Hari itu Mahendra sedikit gelisah dan tidak fokus bekerja. Perkataan Andini tentang kehamilannya membuat pikirannya bercabang.
"Ada yang sedang kau pikirkan, kakak ipar?"
Mahendra menoleh ke arah pintu. Tampak Yogi sedang berjalan ke arahnya sambil tersenyum.
"Hah,bos besar rupanya yang datang."
"Bos besar matamu. Aku ke sini ingin meminta bantuanmu untuk membujuk adik kesayanganmu. Gara-gara mantan tak berakhlak dia mendadak meminta cerai padaku," kata Yogi.
Mahendra mengerutkan dahinya, ia tahu jika sang adik baru saja mengalami keguguran. Tapi, dia bisa apa? Ayahnya masih berada di Penang untuk menemani Gadis dan Karina. Sementara perusahaan sang ayah mau tak mau harus ia yang menghandel sementara waktu. Dan Melinda? Ah, ibunya itu mana bisa diandalkan untuk masalah seperti ini.
"Mantan kekasihmu si Kezia itu?" tanya Mahendra.
Soutenez vos auteurs et traducteurs préférés dans webnovel.com