jam sama aku, risih tau..." Lanjut Humairah.

"Kamu nempel sama Jay aja aku gak masalah dan kamu juga gak risih. Tapi kenapa di dekat aku kamu jadi risih," jelas Jung hoo yang tak terima.

Humairah menghela napas dengan pelan. "Oppa, cara Oppa deketin Humairah itu kaya ada maunya tau gak. Kalau Oppa Jay dekati Humairah kaya tulus gitu. Kalau Oppa beda banget, Humairah kalau di dekati sama Bang Hafiz aja bahkan di letakin di ketiaknya aja gapapa. Tapi kalau sama Oppa kaya ada maksud terselubung, jadi Humairah risih. Please, biarin Humairah sendirian.." jelas Humairah yang tak tahan lagi.

Jung hoo kesal dan langsung keluar dari dalam rumah. Ia kesal, kenapa Humairah sangat sulit di dekati. Hafiz mendekati adiknya dan duduk di samping Humairah.

"Kenapa kamu ngomong kaya gitu sama dia?" Tanya Hafiz.

Humairah menatap kakaknya, "risih.." lanjut Humairah yang langsung kembali mengerjakan tugasnya.

Hafiz menghela napas dengan pelan, "kamu kemana tadi? Kenapa pulang kuliah gak langsung balik? Kamu udah hapal tempat ini? Belum 'kan? Jadi jangan asal pergi ke sembarang tempat, belum tentu orang yang kamu temui selalu baik.." jelas Hafiz.

"Abang juga harus hati-hati, belum tentu orang yang Abang percaya saat ini adalah orang yang baik.." lanjut Humairah.

Hafiz mengerutkan dahinya, "maksud kamu Jung hoo itu ti--,"

"Bang, Humairah mau tidur, ngantuk banget soalnya. Ya udah Humairah pamit, dah Abang sayang.." lanjut Humairah yang langsung masuk ke dalam kamar sambil membawa laptop miliknya.

Hafiz hanya termenung melihat adiknya, "dia kenapa? Biasanya dia selalu memuji Jung hoo, tapi kenapa sekarang enggak ya?" Gumam Hafiz.

Disisi lain,

Jung hoo tengah duduk di tepi sungai Han, dengan wajah yang kesal. Ia masih mengingat ucapan Humairah tadi. Tiba-tiba saja ada seorang gadis datang dan duduk di samping pria tampan tersebut. Jung hoo langsung menatap kearah samping dan menatap gadis itu dengan tatapan datar.

"Pergi, saya mau sendiri.." ujar Jung hoo ketus.

"Gak, aku mau kamu tau bagaimana rasanya di tempelin sama orang lain dan pastinya dengan orang yang enggak kita suka. Suka dalam artian cinta," jawab Hana.

"Apa mau kamu? Kenapa kamu selalu mengganggu hidup ku?" Tegas Jung hoo.

"Dan kenapa kamu selalu mendekati, Humairah? Perempuan itu tau mana yang baik dan mana yang enggak. So, coba jangan tempelin Humairah lagi, kasihan dia. Hadeh, apalagi kamu bukan pria yang dia suka..." Jelas Hana dengan ekspresi santai.

Jung hoo mencengkram jaket yang dikenakan, Hana. "Pergi atau Lo gak bakal hidup tenang!" Tegas Jung hoo.

Hana tersenyum remeh, "aish, kasar ternyata. Gak level aku ini mah," jawab Hana yang langsung menepis tangan Jung hoo dengan kasar.

Gadis itu langsung pergi dan masuk ke dalam mobilnya. "Gadis brengsek!" Teriak Jung hoo yang sangat kesal.

***

Keesokan harinya,

Humairah pergi ke kampus lebih awal. Ia melihat Jay baru saja turun dari motor, saat akan menyusul Jay tangan Humairah di tarik oleh seseorang. Tarikan itu sangat lembut dan tentunya tidak menyakiti gadis cantik itu. Humairah menatap orang yang sudah menariknya.

