webnovel

Want You to Be Mine.

Humairah Az-Zahra, gadis yang masih duduk di bangku SMA. Ia memiliki cita-cita ingin melanjutkan sekolah di Luar Negeri. Keinginan gadis itu bukan untuk menimba ilmu, melainkan mencari jodoh di Negeri orang. Kedua orang tuanya berjanji akan mengikuti kemauan gadis itu dengan syarat, Humairah harus mendapatkan nilai yang bagus saat ujian Nasional. "Janji ya, Bunda. Kalau Humairah dapet nilai bagus, Humairah mau lanjut sekolah ke Luar Negeri.." "Janji, emangnya kamu mau kemana?" "Pastinya Korea Selatan lah, Bunda. Biar bisa ketemu Oppa-Oppa ganteng. Siapa tau Bunda dapat mantu orang sana, ya 'kan?" "Bunda kurbanin juga kamu lama-lama," *** "Jalan pakai mata!" "Yaelah, sant--, maaf pangeran.." Pria yang tanpa sengaja ditabrak oleh Humairah, langsung berjalan menjauhi gadis tersebut. Humairah pastikan mulai saat itu juga, ia akan berusaha mendapatkan hati pria tersebut. Karena pria itu sudah membuat dirinya jatuh cinta untuk pertama kalinya. "Aa ganteng, tunggu Aira.." Akankah Humairah dan pria itu bertemu kembali? Apakah Humairah bisa memiliki pria tersebut? Tunggu kisah selanjutnya.

AQUELLA_0803 · Urbain
Pas assez d’évaluations
313 Chs

APLIKASI CARI JODOH.

Sepulang sekolah Humairah duduk di halte bus, menunggu bus datang. Gadis itu tanpa sengaja melihat sepasang kekasih yang tengah di Landa api asmara. Mereka saling menggenggam tangan dan sang gadis tengah menyandarkan kepalanya di bahu sang pria. Humairah yang melihatnya sedikit iri dan kesal.

"Aish, aku juga pengen kaya gitu. Gimana sih caranya? Orang kok pada gampang banget ya cari pacar, lah Humairah kok susah minta ampun. Hadeh, Humairah harus cari jodoh ini. Hm apa ya nama aplikasi buat cari jodoh, siapa tau Humairah dapat jodoh di aplikasi itu.." gumam Humairah.

Bus datang, Humairah langsung masuk ke dalam bus dan gadis itu langsung duduk di bangku paling belakang. Ia mengeluarkan ponsel dan mencari aplikasi pencarian jodoh di Internet. "Apa ya nama aplikasi nya? Banyak banget," ujar Humairah.

Gadis itu langsung terlihat sangat girang saat sudah menemukan aplikasi yang tepat. "Oke, ini aja!" Teriak Humairah tanpa sadar.

Tatapan para penumpang bus menatap ke arah Humairah. Para pria dan ibu-ibu terkekeh melihat betapa gemasnya saat tengah kegirangan, berbeda dengan gadis yang seusia Humairah, mereka merasa jengah melihat sikap Humairah tersebut. Humairah yang menyadari tatapan tersebut langsung tersenyum malu, gadis itu langsung menatap kearah luar jendela bus, untuk menghilangkan rasa malu dan canggung nya terhadap penumpang bus yang sama dengannya. Bus berhenti tepat di halte yang tidak jauh dari rumah , Humairah.

Gadis itu langsung berlari keluar dari dalam bus dengan wajah yang sudah memerah. Ia langsung berlari kearah rumah kedua orang tuanya.

"Assalamualaikum, Humairah pulang!" Ucap Humairah yang langsung masuk ke dalam kamar.

Kedua orang tua Humairah terkejut melihat anaknya yang terlihat terburu-buru. "Ayah anak kita kenapa? Kok buru-buru gitu sih?" Tanya Nyonya Aisyah pada sang suami.

"Ayah mana tau Bunda, mungkin anak kita dikejar orang gila kali ya.." balas Tuan Fauzan.

Nyonya Aisyah menghela napas dengan pelan, "mana ada Ayah. Ngaco terus kalau ngomong. Sana masuk kamar, Bunda mau angkat jemuran dulu.." ujar Nyonya Aisyah.

Tuan Fauzan mengganggukkan kepalanya dan langsung berjalan masuk ke dalam kamar. Nyonya Aisyah berjalan keluar untuk mengangkat jemuran. Di dalam kamar, Humairah langsung berbaring di atas kasur. Gadis itu langsung menatap ponselnya kembali dan mendaftar untuk login ke aplikasi pencarian jodoh.

"Oke, udah masuk. Haduh please semoga dapet cowok ganteng.." ujar Humairah.

Aplikasi itu mulai mencari seseorang yang bisa chatting bersama, Humairah. Sepuluh menit berlalu, belum juga ada yang mau melakukan chatting pribadi pada Humairah. "Ah, gak seru. Masa gak ada yang mau sih, mungkin karena aku jelek kali ya. Hadeh, nasib. Udah deh nye--,"

Ting!

Tiba-tiba saja notifikasi masuk dan Humairah langsung kegirangan. Gadis itu membuka pesan dari seorang pria dan itu hanya bertulisan satu huruf, itu pun huruf Hangul Korea. Humairah menghela napas dengan pelan.

