webnovel

aku lelah

"Bruuukkk..." Tubuhnya langsung ia jatuhkan di sofa yang ada di ruang tamu. Ia pejamkan mata dengan cepat. Hingga ia tidak bisa melihat jelas. Jika ada laki-laki sepantaran dengannya. Berada tidak jauh dari tempatnya berbaring.

Perlahan ia hampiri wanita yang baru saja pulang itu. Dengan tatapan lembut ia berusaha tetap tenang. Kursi roda yang ia kenakan sudah cukup usang. Bahkan rodanya sudah berkarat.

"Dek, kok kamu baru pulang?" Ujarnya dengan suara parau. Wanita itu hanya diam. Tanpa merespon pertanyaan yang laki-laki itu lontarkan.

"Semalam tidur dimana? Mas nunggu sampai ketiduran. Emang kerjaan lagi banyak, ya?"

Mereka menikah sudah hampir lima tahun. Tanpa dikaruniai seorang anak. Dan karena kecelakaan setahun pernikahan mereka. Semua berubah. Wanita itu sudah menjadi tulang punggung keluarga. Dan suaminya yang tidak bisa berjalan hanya bisa diam. Meski terkadang saat amarah istrinya meledak-ledak.

Ia merasa gagal menjadi seorang suami. Tidak bisa menafkahi istrinya dan hanya menjadi beban. Hari-hari berlalu begitu saja. Yang awalnya istrinya bisa menerima keadaan. Kini dia sudah berbeda. Jarang sekali istrinya pulang bahkan uang kebutuhan sehari-hari sudah tidak ada lagi.

Untung saja orangtuanya masih sering datang dan memberi uang untuk kebutuhan dia di rumah.

"Kamu udah makan dek? Mau mas pesenin di warung biasanya?"

"Nggak usah," langsung bangkit dari sofa. Dan berjalan menuju kamar mandi.

Wajah sedih suaminya terlihat jelas. Tapi dia hanya bisa diam. Tanpa mengungkapkannya. Dia tahu jika semua yang istrinya alamani sekarang adalah kesalahannya.

"Braakkk..." Suara pintu kamar mandi yang dibanting cukup keras. Tidak ada hal baik yang terjadi jika wanita itu pulang kerumah. Amarahnya selalu saja naik.

"Aduh, kenapa ini berantakan sekali," wajahnya merah padam dengan nada cukup tinggi. Bahkan suaranya sampai terdengar di teras rumah.

"Kenapa dek?" Langsung mengarahkan kursi rodanya kearah kamar.

"Lihat ini, kamu ini gimana sih. Aku udah capek kerja. Kamu udah enak dirumah malah baju aja nggak mau ngurus. Apa susahnya sih tinggal beres-beres rumah aja. Sampai semua nggak keurus," teriakannya membuat suaminya hanya diam.

"Aku itu capek mau istirahat, huh..." Nada geram terdengar semakin memekik.

"Maaf, dek. Tadi aku udah mau beresin. Tapi belum sempet."

"Keluar," bentakannya membuat suaminya terkejut. Dan langsung keluar dari kamar.

Air matanya jatuh, satu persatu. Perasaannya tidak lagi bisa di gambarkan. Dia hanya bisa diam dan berusaha untuk tetap tenang. Entah ini kesalahan dia tau memang istri sudah tidak lagi memiliki rasa kepadanya.