"Hana, ada apa?" Tanya Humairah.

"Gapapa sih, cuma mau bareng kamu aja.." balas Hana sambil tersenyum.

Humairah menganggukkan kepalanya dan saat akan berjalan, ia terkejut melihat Jung hoo memukul wajah Jay. Humairah ingin memisahkan mereka, namun Hana menahan tangan Humairah.

"Tetap di sini, dengarkan apa yang mereka bicarakan.." ujar Hana sambilan menatap pertengkaran tersebut.

"Aku sudah muak sama kamu, Jay! Apa yang kamu berikan kepada Humairah sampai gadis itu sulit untuk aku dekati. Aku sudah mengaku sebagai KMH, tapi kenapa dia sangat sulit di dekati! Beritahu aku bagaimana cara agar dia bisa nyaman di dekat ku?!" Teriak Jung hoo sambil mencengkram baju Jay.

Jay hanya diam dan menatap sahabatnya. "Jangan hanya karena cinta persahabatan kita hancur, itu yang kamu ucapkan padaku. Tapi malah kamu yang menghancurkan persahabatan kita. Aku bersumpah tidak memberi apapun pada Humairah, aku juga tidak tahu bagaimana cara mendekatinya dan membuat dia nyaman..." Jelas Jay.

"Bohong! Ah, atau jangan-jangan kalian sudah tidur bersama. Jadi Humairah terus menempel denga--,"

Bugh!

"Jaga mulut kamu, Humairah bukan wanita murahan!" Amarah Jay yang sangat tidak suka mendengar ucapan Jung hoo.

Jung hoo tersungkur, dan menatap tajam Jay. "Kalau bukan itu kenapa dia nyaman di dekatmu? Kenapa di dekatku dia sangat risih? Kamu tidur sama dia 'kan? Berapa ronde kamu bermain di ranjang denga--,"

Plak!

Satu tamparan keras berhasil mengenai wajah Jung hoo, tampar itu bukan dari Jay melainkan dari Humairah sendiri. Sedari tadi gadis itu sudah menahan amarah, namun kali ini ia tidak bisa terima ucapan Jung hoo yang menuduhnya yang tidak pernah ia lakukan.

"Jaga mulut anda! Saya tidak pernah melakukan hal yang sudah anda ucapkan tadi. Anda seorang pria, apa pantas berbicara dan memfitnah wanita seperti itu. Ada sudah sangat keterlaluan!" Bentak Humairah yang sangat kesal pada Jung hoo.

Semua mahasiswa/i langsung berkumpul mengerumuni, Humairah, Hana, Jay dan Jung hoo. Hana memegang tangan Humairah agar amarah gadis mereda.

"Sekali lagi saya mendengar anda menuduh atau memfitnah saya. Ingat saya tidak akan segan-segan melaporkan ini kepada pihak yang berwajib dengan tuduhan pencemaran nama baik saya!" Tegas Humairah yang sangat murka.

Hafiz mendekati adiknya dan menatap Humairah. Pria itu mendengar semua yang terjadi, dia marah pada Jung hoo. "Satu lagi, dia juga sudah memfitnah Jay. Dia membayar orang lain, agar mengaku sebagai wanita yang ditiduri oleh Jay. Hadeh, miris sekali, rela melakukan apapun demi cinta. But, not getting any results.." ujar Min Jae adik dari Jay.

Jay terkejut melihat adiknya berada di kampusnya. "Tuh, dia pria yang aku maksud. Dia yang bayar Jay," lanjut Min Jae melihat Humairah.

Gadis itu semakin kecewa pada Jung hoo, Humairah langsung pergi dari kampus dan Hana langsung mengejar gadis tersebut. Jay akan mengejar gadis itu, namun ditahan oleh Hafiz.

"Biarkan saja dia, kita urus pria ini dulu.." jelas Hafiz.