"Etdah, apaan ini? Apaan nih bacaannya? Elah, sekali dapetin orang planet hadeh nasib. Dah nasib," ujar Humairah.

Gadis itu membuka profil aplikasi dan itu ternyata pemandangan yang sangat indah. Suasana pantai di saat senja, dan nama seseorang itu hanya bertulisan huruf 'KMH'. Humairah langsung meletakkan ponsel miliknya setelah membalas dengan bahasa Inggris. Gadis itu langsung masuk ke dalam kamar mandi karena ia harus membersihkan dirinya.

"KMH, siapa dah itu? Masa sih namanya KMH, pasti itu hanya inisialnya. Aduh kepo banget deh jadinya.." gumam Humairah masuk ke dalam kamar mandi yang ada di dalam kamarnya.

Saat gadis itu asik mandi, dan notifikasi kembali berbunyi. Itu adalah balas dari 'KMH' namun ponsel gadis itupun tiba-tiba saja mati karena kehabisan daya.

***

Malam hari,

Hafiz menelepon kedua orang tuanya, sedangkan Humairah hanya diam sambil menatap media sosial miliknya. Di akun media sosial milik gadis itu, banyak orang-orang yang mengikutinya. Setiap Humairah memasukkan foto, hanya dalam hitungan beberapa detik saja sudah banyak yang memberi hati dan komentar pada postingan tersebut. Humairah menghela napas dengan pelan.

"Percuma banyak followers, kalau aku masih kesepian seperti ini.." gumam Humairah.

Di ruang keluarga.

'Bunda, Humairah jadi mau ke Korea?'

"Katanya sih iya, kalau adik kamu bener ke sana. Jagain ya, kamu tau 'kan adik kamu cewek. Harus di jaga, Bunda takut dia kenapa-napa.." balas Nyonya Aisyah.

'Aman, Bunda. Dua bulan lagi kelulusan 'kan?'

"Iya, dua bulan lagi. Hadeh, masa iya Bunda harus ditinggal dua anak bunda..." Lanjut Nyonya Aisyah.

'Gapapa bunda, di sini ada Abang. Jadi bunda jangan takut, terus Humairah tinggal di sini biar dia bisa berinteraksi dengan orang-orang di negara lain. Melatih keberanian dan melatih kedewasaannya..'

"Bener, Bunda. Jangan larang anak kita yang ingin mencapai cita-cita nya.." sahut Tuan Fauzan.

"Anak kita yang satu itu beda, Ayah. Cita-citanya masa mau cari cowok ganteng yang mata sipit. Aneh tau," lanjut Nyonya Aisyah.

"Paling dia cuma becanda, Bunda.." ujar Tuan Fauzan yang membela sang putri.

Nyonya Humairah menghela napas, "kita lihat nilai anak kita. Kalau bagus baru Bunda izinkan ke abangnya. Kalau enggak, ya harus stay di sini sama kita.." lanjut Nyonya Aisyah.

'Bunda dan ayah buat perjanjian? Apa Humairah mau menyanggupi nya?'

"Katanya sih iya, tapi liat aja besok. Kalau nilainya bagus, baru Bunda izinkan dia ke kamu. Kalau enggak ya di sini aja bareng Bunda dan ayah, biar gak sepi.." jelas Nyonya Aisyah.

'Abang gak yakin, Bunda. Tapi kita lihat saja, siapa tau ada mukjizat dan dia dapat nilai tinggi..'

"Jangan doakan gitu loh bang, bunda gak mau dia ke sa--,"

"Bunda, janji loh. Jangan ingkar, nanti anak kita ngambek.." tegur Tuan Fauzan.

Nyonya Aisyah hanya bisa menghela napas dengan pelan, "iya, Ayah. Maaf," balas Nyonya Aisyah.

Hafiz yang berada di seberang sana hanya bisa terkekeh melihat kedua orang tuanya. Mereka kembali melepas rindu satu sama lain, sedangkan Humairah terus saja menatap ke arah layar ponselnya.

"KMH siapa sih? Mau video call nanti dibilang lancang. Bales aja deh pesannya.." ujar Humairah.

Setelah membalas pesan, gadis itu langsung menatap langit-langit kamar. "Apa aku bisa dapet nilai tinggi? Hadeh, aku kalau pelajaran bego nya kagak ketulungan. Bismillah aja deh demi cogan, eh demi cita-cita di masa depan. Humairah jangan cogan terus, belajar biar pinter kaya Abang.." gumam Humairah sambil terkekeh.

Gadis cantik tersebut langsung berjalan kearah meja belajar dan langsung membuka buku pelajarannya. Ia harus bisa mendapatkan nilai tinggi agar bisa menyusul sang kakak yang ada di Negeri ginseng Korea Selatan.

"Semangat Humairah, kamu pasti bisa. Fighting! Kata oppa Korea, ehehehe.." lanjut Humairah dengan semangat. Gadis itu mengeluarkan foto salah satu idol Korea dan foto itu adalah foto yang menjadikan dirinya untuk berhalu dengan lancar.